Pengertian proses pemesinan TINJAUAN PUSTAKA

g. Pembengkakan Cacat ini disebabkan oleh perubahan bentuk cetakan akibat tekanan logam cair yang melebihi kekuatan rekat bahan cetakan. Cara pencegahan : komposisi bahan perekat dan pasir cetak harus memadai, selain itu penuangan harus dilakukan setelah cetakan benar – benar kering

2.5 Pengertian proses pemesinan

Proses pemesinan merupakan proses produksi yang menggunakan pahat tool yang digerakkan mesin untuk melakukan pemotongan terhadap benda kerja. Melalui gesekan antara pahat dan benda kerja tercipta deformasi pada benda kerja. Deformasi ini terus berlanjut hingga diakhiri dengan lepasnya material yang terdeformasi dari benda kerja, yang dinamakan dengan geram. Dalam proses pengecoran logam, pemesinan dipergunakan sebagai pengerjaan lanjutan dan finishing. Dalam proses pemesinan, terdapat elemen – elemen berikut : a. Kecepatan pemotongan b. Pemakanan c. Waktu pemotongan d. Kedalaman pemotongan e. Kecepatan penghasilan geram material terpotong Pahat yang digunakan dalam proses pemesinan terbagi atas 2 jenis menurut jumlah mata potongnya, yaitu pahat bermata potong tunggal single point cutting tool dan pahat bermata potong jamak multiple points cutting tool. Proses pemesinan yang menggunakan pahat bermata potong tunggal ialah membubut turning dan menyekrap shaping, sementara yang menggunakan pahat bermata potong jamak ialah menggurdi drilling, mengefreis milling dan memarut sawing. Universitas Sumatera Utara Berikut ini adalah beberapa contoh proses pemesinan yang dapat dijumpai didalam Laboratorium Teknologi Mekanik Jurusan Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara : a. Proses bubut turning Proses membubut dikenal sebagai proses pemesinan yang tertua. Proses ini dilakukan dengan menggunakan mesin bubut lathe yang memiliki poros berputar spindle dan dudukan pahat. Benda kerja yang hendak dipotong dipasangkan pada poros berputar tersebut dan kemudian dikerjakan dalam keadaan sedang berputar. Tujuan diputarnya benda kerja tersebut adalah agar tercipta gaya torsi. Gaya torsi inilah yang menyebabkan pemotongan terhadap benda kerja saat mata potong pahat menyentuh permukaan benda kerja tersebut. Karena prinsip kerjanya tersebut, proses membubut cocok dipakai untuk membuat benda – benda menyerupai silinder dan ulir Gambar 2.34 Mesin bubut lathe b. Skrap Pada proses menyekrap, pemotongan dilakukan oleh pahat yang bergerak maju mundur terhadap benda kerja. Pemotongan terjadi saat mata pahat menggesek benda kerja. Proses ini digunakan untuk membuat bidang – bidang lurus pada benda kerja Universitas Sumatera Utara Gambar 2.35 Mesin skrap c. Gurdi Proses menggurdi ialah proses pemesinan yang menggunakan pahat dalam proses ini sering disebut dengan nama bor bernama bit yang memiliki 2 mata potong, dengan demikian pahat gurdi termasuk pahat bermata potong jamak. Pada proses gurdi, pahat melalukan pemotongan melalui gerakan rotasi terhadap permukaan benda kerja. Kombinasi putaran pahat dan penekanan terhadap benda kerja menyebabkan terjadinya pemotongan Gambar 2.36 Mesin gurdi Proses menggurdi digunakan untuk membuat lubang pada benda kerja. Berbeda dengan membubut dan menyekrap, pemotongan dilakukan hanya pada satu titik. Pahat gurdi memiliki ulir berbentuk heliks pada badannya menurut panjang tertentu yang berguna untuk mengalirkan geram yang dihasilkan keluar lubang pemotongan saat kedua mata potong bergerak rotasi untuk memotong benda kerja. Mesin gurdi adalah peralatan Universitas Sumatera Utara pemesinan yang paling sering dijumpai dalam peralatan rumah tangga, yakni berupa mesin bor tangan d. Freis milling Gambar 2.37 Proses freis muka atau tegak [22] Sama halnya dengan proses gurdi, pahat freis juga termasuk bermata potong jamak. Selama pemotongan, dapat ditentukan bahwa pahat yang bergerak kearah benda kerja dan dapat juga sebaliknya. Namun, yang berbeda dengan proses gurdi ialah pahat freis dapat memiliki lebih dari 2 mata potong dan dapat dikonfigurasi mendatar ataupun tegak terhadap permukaan benda kerja. Seperti yang sudah disebutkan diatas, proses fresi terdiri atas freis datar dan freis tegak : i. Freis tegak muka Pada freis tegak titik sumbu pahat tegak lurus terhadap lebar permukaan benda kerja yang dipotong ii. Freis datar Titik sumbu pahat pararel dengan lebar permukaan benda kerja yang dipotong. Terdapat 2 jenis pahat freis datar, yakni selubung dan tidak selubung. Pahat selubung berbentuk silinder dengan mata potong berupa ulir tajam, sehingga cocok untuk meratakan sebuah plat. Sementara pahat tidak selubung, yang difungsikan sebagai pemotong, dapat disaksikan pada Gambar 2.38 di bawah Universitas Sumatera Utara Gambar 2.38 Mesin freis datar yang sama dilihat dari sisi yang berbeda e. Gerinda Proses gerinda menggunakan putaran batu abrasif untuk memotong benda kerja. Batu abrasif tersebut memiliki butiran – butiran kasar disekelilingnya yang berperan sebagai mata potong. Oleh karena itu, batu gerinda dapat disebut sebagai pahat bermata potong majemuk. Proses ini secara umum dipakai untuk menciptakan permukaan - permukaan datar pada benda kerja, misalnya untuk membuat pahat bubut Gambar 2.39 Mesin gerinda meja kiri dan mesin gerinda tangan kanan

