Strategi marketing mix-rahn UMK (usaha mikro kecil) pada pegadaian syariah cabang Cinere

(1)

STRATEGI

MARKETING MIX AR-RAHN

UMK (USAHA MIKRO

KECIL) PADA PEGADAIAN SYARIAH CABANG CINERE

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE,Sy)

Oleh : Rosadiaman Nim : 206046103875

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

sementara semua orang di sekelilingmu tersenyum.

Angankan apa yang engkau ingin anagnkan; pergilah

kemana engkau ingin pergi; jadilah seperti yang

engkau kehendaki, sebab hidup hanya satu kali dan

engkau hanya memiliki satu kesempatan untuk

melakukan segala hal yang engkau ingin lakukan.

M ereka yang paling berbahagia tidaklah

harus memiliki yang terbaik dari segala

sesuatu; mereka hanya mengoptimalkan segala

sesuatu yang datang dalam perjalanan hidup

mereka. M asa depan yang paling gemilang akan

selalu dapat diraih dengan melupakan masalalu

yang kelabu; engkau tidak akan dapat maju dalam

hidup hingga engkau melepaskan segala kegagalan dan sakit hatimu.

J adilah hidupmu sedemikian rupa, sehimgga pada

akhirnya engkaulah satu-satunya yang tersenyum, sementara semua

orang di sekelilingmu menangis.


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

 Nama : Rosadiaman

 Nim : 206046103875

 Konsentrasi : Perbankan Syariah  Program Studi : Muamalat

 Tempat/tgl lahir : Ciamis, 24 September 1984

 Umur : 26 Tahun

 Pendidikan Terakhir: S1 Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta  Alamat : Jl. Dr Setia Budi No : 1 RT/RW 02/02 Pamulang Timur

Tangsel Banten 15417  Mobile : (021) 91076558  Rumah : (021) 7492864

Pendidikan

 1991-1997 SDN Pamulang Tengah, Tangsel

 1997-2000 SMP Muhammaddiyah 44 Pamulang Timur, Tangsel  2001-2005 PM Al-Barokah Nganjuk, Jawa Timur


(6)

i

Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada pembimbing umat, Rasulullah SAW. Bagi keluarganya, para sahabatnya dan umatnya.

Dengan penuh kesadaran penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan tidak akan selesai tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Seperti juga perjalanan studi yang penulis lalui dari awal hingga akhir, tidak ada pekerjaan yang sukses dilalui dalam kesendirian. Dibalik keberhasilan selalu ada lingkaran lain yang memberikan semangat, motivasi bimbingan serta do’a. Untuk itu penulis sangat berterima kasih atas bantuan dan jasa yang diberikan oleh beberapa pihak dalam menyelesaikan skripsi ini untuk mempersembahkan yang terbaik, diantaranya :

1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH.,MA.,MM Dekan Fakultas Syariah dan Hukum.

2. Dr. Ahmad Mukri Aji, M.A pembantu Dekan Bidang Akademik, Dr. Jaenal Aripin, M. Ag pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan, Dr. Phil J.M. Muslimin, M.A, Ph.D pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan dan kerjasama yang memberikan ilmu pengetahuan selama kuliah.


(7)

ii

3. Dr. Euis Amalia, M.Ag Ketua Jurusan Muamalah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mu’min Rauf, M.A Sekretaris Jurusan Muamalah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dr. Ahmad Yani, MA Ketua Program Non-Reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Syafie, SEI dan Mufidah, SHI Sekretaris Program Non-Reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Drs. Noryamin Aini, MA pembimbing akademik yang telah sabar dan dengan dedikasihnya memberikan panduan, memberikan arahan dan meluangkan waktunya.

5. Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd dan Dr. Mamat S. Burhanuddin, MA pembimbing skripsi yang telah sabar membimbing, memberikan arahan dan meluangkan waktunya kepada penulis sehingga skripsi ini selasai.

6. Dr. Djawahir Hejazziey, SH., MA dan M. Fudhoil Rahman, Lc., MA penguji yang telah sabar menguji, memberikan arahan agar skripsi ini menjadi sempurna.

7. Seluruh Dosen Jurusan Muamalah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah banyak memberikan pelajaran kepada penulis.

8. Pimpinan dan seluruh staf Karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan fasilitas untuk studi kepustakaan.


(8)

iii

dan umur yang panjang sehingga ananda diberi kesempatan untuk menunjukkan besarnya cinta ananda pada Ibu dan Bapak semoga amal ibadah Bapak diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan tempat yang layak disisi-Nya. Amin.

10. Kepada Adikku Amel Yulia Maulina yang sedang menuntut ilmu di SMPN 3 Tangrang Selatan. Kepada Keponakanku Sherina dan Ahmad Mulya Agung. Terima kasih atas motivasi dan dukungan semuanya.

11. Bapak Nawiri, SE Manager Operasional Pegadaian Syariah Cabang Cinere, Bang Irfan, Bapak Sandy, Bapak Agus dan Bapak Nahrowi beserta karyawan dan Staf yang telah membantu dalam memberikan data dan informasi yang sangat berguna bagi penulis.

12. Kepada Teman-teman Perbankan Syariah kelas C 2006 Ekstensi : Adang, Arif Rahman, Syukron, Jamruddin, Mugi, Iis, M. Zein, Siti Kadarwati, Fajar, Ramadin, Hikmawati, Siti Suraidah, Siti Khadijah, Sofyan, Arih Hidayat, Arif Muzakki, Amel, Murtaslimah, Devi, Shilah. Terima kasih atas kesabarannya selama 4 tahun kita saling mengenal dan menjalin persahabatan bahkan persaudaraan


(9)

iv

13. Kepada teman-teman seperjuangan KKS yang dengan sepenuh hati mencurahkan dan membantu penulis memberikan motivasi, saran dan bantuan sehingga terselesaikan skripsi ini.

14. Tak lupa pula teman-teman seperjuangan yang dengan sepenuh hati mencurahkan dan membantu penulis : Fauqi, Badru, Firdaus, Kurniawan, Irwansyah, Aceng, Jajang, Budi, Lukman, Reza, Aryo, Rohmadi, Rudy, Ani, Isti yang telah memberikan motivasi, saran dan bantuan sehingga terselesaikan skripsi ini.

Mengakhiri kata pengantar ini, atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat memanjatkan doa kepada Allah SWT semoga kebaikan yang telah diberikan dapat bernilai ibadah dan dibalas oleh Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat untuk kita semua Amin.

Jakarta, 20 Maret 2011


(10)

v

DAFTAR ISI……….......v

BAB I Pendahuluan A. Latar belakang masalah ...1

B. Pembatasan masalah dan Perumusan masalah…...………...…...4

C. Tujuan penelitian dan Manfaat penelitian………...5

D. Metode penelitian ………...6

E. Tinjauan pustaka …………...8

F. Teknik penulisan………….………..……….…...9

G. Sistematika pembahasan…………..………..…………...…9

BAB IIMarketing Mix Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) A. Marketing Mix (Bauran Pemasaran).……....……….….11 B. Ar-rahn (Gadai Syariah)………...……….22

C. Pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro Kecil).………...28

D. Penaksiran Kendaraan……….30

BAB III Profil Pegadaian Syariah Cabang Cinere A. Sejarah Berdirinya Pegadaian Syariah Cabang Cinere……….…...35

B. Visi dan misi Pegadaian Syariah Cabang Cinere .………...36

C. Budaya Perusahaan Pegadaian Syariah Cabang Cinere ...………….…..36


(11)

vi

E. Mekanisme dan Operasional Pegadaian Syariah Cabang Cinere .……..39 F. Produk-produk Yang Dihasilkan Pegadaian Syariah Cabang Cinere…..41 BAB IV Marketing Mix Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) Pada

Pegadaian Syariah Cabang Cinere

A. Produk Pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro Kecil)…....45 B. Strategi Marketing Mix Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) pada

Pegadaian Syariah cabang Cinere…..……..……….…………...…48 C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strategi Marketing Mix Ar-rahn

UMK (Usaha Mikro Kecil) Pada Pegadaian Syariah Cabang

Cinere……….….... 62

D. Kendala-kendala Dalam Mengembangkan Produk Pembiayaan Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) Pada Pegadaian Syariah Cabang

Cinere……… …….………... .64 BAB V Penutup

A. Kesimpukan………….………....……...67

B. Saran………...68

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(12)

vii

Tabel II : Spesifikasi Jenis dan Merk Kendaraan Bermotor………..30 Tabel III : Tarif IJK (Imbal Jasa Kafalah)…..……….31 Tabel IV : Tarif DiskonIjarah apabila pembiayaan kurang dari 70 %...32 Tabel V : Perkembangan Uang Pinjaman/ Omzet Pembiayaan ARRUM

Pegadaian Syariah Cabang Cinere Tahun 2009– 2010………47 Tabel VI : Tarif DiskonIjarah Pembiayaan ARRUM Pegadaian Syariah Cabang

Cinere……….54

Tabel VII : Pertumbuhan Jumlah Nasabah Pembiayaan ARRUM Pegadaian Syariah Cabang Cinere Semester 2009-2010……...………..58

