Cetakan mold Pengertian pengecoran logam

Paduan aluminium silikon memiliki aplikasi yang luas dalam industri. Salah satu produk aluminium silikon ialah kemasan kaleng untuk makanan sehingga kebutuhan akan paduan ini cukup tinggi. Aluminium merupakan logam yang memiliki sifat mekanis dan mampu cor yang buruk, sehingga perlu diperbaiki dengan penambahan paduan seperti silikon, magnesium, tembaga dan lain – lain. Secara umum, aluminium paduan memiliki sifat penghantar panas yang baik serta beratnya yang ringan. Paduan ringan digunakan untuk membuat komponen – komponen berikut : i. Bagian pesawat terbang : propeller, sayap, body, ekor ii. Perkakas rumah tangga : piring, gelas, sendok iii. Bagian kapal : propeller e. Paduan lain Contoh – contoh paduan ini ialah monel yang merupakan paduan nikel dan tembaga, serta hasteloy yang mengandung molibdenum, khrom dan silikon. Selain keduanya, terdapat juga paduan timah, tembaga dan stibium.

2.4.5 Cetakan mold

Cetakan adalah komponen pengecoran logam yang berfungsi sebagai pemberi bentuk produk pada logam cair. Berkat kemampuan mengalirnya, logam cair yang memasuki cetakan akan menyebar memenuhi rongga cetakan mold cavity yang memiliki bentuk produk. Proses pembekuan menyebabkan logam cair mengeras sehingga bentuknya didalam rongga cetakan dapat dipertahankan. Cetakan untuk pengecoran logam biasanya terdiri dari 2 bagian yang disebut cope dan drag. Kedua bagian ini masing – masing memiliki sebagian dari bentuk rongga cetakan, dan keduanya harus disatukan saat penuangan berlangsung dan dibiarkan demikian hingga logam cair membeku dan menjadi produk. Setelah logam cair membeku, keduanya dipisahkan untuk mengeluarkan produk. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa cetakan dibuat demikian untuk mempermudah pengeluaran produk yang telah dicor. Universitas Sumatera Utara Selain elemen – elemen diatas, sebuah cetakan juga memiliki saluran – saluran untuk mengalirkan logam cair ke dalam rongga cetakan. Berikut ini adalah beberapa elemen yang dapat dimiliki oleh sebuah cetakan : a. Pouring cup : lubang tempat memasukkan logam cair b. Riser : tempat penampungan logam cair, digunakan untuk memastikan bahwa seluruh mold cavity terisi logam cair c. Mold Cavity : rongga cetakan berbentuk pola produk d. Cope : bagian atas cetakan e. Core : bagian pembentuk rongga produk f. Flask : pembungkus cetakan g. Drag : bagian alas cetakan h. Gating system : saluran masuk menuju mold cavity i. Runner : saluran menuju riser dan mold cavity j. Downsprue : saluran turun menuju runner Gambar 2.15 Bagian – bagian cetakan Berdasarkan ketahanan cetakannya, pengecoran logam dibedakan menjadi 2 jenis, yakni : Universitas Sumatera Utara a. Cetakan permanen Cetakan ini tidak mudah rusak karena terbuat dari bahan – bahan yang keras seperti logam, namun bahan tersebut harus memiliki titik lebur yang lebih tinggi dibanding titik lebur logam cair yang akan memasukinya agar tidak ikut melebur bersama logam cair tersebut. Pembuatan cetakan permanen umunya dilakukan dengan proses pemesinan. Material logam yang umum dicor dengan cetakan ini ialah campuran aluminium, magnesium dan tembaga. Contoh – contoh proses pengecoran dengan cetakan permanen ialah die casting, centrifugal casting, semi-solid metal casting dan continuous casting. Kelebihan cetakan permanen secara umum adalah sebagai berikut : i. Karena ketahanannya, mampu digunakan berulang – ulang ii. Permukaan produk halus dan keakurasiannya relatif tinggi iii. Cocok untuk produksi massal karena cetakan dapat dipakai berulang iv. Waktu produksi untuk sebuah produk relatif singkat Gambar 2.16 Sebuah cetakan permanen untuk produk aluminium Kelemahan cetakan tidak permanen secara adalah sebagai berikut : i. Tidak ekonomis untuk dipakai pada produksi yang berjumlah sedikit karena pembuatan cetakannya memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit ii. Logam cair yang dapat digunakan dibatasi oleh titik lebur bahan cetakan, misalnya baja tuang tidak dapat dicor dengan cetakan yang terbuat dari besi tuang iii. Jika terjadi kerusakan, perbaikan memerlukan waktu yang lama Universitas Sumatera Utara b. Cetakan tidak permanen Cetakan tidak permanen dibuat dari bahan – bahan lunak seperti pasir, plastik dan lilin yang dicampur dengan bahan perekat sehingga mampu mempertahankan bentuknya. Cetakan ini harus dirusak untuk mengambil produk yang telah dicor sehingga tidak bisa digunakan berulang – ulang. Cetakan tidak permanen dibentuk dengan menggunakan pola pattern yang dibentuk dengan proses pemesinan dan proses lainnya. Contoh proses pengecoran dengan cetakan tidak permanen ialah sand casting cetakan berbahan pasir, plaster mold casting cetakan berbahan plaster, investment casting dan shell molding. Kelebihan cetakan tidak permanen secara umum ialah : i. Kerusakan dapat diperbaiki dalam waktu relatif singkat ii. Tergolong ekonomis untuk produksi yang sedikit iii. Pembuatan memerlukan waktu yang singkat dan pengerjaan yang tidak sesulit pemesinan Kelemahan cetakan tidak permanen secara umum ialah : i. Tidak cocok untuk produksi massal karena cetakan tersebut hancur saat produk yang selesai dicor diambil sehingga harus dibuat kembali ii. Karena mudah rusak, penempatan dan pemindahan harus dilakukan hati - hati iii. Hanya mampu membuat 1 buah produk