2.6 Pengertian uji material

Dokumen yang terkait

Desain Dan Pengecoran Runner Propeller Berbahan Kuningan (60% Cu / 40% Zn) Untuk Turbin Air Berdaya 118 W Dan Debit 12 L/S Dengan Cetakan Pasir

7 75 163

Teknik Pengecoran Logam Perancangan Pola Worm Screw Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir Untuk Pabrik Kelapa Sawit

5 109 114

Teknik Pengecoran Logam Perancangan Dan Pembuatan Worm Screw Untuk Pabrik Kelapa Sawit Dengan Kapasitas Olahan 10 Ton Tbs/Jam Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir

2 73 113

Perancangan Dan Pembuatan Poros Turbin Air Francis Yang Berdaya 950 Kw Dan Putaran 300 Rpm Dengan Proses Pengecoran Logam

1 47 91

Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir

10 50 108

Perancangan Dan Pembuatan Rumah Pompa Sentrifugal Dengan Kapasitas 20 M3/ Jam Air Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir

11 87 124

Perancangan Pembuatan Batang Torak Untuk Truck Dengan Daya 120 PS Dan Putaran Maksimum 2.850 RPM Dengan Pengecoran Logam Menggunakan Cetakan Pasir

10 97 78

BAB III METODOLOGI 3.1 Umum - Desain Dan Pengecoran Runner Propeller Berbahan Kuningan (60% Cu / 40% Zn) Untuk Turbin Air Berdaya 118 W Dan Debit 12 L/S Dengan Cetakan Pasir

0 0 58

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Desain Dan Pengecoran Runner Propeller Berbahan Kuningan (60% Cu / 40% Zn) Untuk Turbin Air Berdaya 118 W Dan Debit 12 L/S Dengan Cetakan Pasir

0 0 50

DESAIN DAN PENGECORAN RUNNER PROPELLER BERBAHAN KUNINGAN (60 Cu 40 Zn) UNTUK TURBIN AIR BERDAYA 118 W DAN DEBIT 12 LS DENGAN CETAKAN PASIR

0 2 26