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik I : Perkembangan Uang Pinjaman/ Omzet Pembiayaan ARRUM


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pegadaian merupakan salah satu alternatif pendanaan yang sangat efektif karena tidak memerlukan persyaratan rumit yang dapat menyulitkan nasabah dalam pemberian dana.1 Cukup dengan membawa barang jaminan yang bernilai ekonomis, masyarakat sudah bisa mendapatkan dana untuk kebutuhannya, baik produktif maupun konsumtif. Pada masa krisis Perum (Perusahaan Umum) Pegadaian mendapat peluang untuk semakin berperan dalam pembiayaan, khususnya untuk usaha kecil dan menengah. Perum Pegadaian dapat menunjukkan kinerja yang memuaskan dan menjadi salah satu perusahaan yang tidak begitu berpengaruh oleh krisis.2

Bahkan Perum Pegadaian sekarang telah meluncurkan sebuah produk gadai yang berbasiskan prinsip-prinsip syariah, sehingga masyarakat mendapat beberapa keuntungan, yaitu Cepat, Praktis dan Menentramkan. Cepat, karena hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk prosesnya, praktis, karena persyaratannya mudah, jangka waktu fleksibel dan terdapat kemudahan lain, serta menentramkan karena sumber dana berasal dari sumber yang sesuai dengan prinsip syariah, begitu pun dengan proses gadai yang diberlakukan.

1

M. Firdaus NH, dkk, Mengatasi Masalah Dengan Pegadaian Syariah (Jakarta: Renaisan, 2005), h. 13.

2


(14)

Pegadaian Syariah terus berkomitmen mengembangkan produk-produk jasa keuangan yang dibutuhkan masyarakat. Salah satunya adalah Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) artinya gadai untuk usaha mikro kecil atau biasa disebut ARRUM. Produk ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro Kecil) merupakan fasilitas pinjaman atas pembiayaan untuk keperluan usaha para nasabah pegadaian yang menganut prinsip syariah dan didasarkan atas kelayakan usaha.3

General Manager Syariah Perum Pegadaian, Suhardjo mengatakan bahwa untuk tahun 2010 menargetkan pertumbuhan gadai syariah bisa lebih tinggi lagi dibanding tahun 2009. Khusus pada Ar-rahn misalnya, perusahaannya akan menargetkan pertumbuhan hingga Rp 4,4 triliun. Melihat perkembangan sebelumnya, pada akhir Desember 2009 lalu, Pegadaian Syariah telah menawarkan produk ARRUM atau gadai untuk pembiayaan kelompok Usaha Mikro Kecil (UMK). ARRUM, berhasil membukukan pembiayaan sekitar Rp 45 miliar sepanjang tahun lalu.4

Maksud semua bisnis adalah memuaskan kebutuhan pelanggan. Semua bisnis yang tidak bisa memuaskan pelanggan akan gagal, karena ditinggalkan pelanggan. Pada produk jasa, konsumen akan merasakan langsung kekurangan atau keunggulan produk pada saat proses transaksi berlangsung. Karena itulah sangat dibutuhkan penanganan khusus agar jasa yang dipasarkan dapat memberikan nilai manfaat

3

Oleh Administrator, “Ar-Rahn Usaha Mikro (Ar-Rum) Kemudahan Bagi Nasabah

Pegadaian Syariah”, artikel diakses pada 28 Januari 2011 dari http://www//Perkembangan ProdukARRUM.com.

4

Agus Y,“Pegadaian Syariah Targetkan Pertumbuhan A-rahn Rp 4,4 Triliun”, artikel diakses pada 20 Januari 2011 dari www.pkesinteraktif.com.


(15)

3

optimal kepada konsumen serta strategi pemasaran agar perusahaan tersebut dapat tetap hidup, berkembang dan mampu bersaing khususnya pegadaian syariah.5Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan.6

Salah satu unsur dalam strategi pemasaran adalah marketing mix/bauran pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarnya. Marketing mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikembalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli/konsumen.7

Dalam strategi pemasaran ini terdapat strategi acuan/bauran pemasaran

(marketing mix), yang menetapkan komposisi terbaik dari keempat komponen atau variabel pemasaran, untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Keempat unsur atau variabel bauran pemasaran tersebut adalah :

1. Strategi produk 2. Strategi harga

3. Strategi penyaluran/ distribusi

5

DIVISI LITBANG PEMASARAN KANTOR PUSAT PERUM PEGADAIAN, BUKU SAKU SUPLEMEN PEMASARAN PERUM PEGADAIAN (Jakarta :PEGADAIAN, 2009), h. 14.

6

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran; Dasar, Konsep & Strategi, cet.VII, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 168-169.

7


(16)

4. Strategi promosi

Keempat strategi tersebut diatas saling mempengaruhi, sehingga semuanya penting sebagai satu kesatuan bauran pemasaran. Sedangkan strategi marketing mix

ini merupakan bagian dari strategi pemasaran (marketing strategi), dan berfungsi sebagai pedoman dalam menggunakan unsur-unsur atau variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan pimpinan perusahaan, untuk mencapai tujuan perusahaan dalam bidang pemasaran.8

Agar produk ARRUM gadai syariah yang ditawarkan oleh pegadaian syariah cabang Cinere dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha atau masyakakat yang membutuhkan dana segar, maka pegadaian syariah cabang Cinere perlu mensosialisasikan produk yang mereka tawarkan, agar sasaran pasar yang dituju serta tujuan perusahaan dapat tercapai. Hal ini tentunya tidak terlepas dari inovasi yang dikembangkan dalam bidang pemasaran, yang didalamnya terdapatmarketing mix.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tetarik untuk mengangkat masalah tersebut dalam sebuah karya ilmiah yang berjudul“StrategiMarketing Mix Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) Pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere “.

B. Pembatasan dan Perumusan masalah 1. Pembatasan masalah

Sebagaimana telah dibahas dalam latar belakang masalah, dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan hanya pada strategi marketing mix Ar-rahn UMK pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere.

8


(17)

5

2. Perumusan masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah pokok sebegai berikut :

1. Bagaimana strategi marketing mix Ar-rahn UMK pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere ?

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi strategi marketing mix Ar-rahn UMK pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere ?

3. Kendala-kendala apa yang ada dalam mengembangkan produk pembiayaan Ar-rahn UMK pada Pegadaian Syariah Sabang Cinere ?

C. Tujuan dan Manfaat penelitian 1. Tujuan penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui strategimarketing mix Ar-rahn UMK pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi strategi marketing mix Ar-rahn UMK pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere.

3. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam mengembangkan produk pembiayaan


(18)

2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

a. Manfaat akademis : penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi khasanah ilmu pengetahuan kepada mahasiswa/I khususnya konsentrasi perbankan syariah mengenai marketing mix Ar-rahn UMK pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere.

b. Manfaat praktis : penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan wawasan bagi peneliti maupun pengguna jasa keuangan tentang marketing mix

Ar-rahn UMK pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere.

D. Metode penelitian 1. Metode penelitian

Dalam penulisan ini penulis menggunakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif, yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan secara terperinci fenomena-fenomena tertentu dan kemudian menganalisisnya, serta menginterpretasikannya melalui data yang terkumpul.9

2. Subjek dan Objek penelitian

Subjek penelitian ini adalah Pegadaian Syariah Cabang Cinere yang didalamnya terdapat pengurus/pengelola, staff dan karyawan yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi objek dalam

9

Jalaluddin Rahmat, Metode Peneliitan Komunikasi, cet.VII, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1999), h. 24.


(19)

7

penelitian ini adalah strategi marketing mix Ar-rahn UMK pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian adalah :

a. Observasi

Yaitu penulis langsung mendatangi kantor Pegadaian Syariah Cabang Cinere untuk memperoleh data tentang hal-hal yang menjadi objek penelitian.

b. Wawancara

Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.10 Dalam penalitian ini penulis melakukan wawancara langsung dengan pengurus/pengelola beserta jajarannya, untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

c. Dokumentasi

Yaitu penulis memberi data-data lain yang berkaitan dengan penelitian lain yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti dokumen-dokumen, laporan, buku-buku, brosur,leaffet dan program-program kegiatan.

10

Lexy Maelong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004), h..135.


(20)

E. Tinjauan Pustaka

Setelah ditelaah pada penelitian sebelumnya, penulis mendapati penelitian terdahulu sebagai berikut :

1. Ahmad Sodaqoh Alhamidi, Nim : 105053601778, skripsi pada UIN Universitas Islam Negri Islam Syarif Hidayatullah, (2009). Berjudul Analisis bauran pemasaran produk murabahah pada BSM cabang Tangerang. Dalam penelitian ini dibahas bagaimana BSM cabang Tangerang mengembangkan bauran pemasaran

(marketing mix) produk murabahah.

2. Faridatun Sa’adah, Nim : 104046101611 skripsi pada UIN Universitas Islam Negri Islam Syarif Hidayatullah, (2008). Berjudul strategi pemasaran produk gadai syariah dalam upaya menarik minat nasabah pada pegadaian syariah cabang Dewi Sartika. Dalam peneliitan ini dibahas Bagaimana Strategi pemasaran yang diterapkan oleh pegadaian syariah cabang Dewi Sartika dalam menarik minat nasabah.