2.4.6 Sand casting

Dokumen yang terkait

Desain Dan Pengecoran Runner Propeller Berbahan Kuningan (60% Cu / 40% Zn) Untuk Turbin Air Berdaya 118 W Dan Debit 12 L/S Dengan Cetakan Pasir

7 75 163

Teknik Pengecoran Logam Perancangan Pola Worm Screw Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir Untuk Pabrik Kelapa Sawit

5 109 114

Teknik Pengecoran Logam Perancangan Dan Pembuatan Worm Screw Untuk Pabrik Kelapa Sawit Dengan Kapasitas Olahan 10 Ton Tbs/Jam Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir

2 73 113

Perancangan Dan Pembuatan Poros Turbin Air Francis Yang Berdaya 950 Kw Dan Putaran 300 Rpm Dengan Proses Pengecoran Logam

1 47 91

Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir

10 50 108

Perancangan Dan Pembuatan Rumah Pompa Sentrifugal Dengan Kapasitas 20 M3/ Jam Air Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir

11 87 124

Perancangan Pembuatan Batang Torak Untuk Truck Dengan Daya 120 PS Dan Putaran Maksimum 2.850 RPM Dengan Pengecoran Logam Menggunakan Cetakan Pasir

10 97 78

BAB III METODOLOGI 3.1 Umum - Desain Dan Pengecoran Runner Propeller Berbahan Kuningan (60% Cu / 40% Zn) Untuk Turbin Air Berdaya 118 W Dan Debit 12 L/S Dengan Cetakan Pasir

0 0 58

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Desain Dan Pengecoran Runner Propeller Berbahan Kuningan (60% Cu / 40% Zn) Untuk Turbin Air Berdaya 118 W Dan Debit 12 L/S Dengan Cetakan Pasir

0 0 50

DESAIN DAN PENGECORAN RUNNER PROPELLER BERBAHAN KUNINGAN (60 Cu 40 Zn) UNTUK TURBIN AIR BERDAYA 118 W DAN DEBIT 12 LS DENGAN CETAKAN PASIR

0 2 26