Perhitungan pasak Pemilihan baut Penggambaran desain

Tabel 3.4 Nilai penentuan untuk memulai perhitungan dimensi poros Lambang Nilai Keterangan f c 1,5 Daya transmisi normal N 150 rpm P 118 W σ b 53 kgmm 2 Material S35C-D S f1 6 Material golongan S-C S f2 3 K t 2,5 Tumbukan bertipe besar C b 1,6 Pembebanan lentur diperkirakan ada Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program kalkulator yang sama. Perhitungan secara manual dilampirkan pada Lampiran 7 untuk kelengkapan skripsi ini. Hasil perhitungan adalah sebagai berikut : Tabel 3.5 Data hasil perhitungan dimensi poros Daya transmisi P d 0,177 kW Momen puntir M p 1149,32 kgmm Tegangan geser izin τ a 2,94 kgmm 2 Diameter poros D p 19,97 mm Berdasarkan perhitungan diatas, diameter poros bernilai 19,97 mm. Untuk kemudahan pembuatan, diameter poros ditetapkan menjadi 20 mm. Kedalaman lubang poros ditetapkan setinggi bagian boss dengan nilai 80 mm.

3.2.3 Perhitungan pasak

Saat beroperasi, runner propeller dan poros dapat saling bergeser kedudukannya menurut arah perputaran sehingga mengurangi transmisi momen puntir torque. Untuk mencegah hal ini, digunakan pasak key. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.2 Lokasi pasak benam segi empat persegi empat pada poros lingkaran Pada penelitian ini, dipilih pasak dengan tipe benam segi empat square sunk key. Alasan dipilihnya tipe pasak ini adalah karena pasak ini umum digunakan dan mudah dibuat. Perhitungan dimensi pasak ini menggunakan rumus berikut : w = t = …………………………………………………... . 3-16 Keterangan : d p bernilai 20 mm Perhitungan dimensi pasak tersebut adalah sebagai berikut : w = t = , = , ≈ mm Pada kedua ujung pasak direncanakan bentuk setengah lingkaran yang berjari – jari 2,5 mm. Panjang pasak ditetapkan 52 mm. Jalur pasak untuk lubang poros runner propeller direncanakan dengan ukuran sebagai berikut : a. Lebar : 5 mm b. Kedalaman : 2,5 mm c. Panjang : 80 mm Lubang penempatan pasak pada poros direncanakan dengan dengan ukuran : a. Kedalaman : 2,5 mm Universitas Sumatera Utara b. Panjang : 52 mm dengan kedua ujung setengah lingkarannya yang berjari – jari 2,5 mm c. Lebar : 5 mm

3.2.4 Pemilihan baut

Baut yang akan digunakan memiliki diameter 7 mm dengan tebal ulir 1 mm.

3.2.5 Penggambaran desain

Desain yang digambar terdiri atas : gambar desain poros, gambar desain runner propeller dan gambar desain baut. Gambar desain pasak dimasukkan ke dalam gambar desain poros dan gambar desain runner propeller. Penggambaran desain runner propeller dimulai dengan penggambaran segitiga kecepatan Kaplan propeller. Melalui gambar segitiga kecepatan ini bentuk runner propeller selanjutnya dikembangkan. Desain runner propeller dan poros tersebut terlampir di Lampiran 3 buku skripsi ini. Gambar 3.3 Segitiga kecepatan Kaplan propeller Penggambaran desain dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Satuan : mm b. Skala : 1:1 c. Ukuran kertas : A0 Universitas Sumatera Utara

3.3 Penentuan bahan baku

Dokumen yang terkait

Desain Dan Pengecoran Runner Propeller Berbahan Kuningan (60% Cu / 40% Zn) Untuk Turbin Air Berdaya 118 W Dan Debit 12 L/S Dengan Cetakan Pasir

7 75 163

Teknik Pengecoran Logam Perancangan Pola Worm Screw Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir Untuk Pabrik Kelapa Sawit

5 109 114

Teknik Pengecoran Logam Perancangan Dan Pembuatan Worm Screw Untuk Pabrik Kelapa Sawit Dengan Kapasitas Olahan 10 Ton Tbs/Jam Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir

2 73 113

Perancangan Dan Pembuatan Poros Turbin Air Francis Yang Berdaya 950 Kw Dan Putaran 300 Rpm Dengan Proses Pengecoran Logam

1 47 91

Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir

10 50 108

Perancangan Dan Pembuatan Rumah Pompa Sentrifugal Dengan Kapasitas 20 M3/ Jam Air Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir

11 87 124

Perancangan Pembuatan Batang Torak Untuk Truck Dengan Daya 120 PS Dan Putaran Maksimum 2.850 RPM Dengan Pengecoran Logam Menggunakan Cetakan Pasir

10 97 78

BAB III METODOLOGI 3.1 Umum - Desain Dan Pengecoran Runner Propeller Berbahan Kuningan (60% Cu / 40% Zn) Untuk Turbin Air Berdaya 118 W Dan Debit 12 L/S Dengan Cetakan Pasir

0 0 58

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Desain Dan Pengecoran Runner Propeller Berbahan Kuningan (60% Cu / 40% Zn) Untuk Turbin Air Berdaya 118 W Dan Debit 12 L/S Dengan Cetakan Pasir

0 0 50

DESAIN DAN PENGECORAN RUNNER PROPELLER BERBAHAN KUNINGAN (60 Cu 40 Zn) UNTUK TURBIN AIR BERDAYA 118 W DAN DEBIT 12 LS DENGAN CETAKAN PASIR

0 2 26