3. Rosyidah Laliyah, Nim : 202046101251, skripsi pada UIN Universitas Islam Negri Islam Syarif Hidayatullah, (2006). Berjudul Analisa kepuasan nasabah terhadap bauran pemasaran produk tabungan wadiah (studi kasus BPRS Wakalumi). Dalam penelitian ini dibahas bagaimana bauran pemasaran tabungan wadiah yang diterapkanoleh BPRS Wakalumi.


(21)

9

F. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan yang digunakan penulis adalah merujuk pada buku pedoman skripsi, tesis dan disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press, 2005, dengan pengecualian sebagai berikut :

a. Kutipan ayat Al-Quran tidak diberikan catatan kaki karena dianggap cukup dengan menyebutkan nama surat pada akhir kutipan.

b. Terjemahan Al-Quran dan hadist diketik satu spasi G. Sistematika Pembahasan

Agar karya ilmiah disusun secara sistematis, penulis menjabarkan dalam beberapa bab, yaitu :

BAB I : Pendahuluan, membahas tentang : Latar belakang masalah, Pembatasan dan perumusan masalah, Tujuan penelitian, Metode penelitian, Tinjauan pustaka, Teknik penulisan dan Sistematika pembahasan.

BAB II :Marketing mix ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil), membahas tentang : PertamaAr-rahn (gadai syariah) meliputi : Pengertian, Landasan Hukum, Rukun, Syarat, Persamaan dan perbedaan gadai syariah dengan gadai konvensional. Kedua Marketing Mix (Bauran Pemasaran), terdiri dari :

Marketing mix sebagai strategi pemasaran, Unsur-unsur marketing mix

terdiri dari : produk (product), harga (price), distribusi (place), promosi

(promotion). Ketiga Pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro

Kecil) terdiri dari : Pengertian Pembiayaan ARRUM dan Landasan Hukum Pembiayaan ARRUM. Keempat Penaksiran Kendaraan.


(22)

BAB III : Profil Pegadaian Syariah Cabang Cinere, membahas tentang : Sejarah perkembangan pegadaian syariah cabang Cinere, Visi dan misi pegadaian syariah cabang Cinere, Budaya perusahaan pegadaian syariah cabang Cinere, Struktur organisasi pegadaian syariah cabang Cinere, Mekanisme dan operasional pegadaian syariah cabang Cinere dan Produk-produk yang dihasilkan pegadaian syariah cabang Cinere.

BAB IV : Marketing Mix Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere, membahas tentang : Pertama Produk pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro Kecil) terdiri dari : Latar belakang produk pembiayaan ARRUM dan Perkembangan pembiayaan ARRUM. Kedua Strategi marketing mix Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) pada pegadaian syariah cabang Cinere, terdiri dari : produk (product), harga (price), distribusi (place), promosi (promotion). Ketiga Faktor-faktor yang mempengaruhi strategimarketing mix Ar-rahn

UMK (Usaha Mikro Kecil) pada pegadaian syariah cabang Cinere. Keempat Kendala-kendala dalam mengembangkan produk pembiayaan

Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) pada pegadaian syariah cabang

Cinere.


(23)

11 BAB II

MARKETING MIX AR-RAHN UMK (USAHA MIKRO KECIL)

A.Marketing Mix (Bauran Pemasaran)

1.Marketing Mix/Bauran (Kombinasi) Pemasaran Sebagai Strategi Pemasaran Salah satu dari strategi pemasaran yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan adalah dengan cara melakukan penyebaran pemasaran atau lebih sering dikenal dengan istilah bauran pemasaran (marketing mix). Marketing mix adalah kombinasi pilihan kebijakan bisnis tentang produk yang akan dijual, cara promosi produk, harga produk dan tempat pemasaran produk. Keempat pertimbangan ini, produk, promosi, harga dan tempat sering disebut sebagai 4p.Marketing mix 4p dapat diberlakukan sebagai daftar periksa kebijakan pemasaran bisnis.1

Marketing mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan

inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh pemasaran untuk mempengaruhi reaksi para konsumen/nasabah. Jadi, marketing mix terdiri dari himpunan variabel yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan nasabah dalam pasar sasarannya.2Bila digambarkan dalam konsep bauran pemasaran dapat dilihat sebagai berikut :

1

Catherine Hayden,Seri Pedoman Manajemen Leksikon, Manajemen Strategi (Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 1991) Cet. 1., h.200.

2

Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran; Dasar, Konsep dan Strategi (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004) Ed. 1., Cet. 7., h.198.


(24)

3

Dari definisi diatas peneliti dapat mengambil kesimpulan tentang marketing mix yaitu kumpulan dari beberapa alat pemasaran yang digunakan oleh pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi respon para nasabah agar tujuan dan sasaran perusahaan tercapai.

2. Unsur-unsurMarketing Mix a. Produk(Product)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan/dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi dan gagasan/buah pikiran.4 Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen.5

Bagi perusahaan syariah, untuk komponen tawaran (offer), produk haruslah didasari dengan nilai kejujuran dan keadilan, sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

3

DIVISI LITBANG PEMASARAN KANTOR PUSAT PERUM PEGADAIAN, BUKU SAKU SUPLEMEN PEMASARAN PERUM PEGADAIAN (Jakarta :PEGADAIAN, 2009), h. 8.

4

Ibid., h. 200. 5

Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani,Manajemen Pemasaran Jasa, Ed. 2, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 70.

Ma rke ting Mix/ Ba ura n Pe ma sa ra n

Produk Pric e Pla c e Promosi


(25)

13

Kualitas produk yang diberikan harus sesuai dengan yang ditawarkan. Jadi, sangat dilarang bila perusahaan menyembunyikan kecacatan dari produk-produk yang mereka tawarkan.6

Didalam strategi marketing mix, strategi produk merupakan unsur yang paling, karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pemilihan jenis produk yang akan dihasilkan dan dipasarkan akan menentukan kegiatan promosi yang dibutuhkan, serta penentuan harga dan cara penyalurannya. Strategi produk yang dapat dilakukan mencakup keputusan tentang acuan/bauran produk (product mix)

diantaranya : merek dagang (brand), cara pemungkusan/kemasan produk (product packaging), tingkat mutu/kualitas dari produk dan pelayanan (services) yang diberikan.7

1) Merk Dagang(Brand)

Merek adalah nama, istilah, tanda/lambang dan kombinasi dua atau lebih unsur tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual/kelompok penjual dan yang membedakannya dan produk saingan. Penentuan merek dagang dari produk yang dipasarkan merupakan salah satu teknik dan kebijakan, produk yang mendasari strategi pemasaran. Hal ini karena merek dagang itu hendaklah mudah diingat, mudah dibaca dan mudah dibedakan.8

6

Hermawan Kertajaya dan M. Syakir Sula,Syariah Marketing (Jakarta: Mizan, 2006),h. 178. 7

Assauri,Manajemen Pemasaran, h. 200. 8


(26)

2) Kemasan(packaging)

Dewasa ini kemasan atau pembungkus mempunyai arti yang penting, karena kemasan tidak hanya digunakan sebagai pelindung terhadap produk, dengan cara memperbaiki bentuk luar dari produk, seperti pembungkus, etiket, warna dan lain-lain. Agar dapat menarik perhatian para konsumen dan dapat memberi kesan bahwa produk tersebut mutu/kualitasnya baik.

3) Kualitas (Mutu) Produk

Kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dan perusahaan/produsen, mengingat kualitas suatu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasan konsumen, yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan.

4) Pelayanan(services)

Keberhasilan pemasaran produk sangat ditentukan pula baik tidaknya pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan dalam menawarkan produknya. Pelayaan yang diberikan dalam pemasaran suatu produk mencakup pelayanan sewaktu penawaran produk, pelayanan dalam pembelian/penjualan produk itu, pelayanan sewaktu penyerahan produk yang dijual, mencakup pelayanan dalam dalam pengangkutan yang ditanggung oleh penjual, pemasangan instalasi produk itu dan asuransi/jaminan resiko rusaknya barang dalam penjualan atau pengangkutan dalam pelayanan setelah sempurna penjualan, yang mencakup jaminan atas kerusakan


(27)

15

produk dalam jangka waktu tertentu (misalnya 6 bulan) setelah produk dibeli oleh konsumen, perbaikan dan pemeliharaan(service) dan produk itu apabila rusak.9 b. Harga(Price)

Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanan.10 Sedangkan dalam menentukan harga, perushaan haruslah mengutamkan nilai keadilan. Jika kualitas produknya bagus, harganya tentu bisa tinggi. Sebaliknya, jika seseorang telah mengetahui keburukan yang ada di balik produk yang ditawarkan, harganya pun harus disesuaikan dengan kondisi produk tersebut.11 Untuk menetapkan harga terdapat berbagai macam metode yang bisa digunakan oleh perusahaan, yaitu sebagai berikut :

1) Penentuan Harga Biaya Plus(Cost Plus Pricing)

Penentuan harga dilakukan dengan menaikkan(mark up) harga sekian persen dari total biayanya.

2) Penentuan Harga Berdasarkan Tingkat Pengembalian(Return Of Pricing) Penentuan harga ditentukan untuk mencapai tingkat pengembalian atas investasi (return of investment/ROI) atau pengembalian atas aktiva (return of assets/ ROA) yang ditargetkan. Penentuan ini disebut juga penentuan harga berdasarkan sasaran pengembalian.

9

Ibid., h. 213. 10

David W. Cravens, Pemasaran Strategi, Jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 8. 11


(28)

3) Penentuan Harga Paritas Persaingan(Competitive Parity Pricing)

Penentuan harga ditentukan berdasarkan harga yang ditentukan oleh pemimpin pasar.

4) Penentuan Harga Rugi(Loss Leading Pricing)

Penentuan harga awal ditentukan pada harga yang rendah bahkan kadang merugi, dengan tujuan jangka pendek yaitu mendapat posisi di pasar atau meningkatkan pangsa pasar.

5) Penentuan Harga Berdasarkan Nilai(Value Based Pricing)

Penentuan harga ditentukan atas dasar nilai jasa yang dipersepsikan oleh segmen konsumen tertentu. Penentuan harga ini disebut pendekatan dasar (market driven approach), dimana tindakan dilakukan untuk memperkuatpositioning jasa dan manfaat yang diterima konsumen dari jasa tersebut.12

Dalam memutuskan strategi penentuan harga harus diperhatikan tujuan dari penentuan harga itu sendiri, antara lain :

a) Bertahan.

b) Memaksimalkan laba. c) Memaksimalkan penjualan. d) Gengsi dan prestise.

e) Pengembalian atas investasi(return of investment/ROI).

12


(29)

17

c. Promosi

Promosi bagi perusahaan yang berlandaskan syariah haruslah menggambarkan secara riil apa yang ditawarkan dari produk-produk atau servis-servis perusahaan tersebut. Promosi yang tidak sesuai dengan kualitas atau kompetensi, contohnya promosi yang menampilkan imajinasi yang terlalu tinggi bagi konsumennya, adalah termasuk dalam praktik penipuan dan kebohongan.13

Promosi merupakan salah satu variabel marketing mix yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa.14 Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keiinginan dan kebutuhannya. Hal ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat promosi.

Alat-alat promosi ini dikenal dengan apa yang disebut bauran promosi

(promotion mix) yang terdiri dari : 1) Iklan(Advertising)

Periklanan merupakan bentuk dari komunikasi impersonal (impersonal communication) yang diinginkan oleh perusahaan barang atau jasa. Peranan pemasaran jasa adalah untuk membangun kesadaran(awarness) terhadap keberadaan jasa yang ditawarkan menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan, membujuk calon konsumen untuk menggunakan jasa tersebut dan

13

Hermawan Kertajaya dan M. Syakir Sula,Syariah Marketing, h. 178. 14


(30)

membedakan diri dari perusahaan satu dengan perusahaan lain yang mendukung

positioning jasa.

Media yang dapat digunakan untuk melakukan periklanan, antara lain melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, papan reklame (outdoor advertising) dan surat langsung(direct mail).15

2) Penjualan Perorangan(Personal Selling)

Personal selling merupakan penyajian secara lisan oleh perusahaan kepada satu atau beberapa pembeli dengan tujuan agar barang atau jasa yang ditawarkan dapat terjual. Disamping mejelaskan atau memberitahukan tentang produk dan membujuk (merayu/menggugah) calon pembeli personal selling juga menampung keseluruhan dan saran dari para pembeli, sebagai umpan balik dari perusahaan.

Personal selling dapat diartikan sebagai hubungan antara dua orang atau lebih secara bertatap muka untuk menimbulkan hubungan timbal balik dalam rangka mengubah, menggunakan atau membina hubungan komunikasi antara produsen dan konsumen.16

3) Promosi Penjualan(Sales Promotion)

Promosi penjualan adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan akhirnya.

Point of sales promotion terdiri atas brosur, lembar informasi dan lain-lain.

15

Ibid., h. 120-121. 16


(31)

19

Promosi penjualan dapat dibedakan kepada :

a) Konsumen, berupa penawaran cuma-cuma, sampel, demo produk, kupon, pengembalian tunai, hadiah, kontes dan garansi.

b) Perantara, berupa barang cuma-cuma, diskon, advertising allowance, iklan kerjasama,distribution contest dan penghargaan.

c) Tenaga penjualan, berupa bonus, penghargaan, contest dan hadiah untuk tenaga penjual terbaik.17

4) Hubungan Masyarakat(Public Relations)

Hubungan masyarakat merupakan kiat pemasaran penting lainnya, dimana perusahaan tidak hanya harus berhubungan dengan pelanggan, pemasok dan penyalur, tetapi juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar. Program hubungan masyarakat antara lain; publikasi, acara-acara penting, hubungan dengan investor dan mensponsori beberapa acara.18

5) Informasi Dari Mulut Ke Mulut(Word Of Mouth)

Dalam hal ini peranan orang sangat penting dalam mempromosikan jasa. Pelanggan sangat dekat dengan penyampaian jasa. Dengan kata lain pelanggan tersebut akan berbicara kepada pelangggan lain yang potensial tentang pengalamannya dalam menerima jasa tersebut. Sehingga informasi dari mulut ke mulut ini sangat besar pengaruhnya dan dampaknya terhadap pemasaran jasa dengan aktivitas lainnya.

17

Lupiyoadi dan Hamdani,Manajemen Pemasaran Jasa, h. 122. 18


(32)

d. Distribusi(Place)

Dalam menentukan places atau saluran distribusi, perusahaan harus mengutamakan tempat-tempat yang sesuai dengan target market sehingga dapat efektif dan efesien.19 Untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan, perusahaan melakukan kegiatan penyaluran. Penyaluran merupakan kegiatan penyampaian produk sampai ketangan sipemakai pada waktu yang tepat.20

Lokasi dan saluran distribusi untuk menyediakan jasa kepada pasar sasaran adalah dia kunci area keputusan. Keputusan lokasi dan saluran, mencakup bagaimana menyampaikan jasa kepada konsumen dan dimana terjadinya.21

1) Lokasi

Lokasi berarti berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi/kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu :

a) Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan) : apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.

b) Pemberi jasa mendatangi konsumen dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting, tetapi harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas.

19

Hermawan Kertajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing, h. 178-179. 20

Assauri,Manajemen Pemasaran, h. 233. 21


(33)

21

c) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung : berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana seperti telephone, komputer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikas antara kedua pihak terlaksana dengan baik.

2) Saluran Distribusi

Saluran distribusi mencakup siapa yang berpartisipasi dalam menyampaikan jasa. Ada tiga partisipasi dalam distribusi jasa :

a) Penyedia jasa

b) Perantara(intermediary)

c) Konsumen

Sehubungan dengan saluran distribusi maka perusahaan harus dapat memilih saluran yang tepat untuk menyampaikan jasanya. Sebab sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan saluran distribusi yang dapat dipilih, antara lain :

a) Penjual langsung(direct sales).

b) Agen(agent)/ broker.

c) Agent/ broker penjual/ pembeli.

d) Waralaba (franchises) dan pengantar jasa kontrak (contracted service delivers).

Baik lokasi maupun saluran pemilihannya sangat tergantung pada kriteria pasar dan sifat dari jasa itu sendiri.22

22


(34)

B.Ar-rahn (Gadai Syariah)

1. Pengertian Gadai Syariah(Rahn)

Gadai dalam bahasa Arab disebut Rahn. Rahn menurut bahasa adalah : jaminan hutang, gadaian23, seperti juga dinamai Al-Habtsu, artinya : penahanan24. Sedangkan dalam pengertian istilah adalah menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak dan dapat diambil kembali sejumlah harta yang dimaksud setelah ditebus.25

Sebagaimana kita ketahui dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150 disebutkan, Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seseorang berutang atau orang lain atas namanya dan yang memberikan kekuasaan kepada yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang-orang untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelematkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana yang harus didahulukan.26

Ulama Malikiyah mendefinisikan rahn (gadai) dengan harta yang dijadikan pemiliknya sebagai jaminan utang yang bersifat mengikat. Ulama Hanafiyah mendefinisikan rahn yaitu menjadikan suatu (barang) sebagai jaminan terhadap hak (piutang) itu, baik seluruhnya maupun sebagian. Sedangkan menurut ulama

23

A. W. Munawwir,Kamus Al-Munawir, Ed. II, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h. 542. 24

Ibid,. h. 231. 25

Zainuddin Ali,Hukum Gadai Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 1-2. 26


(35)

23

Syafi’iyah dan Hanabilah mendefinisikan Ar-rahn dengan menjadikan materi (barang) sebagai jaminan utang, yang dapat dijadikan pembayar utang apabila orang yang berutang tidak bisa membayar utangnya itu.

Defenisi ini mengandung pengertian bahwa barang yang boleh dijadikan jaminan (agunan) utang itu hanya yang bersifat materi, tidak termasuk manfaat sebagaimana yang dikemukakan oleh Malikiyah. Barang jaminan itu boleh dijual apabila dalam waktu yang disepakati kedua belah pihak, utang tidak dilunasi. Oleh sebab itu, hak pemberi piutang hanya terkait dengan barang jaminan, apabila orang yang berutang tidak mampu membayar hutangnya.27

Jadi, kesimpulannyarahn adalah menahan barang jaminan milik si peminjam

(rahin), baik yang bersifat materi atau manfaat tertentu, sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang diterima tersebut memiliki nilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan (murtahin) memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian hutangnya dari barang gadai tersebut apabila pihak yang menggadaikan tidak dapat membayar hutang tepat pada waktunya.

2. Landasan Hukum Rahn

Dasar hukum yang menjadi landasan gadai syariah adalah ayat-ayat Al-Quran, hadist Nabi Muhammad SAW dan ijma ulama. Hal ini dimaksud, diungkapkan sebagai berikut :28

27

AH. Azharuddin Latif,Fiqh Muamalat (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 154. 28


(36)

a. Al-Qur’an

,

,

,

,

)

/

٢

:

٢ ٨ ٣

(

Artinya :Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. dan barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS Al-Baqarah (2) : 283).

Ayat tersebut secara eksplisit menyebutkan “barang tanggungan yang dapat dijadikan sebagai pegangan (oleh yang mengutangkan)”. Dalam dunia finansial, barang tanggungan bisa dikenal sebagai jaminan(collateral) atau objek pegadaian. b. Al-Hadist

ٌ ﷲ

ُ ﷲ

)

(

Artinya :Aisyah r.a berkata bahwa“Rasulullah SAW membeli makanan dari seorang Yahudi dan menjaminkan kepadanya baju besi”.(HR. Bukhari).29

29


(37)

25

Dari hadist di atas dapat dipahami bahwa bermuamalah dibenarkan juga dengan non muslim dan harus ada jaminan sebagai pemegang, sehingga tidak ada kekhawatiran bagi yang memberi piutang.

c. Ijma Ulama

Para ulama semuanya sependapat, bahwa perjanjian gadai hukumnya mubah

(boleh). Namun ada yang berpegang kepada zahir ayat, yaitu gadai hanya diperbolehkan dalam keadaan bepergian saja, seperti paham yang dianut oleh Mazhab Zahiri, Mujtahid dan al-Dhahak. Sedangkan jumhur (kebanyakan ulama) membolehkan gadai, baik dalam keadaan bepergian maupun tidak, seperti yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW di Madinah, seperti telah disebutkan dalam hadist di atas.30 Jadi secara umum rahn boleh dilakukan, karena kegiatan tersebut pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW.

3. Rukun Rahn

Dalam menjalankan pegadaian syariah, pegadaian harus memenuhi rukun gadai syariah. Rukun rahn tersebut antara lain :31

Sighat (Ijab dan Qabul), yaitu kesepakatan antara rahin dan murtahin dalam melakukan transaksi gadai.

Aqid, adalah pihak-pihak yang melakukan perjanjian(shigat).Aqid terdiri dari dua pihak yaitu : pertama, rahin (yang menggadaikan), yaitu orang yang telah

30

M. Ali Hasan,Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat),Ed 1, cet ke-2, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 255.

31

Muhammad Firdaus NH.dkk, Cara Mudah Memahami Akad-akad Syariah (Jakarta: Renaisan, 2005), h. 92-93.


(38)

dewasa, berakal, bisa dipercaya dan memiliki barang yang akan digadaikan. Kedua,

murtahin (yang menerima gadai), yaitu orang, bank atau lembaga yang dipercaya olehrahin untuk mendapatkan modal dengan jaminan barang (gadai).

Marhun (barang yang digadaikan), yaitu barang yang digunakan rahin untuk dijadikan jaminan dalam mendapatkan uang.

Marhun bih (utang), yaitu sejumlah dana yang diberikan murtahin kepada

rahin atas dasar besarnya tafsiranmarhun. 4. SyaratRahn

Dalam menjalankan transaksi rahn harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :32

Syarat Aqid, baik rahin dan murtahin adalah harus ahli tabarru’ yaitu orang yang berakal, tidak boleh anak kecil, gila, bodoh dan orang yang terpaksa. Serta tidak boleh seorang wali.

Marhun bih (utang) syaratnya adalah jumlah atas marhun bih tersebut harus berdasarkan kesepakatanaqid.

Marhun (barang gadaian) syaratnya adalah harus mendatangkan manfaat bagi

murtahin dan bukan barang pinjaman.

Shigat (Ijab dan Qabul) syaratnya adalah shigat tidak boleh diselingi dengan ucapan lain selainijab dan qabul dan diam terlalu lama pada waktu transaksi. Serta tidak boleh terikat oleh waktu.

32

Al-Alamah Abi Bakri Al-Mashur Bissayyiri Al-Bakri, Kitab la’Natut Tholibin, Juz 3, (Beirut: Daarul Fikr, 2004), h. 67.


(39)

27

5. Persamaan dan Perbedaan antara Gadai Syariah dan Gadai Konvensional Persamaan anatara gadai syariah dan gadai konvensional adalah jangka waktu jatuh tempo yaitu sama-sama 120 hari. Jika setelah 120 hari si peminjam tidak dapat membayar hutangnya, maka barang jaminan akan dijual atau dilelang. Tetapi nasabah diberi waktu tambahan selama 2 hari karena sebelum dilelang dibuat dahulu panitia lelang. Pada saat hari pelelangan, nasabah masih diberi kesempatan dan tambahan waktu selama 2 jam jika ingin menebus barang jaminannya. Jika tidak ditebus maka barang jaminan tersebut dilelang. Uang pelelangan tersebut digunakan untuk membayar hutang rahin. Jika hasil lelang tersebut mengalami kelebihan akan dikembalikan kepada nasabah, tetapi apabila uang kelebihan tersebut tidak diambil dalam waktu satu tahun, maka uang kelebihan tersebut akan dimasukkan ke dalam dana ZIS (Zakat, Infaq dan Sadaqah) pegadaian syariah, sedangkan pada pegadaian konvensional uang kelebihan yang tidak diambil akan menjadi milik pegadaian. Dan apabila dari hasil lelang tersebut ternyata kurang untuk membayar hutang, maka nasabah diharuskan membayar hutang, maka nasabah diharuskan membayar sisa hutangnya.33 Gadai konvensional memungut biaya dalam bentuk bunga yang bersifat akumulatif dan berlipat ganda. Sedangkan pada gadai syariah tidak berbentuk bunga, tetapi berupa biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan dan penaksiran. Singkatnya, biaya gadai syariah lebih kecil dan hanya sekali dikenakan.34

33

Wawancara dengan Supriyono Staff Perum Pegadaian. Jakarta, 29 Agustus 2008. 34“Perbedaan Gadai dengan Rahn”

, diakses pada tanggal 28 Agustus 2008 dari www.pnm.co.id/content.asp?id=524&mid=54-23-.


(40)

Untuk lebih jelasnya perbedaan teknis antara gadai syariah dan gadai konvensional akan disajikan pada Tabel I di bawah ini.35

Tabel I

No Gadai Syariah Gadai Konvensional

1 Biaya administrasi berdasarkan golongan barang

Biaya administrasi berupa prosentase yang didasarkan pada golongan barang

2 1 hari dihitung 10 hari 1 hari dihitung 15 hari 3 Uang pinjaman (marhun bih) 90%

dari nilai taksiran

Uang pinjaman (UP) untuk Gol A 92%, dan Gol BCD 88-86 %

4 Jasa simpanan dihitung dengan : Koanstanta x taksiran

Jasa simpanan dihitung dengan : Prosentase x Uang pinjaman

5 Kelebihan uang hasil dari penjualan barang yang tidak diambil oleh nasabah, diserahkan kepada Lembaga ZIS

Kelebihan uang hasil dari penjualan barang yang tidak diambil oleh nasabah menjadi milik Pegadaian

C. Pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro/Kecil) 1) Pengertian ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro/Kecil)

ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro/Kecil) merupakan salah satu produk pembiayaan pegadaian syariah yang bertujuan untuk mendorong usaha mikro kecil-menengah masyarakat melalui pinjaman gadai syariah (rahn). Produk AR-RUM tersebut bertujuan untuk memenuhi pembiayaan kalangan bawah terutama bagi masyarakat ekonomi lemah yang memerlukan pembiayaan. Hal ini sejalan dengan

35


(41)

29

tujuan diadakannya pegadaian syariah yang memang diharapkan dapat menjadi salah satu lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan landasan sistem syariah. Namun pinjaman pembiayaan tersebut hanya dapat diberikan oleh pihak pegadaian syariah kepada masyarakat yang sedang menjalankan kegiatan usaha dan telah berdiri selama kurang lebih satu tahun.

ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro/Kecil) adalah skim pinjaman berprinsip syariah bagi para pengusaha Mikro dan Kecil untuk keperluan pengembangan usaha dengan sistem pengembalian secara angsuran dan menggunakan jaminan BPKB motor atau mobil.

ARRUM memiliki perbedaan dengan produk pegadaian yang lain. Pada ARRUM, masyarakat yang membutuhkan dana dari pegadaian tidak perlu untuk menitipkan barangnya kepada pegadaian syariah. Namun, mereka cukup menitipkan surat jaminan kepada pegadaian syariah, masyarakat langsung diberikan dana yang sesuai dengan nilai surat jaminan tersebut.

2) Landasan Hukum ARRUM

Pembiayaan ARRUM mempunyai peraturan atau undang-undang yang mengaturnya yaitu menurut Surat Edaran (SE) No. 14/US.200/2008 tentang Penyaluran Pembiayaan ARRUM. Tujuan diluncurkannya pembiayaan ARRUM, disamping sebagai sebuah upaya diversifikasi produk di Pegadaian Syariah juga dengan maksud meningkatkan pemberdayaan para pengusaha mikro kecil yang membutuhkan pembiayaan modal kerja atau investasi secara syariah. Pembiayaan diberikan dalam jangka waktu tertentu dengan pengembalian pinjaman dilakukan


(42)

secara angsuran yang menggunakan konstruksi pinjaman secara gadai mapun fidusia. Skim ARRUM ini merupakan pinjaman kepada individual pengusaha mikro/kecil.36 D. Penaksiran Kendaraan

Besarnya pembiayaan pegadaian syariah yang diberikan kepada nasabah berdasarkan jenis dan merk kendaraan bermotor yang sudah dikenal dan umum digunakan masyarakat serta pemasarannya tidak sulit, yaitu kendaraan dengan spesifikasi sebagai berikut :

Tabel II

Negara Pembuat Tahun Pembuatan Merk/Jenis

Jepang 15 Tahun terakhir dengan kondisi fisik > 75 %

Merk : Toyota, Honda, Suzuki, Daihatsu, Mitsubishi, Mazda, Nissan

Jenis : Model van, pickup, sedan dan jeep

Eropa 10 Tahun terakhir dengan kondisi fisik > 75 %

Merk : BMW, Marcedes-Benz, Opel, Audi, Jaguar, Peugeot, Volvo, VW

Jenis : Jenis : Model van, pickup, sedan dan jeep

Korea 10 Tahun terakhir dengan kondisi fisik > 75 %

Merk : KIA, Hyundai dan Daewoo Jenis : Jenis : Model van, pickup, sedan dan jeep

Khusus kendaraan roda dua,marhun yang diterima hanya produksi jepang (Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki) dengan syarat 5 tahun terakhir dan kondisi > 75 %. Untuk sepeda motor 2-tak tidak diperkenankan untuk dijadikanmarhun.37

Besarnya biaya administrasi yang dibebankan kepada nasabah adalah sebagai berikut :

36

Pegadaian Syariah,Pembiayaaan Syariah Ar-Rum, (Jakarta: Perum Pegadaian, 2009) 37


(43)

31

a) Biaya administrasi yang dipungut dari rahin (nasabah) yang disetujui dibagi menurut jenis barang jaminan (sepeda motor atau mobil) dengan besaran : untuk motor sebesar Rp 70.000,00-, sedangkan untuk mobil sebesar Rp 200.000,00- (1 kali bayar). Biaya administrasi tersebut dipungut dari rahin (nasabah) pada saat telah dilakukannya penandatanganan akad pembiayaan ARRUM. Biaya administrasi ini dipotong langsung dari nilai pembiayaan ARRUM yang diperolehrahin.

b) Biaya Notaris berkisar antara Rp 65.000,00 s.d Rp 165.000,00 (biasanya dikenakan hanya bagi nasabah yang menggunakan agunan/jaminan BPKB mobil).

c) Atas penjaminan pembiayaan ARRUM tersebut timbul Tarif Imbal Jasa Kafalah (IJK) yang harus disetorkan kepada PERUM (Perusahaan Umum) JAMKRINDO (Jaminan Kredit Indonesia) diamna tarif IJK ini dibebankan kepada rahin.

Adapun besaran tarif IJK tersebut sebagai berikut : Tabel III

Jangka Waktu Tarif IJK setara dengan (%)

1 tahun 1,25

1,5 tahun 1,50

2 tahun 1.75

3 tahun 2,00

4 tahun 2,25

5 tahun 2,50


(44)

Sedangkan besarnya tarif jasa simpan (tarif ijarah) pegadaian syariah didasarkan pada :

1. Tarif ijarah atas pembiayaan ARRUM di hitung dari nilai taksiran barang jaminan dengan rumusan sebagai berikut :

2. Pembayaran ijaroh dibayar dengan cara diangsur bersamaan dengan pembayaran angsuran pokok pembiayaan yang jumlahnya tetap setiap bulannya.

3. Jangka waktu pembiayaan yang fleksibel, mulai dari 12 bulan, 18 bulan, 24 bulan, hingga 36 bulan.

4. Apabila marhun bih (pembiayaan) yang diperoleh rahin tidak mencapai batas maksimum prosentase marhun bih terhadap taksiran (yaitu 70% dari nilai taksiran marhun), maka kepada rahin tersebut akan diberikan diskon ijaroh yang besarnya akan diterapkan sebagai berikut :

Tabel IV

Marhun bih Tarif Diskon > 70 % X taksiran 0,00% 66% - 69% X taksiran 1,50% 62% - 65% X taksiran 7,00% 58% - 61% X taksiran 13,00% 54% - 57% X taksiran 19,00% 51% - 53% X taksiran 24,00% Tarif ijaroh = Taksiran x Rp 700 x jangka waktu


(45)

33

Marhun bih Tarif Diskon 48% - 50% X taksiran 28,50% 45% - 47% X taksiran 33,00% 42% - 44% X taksiran 37,00% 39% - 41% X taksiran 41,50% 36% - 38% X taksiran 46,00% 33% - 35% X taksiran 50,00% 30% - 32% X taksiran 54,00% 27% - 29% X taksiran 58,50% 24% - 26% X taksiran 63,00% 22% - 23% X taksiran 67,00% 20% - 21% X taksiran 70,00% 18% - 19% X taksiran 73,00% 16% - 17% X taksiran 76,00% 14% - 15% X taksiran 78,50% 12% - 13% X taksiran 81,50% 10% - 11% X taksiran 84,50% 48% - 49% X taksiran 88,00% 7% X taksiran 90,00% 6% X taksiran 91,00% 5% X taksiran 93,00% 4% X taksiran 94,00% 3% X taksiran 96,00% 2% X taksiran 67,14% 1% X taksiran 98,50% Sumber Perum Pegadaian Pusat, 2009


(46)

5. Batas minimum nilai pembiayaan ARRUM Rp 3.000.000,00 (tiga juta rupiah), sedangkan batas maksimum nilai pembiayaan ARRUM sebesar Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dengan kelipatan Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah), untuk tiap 1 (satu) akad pembiayaan ARRUM.38

Contoh simulasi pembiayaan ARRUM :

Nasabah memiliki 1 buah mobil kijang LGX Tahun 2000 dengan taksiran harga pasar Rp 70.000.000,00.

Jadi pinjaman yang diterima :

Rp 70.000.000,00 x 70% = Rp 49.000.000,00 Administrasi dibayar dimuka = Rp 200.000,00 TarifIjaroh :

Rp. 70.000.000,00 x Rp 700 = Rp 490.000,00/bulan Rp 100.000,0039

38

DIVISI LITBANG PEMASARAN KANTOR PUSAT PERUM PEGADAIAN, BUKU SAKU PENGENALAN PRODUK PERUM PEGADAIAN (Jakarta :PEGADAIAN, 2009), h. 8.

39


(47)

35 BAB III

PROFIL PEGADAIAN SYARIAH CABANG CINERE

A. Sejarah Berdirinya Pegadaian Syariah Cabang Cinere

Berdirinya Pegadaian Syariah berawal pada tahun 1998, ketika beberapa

General Manager melakukan studi banding ke Malaysia. Setelah melakuakn studi banding mulai melakukan penggodogan rencana pendirian Pegadaian Syariah, tetapi ketika itu ada sedikit masalah internal sehingga hasil studi itu pun hanya ditumpuk.

Pada tahun 2002 mulai diterapkanya sistem Pegadaian Syariah yang pada akhirnya tahun 2003 tepatnya tanggal 14 Januari Pegadaian Syariah resmi dioperasikan dan Pegadaian Cabang Dewi Sartika menjadi kantor cabang pegadaian pertama yang menetapkan sistem pegadaian syariah.1

Selain itu guna memenuhi kebutuahan masyarakat terhadap layanan gadai syariah, maka pada tahun 2004, kantor wilayah perum pegadaian telah membuka kantor cabang baru yang berlokasi diwilayah Jakarta Selatan, yaitu kantor cabang Cinere yang berlokasi di Jl. Karang Tengah No. 25D Lebak Bulus, kantor cabang ini didirikan tepatnya pada tanggal 10 November 2004.2

Dalam mendirikan kantor cabang pegadaian syariah Cinere Jakarta Selatan ini, maka pegadaian Syariah bekerja sama dengan BMI pada awalnya. Yang dananya

1

Heri Sudarsono,Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Yogyakarta : Ekonisian, 2005) Cet. 3., h. 190.

2

Wawancara Pribadi dengan Nawiri,S.E. Manager Pegadaian Syariah Cabang Cinere. Jakarta, 31 Januari 2011.


(48)

berasal dari BMI tersebut, maka berdirilah Pegadaian Syariah Cabang Cinere yang berlokasi di Jl. Karang tengah No.25D Lebak Bulus Jakarta Selatan. Namun pada tahun 2007 kerjasama tersebut beralih kepada Bank Syariah Mandiri (BSM).3

B. Visi dan Misi Pegadaian Syariah Cabang Cinere

Visi Pegadaian Syariah Cabang Cinere yang berdasarkan Buku Saku Pedoman Pemasaran Perum Pegadaian, tahun 2013 menjadi “champion” dalam pembiayaan mikro dan kecil berbasis gadai dan fiducia bagi masyarakat menengah ke bawah.

Sedangkan misi dari pegadaian syariah adalah :

1. Membantu program pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya golongan menengah ke bawah dengan memberikan solusi keuangan yang terbaik melalui penyaluran pinjaman skala mikro, kecil dan menengah atas dasar hukum gadai dan fidusia.

2. Memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan dan melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten.

3. Melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya.4 C. Budaya Perusahaan Pegadaian Syariah Cabang Cinere

Pegadaian Syariah Cabang Cinere di dalam tindakan operasionalnya sehari-hari mempunyai budaya perusahaan berdasarkan Buku Pedoman Operasional Gadai

3 Ibid. 4

DIVISI LITBANG PEMASARAN KANTOR PUSAT PERUM PEGADAIAN, BUKU SAKU SUPLEMEN PEMASARAN PERUM PEGADAIAN (Jakarta :PEGADAIAN, 2009), h. 6.


(49)

37

Syariah yang dikeluarkan Perusahaan Umum Pegadaian, yang diaktualisasikan ke dalam bentuk simbol atau maskot si“INTAN” yang bermakna :

Inovatif : Penuh gagasan (kreatif), aktif dan menyukai tantangan. Nilai moral tinggi : Taqwa, jujur, berbudi luhur dan royal.

Terampil : Menguasai pekerjaan, tanggap, cepat dan akurat. Adi layanan : Sopan, ramah, berkepribadian dan simpatik.

Nuansa citra : Berorientasi bisnis, mengutamakan kepuasan pelanggan. Makna yang terkandung dalam maskot si INTAN adalah :

Kepala yang berbentuk berlian memberi makna bahwa pegadaian mengenal batu intan sudah puluhan tahun. Intan tidak lebih dari sebuah bongkahan batu yang diciptakan alam dari sebuah proses yang memakan waktu ratusan tahun lamanya. Kekerasannya menjadikan ia tidak dapat tergores dari benda lain. Tetapi ia juga dapat dibentuk menjadi batu yang sangat cemerlang(briliant).5

D. Struktur Organisasi Pegadaian Syariah Cabang Cinere

Pegadaian Syariah Cabang Cinere yang teletak di Jl. Karang tengah No.25D Lebak Bulus Jakarta Selatan, kantor cabang ini didirikan tepatnya pada tanggal 10 November 2004. Adapun struktur organisasi kantor Pegadaian Syariah Cabang Cinere berdasarkan Buku Pedoman Operasional Gadai Syariah yang dikeluarkan oleh Perusahaan umum Pegadaian, yaitu sebagai berikut :

5

Perum Pegadaian,Pedoman Operasional Gadai Syariah (Jakarta : Perum Pegadaian, 2008) E.1., h. I.


(50)

1. Manager Cabang, bertugas mengelola operasional cabang yaitu menyalurkan uang pinjaman (Qard) secara hukum gadai yang didasarkan pada penerapan Prinsip-prinsip Syariah Islam. Disamping itu, pimpinan cabang juga melaksanakan usaha-usaha lain yang telah ditentukan oleh manajemen serta mewakili kepentingan perusahaan dalam hubungan dengan pihak lain.

2. Penaksir, bertugas menaksir Marhun (Barang Jaminan) untuk menentukan mutu dan nilai barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka mewujudkan penetapan taksiran dan uang pinjaman yang wajar serta citra baik perusahaan.

3. Kasir, bertugas melakukan penerimaan, penyimpanan dan pembayaran serta pembuktian sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksaan operasional kantor cabang.

4. Pemegang gudang, bertugas melakukan pemeriksaan, penyimpanan, pemeliharaan dan pengeluaran serta pembukuan marhun. Selain barang kantong sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka ketertiban dan keamanan serta keutuhanmarhun.

5. Penyimpan Marhun, bertugas mengelola gudang marhun emas dengan menerima, menjaga, menyimpan, merawat, mengeluarkan dan mengadministrasikannya. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka mengamankan serta menjaga keutuhan barang milik rahin(pegadai).


(51)

39

6. Keamanan, bertugas mengamankan harta perusahaan dan rahin dalam lingkungan kantor dan sekitarnya.

7. Staf, bertugas memelihara kebersihan, keindahan, kenyamanan gedung kerja, mengirim dan mengambil surat/dokumen untuk menunjang kelancaran tugas admistrasi dan tugas operasional kantor cabang.6

E. Mekanisme dan Operasional Pegadaian Syaraiah Cabang Cinere

Adapun prosedur mendapatkan dana pinjaman dari Pegadaian Syariah Cabang Cinere berdasarkan Buku Pegadaian Syariah yang ditulis oleh Muhammad Solikul Hadi adalah sebagai berikut :

1. Nasabah datang langsung ke loket penaksir dan menyerahkan barang yang akan dijadikan jaminan dengan menunjukkan surat bukti diri seperti KTP atau surat kuasa apabila pemilik barang tidak bisa datang sendiri.

2. Barang jaminan diteliti kualitasnya untuk ditaksir dan ditetapkan harganya, berdasarkan taksiran yang dibuat penaksir, ditetapkan berapa uang pinjaman/pembiayaan yang dapat diterima. Besarnya nilai uang pinjaman yang diberikan lebih kecil dari pada nilai pasar dari barang yang digadaikan. Pegadaian Syariah Cabang Cinere secara sengaja mengambil kebijakan ini guna mencegah munculnya kerugian.

3. Selanjutnya, pembayaran uang pinjaman dilakukan oleh kasir.

6 Ibid


(52)

Skema Pemberian Pinjaman/Pembiayaan Pegadaian Syariah Cabang Cinere

Sedangkan pelunasan uang pinjaman oleh nasabah prosedurnya adalah sebagai berikut :

1. Nasabah membayar uang pinjaman dan ditambah sewa (ijarah) langsung kepada kasir disertai dengan bukti surat gadai.

2. Barang dikeluarkan oleh petugas penyimpanan barang. 3. Barang yang digadaikan dikembalikan kepada nasabah.

Skema Pelunasan Pinjaman/Pembiayaan Pegadaian Syariah Cabang Cinere

Nasabah Kasir

Petugas Penyimpan Barang Jaminan

2. Informasi Pelunasan Pinjaman 1. Pelunasan

3. Pengembalian Barang Yang Digadaikan

Nasabah Petugas Penaksir

Kasir

2. Informasi Penetapan Jumlah Pinjaman 1. Permohonan dan

Penyerahan Barang Jaminan


(53)

41

Jika pada saat jatuh tempo telah tiba dan rahin tidak datang ke pegadaian untuk melunasi pinjaman, maka sesuai kesepakatan akad yang telah diperjanjikan sebelumnya barang gadai akan dilelang oleh murtahin. Namun sebelumya murtahin

harus terlebih dahulu mencari tahu keadaan rahin penyebab ia belum melunasi hutangnya melalui telephon.7

Jikamurtahin telah memberitahukanrahin danrahin tersebut minta tenggang waktu untuk memperpanjang masa pinjaman maka murtahin harus memberikan waktu tersebut dengan membuat perjanjian baru yang disepakati oleh kedua belah pihak. Namun jika rahin tetap tidak memperpanjang waktu pembayaran dan tidak melunasi pinjaman hingga jatuh tempo makamurtahin akan melelangmarhun.

Pelelangan seminggu sebelum pelaksanaan. Harga lelang ditetapkan diatas harga pasar. Hal ini dilakukan untuk menjaga dari kerugian dari pegadaian. Bila harga lelang laku di bawah hutang nasabah, maka pihak pegadaian akan meminta kembali kekurangan kepada nasabah. Namun bila harga lelang diatas maka kelebihan uang itu akan dikembalikan kepada nasabah.

F. Produk-produk Yang Dihasilkan Pegadain Syariah Cabang Cinere 1. Ar-Rahn(Gadai Syariah)

Usaha pokok dari kegiatan Pegadaian Syariah adalah menyalurkan Marhun Bih dalam jumlah skala kecil dengan jaminan harta bergerak maupun tidak bergerak atas dasar hukum gadai Islam. Hal ini sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasionan

7


(54)

(DSN) : No. 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn, tanggal 26 juni 20028, dan No. 26/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn Emas, tanggal 28 Maret 2002.9

Gadai syariah merupakan produk dengan menggunakan sistem penyaluran pinjaman secara gadai yang didasarkan pada penerapan sistem syariah Islam. Nasabah tidak dikenai bunga pinjaman atau sewa modal atas pinjaman yang diberikan. Nasabah diberikan biaya administrasi dan jasa simpan yang dipungut dengan alasan agunan yang diserahkan nasabah wajib disimpan, dirawat dan diasuransikan. Pegadaian Syariah cabang Cinere sementarahanya menerima jaminan berupa emas/perhiasan. Hutang dapat diangsur sesuai kemampuan dan masa simpan dapatdiperpanjang dengan membayar jasa simpan dan bea administrasi.10

2. Mulia (Murabahah Logam Mulia Untuk Investasi Abadi)

Logam Mulia atau emas mempunyai berbagai aspek yang menyentuh kebutuhan manusia disamping memiliki nilai estetis yang tinggi juga merupakan jenis investasi yang nilainya stabil, likuid, dan aman secara riil. Mulia (Murabahah Logam Mulia untuk Investasi Abadi) adalah penjualan logam Mulia oleh Pegadaian kepada masyarakat secara tunai, dan agunan dengan jangka waktu Fleksibel.

Akad Murabahah Logam Mulai untuk Investasi Abadi Abadi adalah

persetujuan atau kesepakatan yang dibuat bersama antara Pegadaian dan Nasabah atas

8

Ahmad Kamil dan M. Fauzan, Kitab Undang-Undang Hukum Perbankan dan Ekonomi Syariah(Jakarta: Kencana, 2007), h. 545.

9

Ibid., h. 559 10

Wawancara pribadi dengan Bpk Nawiri, SE Manajer Operasional Pegadaian Syariah Cabang Cinere. Jakarta, 31 Januari 2011.


(55)

43

sejumlah pembelian Logam Mulia disertai keuntungan dan biaya-biaya yang disepakati.11

3. Jasa Taksiran

Jasa Taksiran adalah suatu layanan kepada masyarakat yang peduli akan harga atau nilai harta benda miliknya. Dengan biaya yang relatif ringan, masyarakat dapat mengetahui dengan pasti tentang nilai atau kualitas suatu barang miliknya setelah lebih dulu diperiksa dan ditaksir oleh juru taksir berpengalaman.

Kepastian nilai atau kualitas suatu barang. Misalnya kualitas emas atau batu permata, dapat memberikan rasa aman dan rasa lebih pasti bahwa barang tersebut benar-benar mempunyai nilai investasi yang tinggi. Kebimbangan anda tidak akan berlarut-larut dan kepentingan anda akan terlindungi.

4. Jasa Titipan

Dalam dunia perbankan, layanan ini dikenal sebagai safe deposit box. Harta dan surat berharga perlu di jaga keamanannya agar tidak sampai hilang, rusak atau di salahgunakan orang lain. Tetapi ternyata tidak selamanya barang dan surat berharga itu aman di tangan sendiri.

Jika anda mendapatkan kesulitan "mengamankan"nya di rumah sendiri, karena akan dinas ke luar kota/luar negeri, menunaikan ibadah haji, berlibur, sekolah di luar negeri , dll. Percayakan saja penyimpanannya kepada kami. Jangka waktu penitipan dua minggu sampai dengan satu tahun dan dapat di perpanjang. Kami akan menjaga dan melindunginya dengan penuh perhatian.

11


(56)

5. Krista

Salah satu bentuk fasilitas pinjaman yang dapat diperoleh para Usaha Rumah Tangga adalah Krista.

Membantu mengembangkan Usaha Rumah Tangga, serta menyejahterakan masyarakat merupakan suatu misi yang diemban Pegadaian sebagai sebuah BUMN. Pegadaian selalu berusaha membantu perkembangan usaha produktif, Usaha Rumah Tangga melalui pemberian berbagai fasilitas kredit yang cepat, mudah dan murah. 6. Kucica

Kucica adalah suatu produk pengiriman uang dalam dan luar negeri yang bekerjasama dengan Western Union.12

12

Pegadaian Syariah. Produk-produk Yang Ditawarkan. http://www.pegadaianonline.com diakses pada tanggal 25 Januari 2011.


(57)

45 BAB IV

MARKETING MIX AR-RAHNUMK (USAHA MIKRO KECIL) PADA PEGADAIAN SYARIAH CABANG CINERE

A. Produk Pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro Kecil) 1. Pembiayaan ARRUM

Usaha Mikro Kecil merupakan bisnis yang cukup diandalkan, terbukti dengan keberadaannya yang sangat banyak dan mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak dari usaha yang besar.

Menurut data Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah UKM (Usaha Kecil Menengah) terus meningkat dan tetap mendominasi jumlah perusahaan. Misalnya, pada tahun 2006 terdapat sekitar 48 juta UKM, dibandingkan hanya 7200 Usaha Besar, juga dalam kesempatan kerja, UKM menyumbang sekitas 97 persen dari jumlah pekerja di Indonesia. Namun dalam sumbangannya terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), pangsa pasar UKM terlalu besar walaupun di atas 50 persen, sedangkan dalam ekspor, pangsanya jauh lebih rendah.1

Meski demikian, keberadaan Usaha Mikro di Indonesia tidak terlepas dari berbagai masalah. Hal yang sering dihadapi adalah keterbatasan modal. Akibatnya Usaha Mikro kurang bisa mengembangkan usahanya ke arah yang lebih luas lagi.

Permasalahan pembiayaan Usaha Mikro seharusnya menjadi tanggung jawab bersama, khususnya bagi lembaga keuangan keungan seperti perbankan atau lembaga

1


(58)

keungan lainnya. Lembaga intermediasi ini seharusnya melihat kondisi Usaha Mikro ini sebagai peluang yang sangat besar untuk melakukan ekspansi usaha.

Pembiayaan ini ditujukkan khusus untuk pengembangan usaha mikro kecil memalui pemberian pinjaman atau pembiayaan bagi keperluan produktif. Oleh karena itu prinsip pemberian pembiayaannya didasarkan pada analisis kelayakan usaha dari calon penerima pinjaman (rahin). Namun demikian guna menjamin adanya ketaatan rahin membayar angsuran pinjaman dengan benar, maka dalam proses pinjam-meminjam inirahin diwajibkan menyerahkan barang sebagai agunan(marhun).

2. Perkembangan Pembiayaan ARRUM

Sejak pertama kali didirikan gadai syariah merupakan salah satu produk unggulan dari pegadaian syariah. Ar-rahn adalah skim pinjaman pinjaman untuk memenuhi kebutuhan dana bagi masyarakat dengan agunan berupa emas, berlian dan barang elektronik.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah terutama pengusaha kecil dan menengah sekaligus menambah jumlah produk yang ditawarkan kepada masyarakat, Pegadaian Syariah mulai membuat konsep pembiayaan ARRUM pada bulan April 2008 dan pelaksanaan ARRUM itu sendiri terutama pada Pegadaian Syariah cabang Cinere baru terealisasikan pada tangggal 31 Maret tahun 2009.

Perkembangan pembiayaan ARRUM di pegadaian syariah cabang Cinere saat ini dirasa cukup menggembirakan. Total penyaluran dana sampai saat ini mencapai Rp 264.000.000,00- yang disalurkan kepada 18 nasabah.untuk lebih jelasnya perhatikan Tabel V dan Grafik I dibawah ini :


(59)

47

Tabel V

Perkembangan Uang Pinjaman / Omzet Pembiayaan ARRUM Pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere Tahun 2009– 2010

Uraian Jul– Des 2009 Jan– Jun 2010 Jul– Des 2010 Jumlah Uang Pinjaman Rp 18.000.000 Rp 83.000.000 Rp 163.000.000 Rp 264.000.000

Sumber Pegadain Syariah Cabang Cinere, 2010 Grafik I

Perkembangan Uang Pinjaman / Omzet Pembiayaan ARRUM Pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere Tahun 2009– 2010

0 50.000.000 100.000.000 150.000.000 200.000.000

Jul - Des 2009

Jan - Jun 2010

Jul - Des 2010

Uang Pinjaman/Omzet Pembiayaan ARRUM

Sumber Pegadain Syariah Cabang Cinere, 2010

Dana yang disalurkan untuk pembiayaan ARRUM memang belum merata dari tahun ke tahun, karena itu tergantung jumlah nasabah yang meminjam uang/melakukan pembiayaan pada pegadaian syariah cabang Cinere dan tergantung jenis usaha yang digeluti oleh nasabah. Semakin banyak nasabah meminjam uang di pegadaian syariah cabang Cinere semakin banyak pula dana yang disalurkan. Maka dari Tabel dan Grafik diatas, implementasi/penerapan strategi marketing mix (bauran


(60)

pemasaran) yang dilakukan Pegadaian Syariah Cabang Cinere dengan 4P, yaitu strategi produk, strategi harga, strategi promosi dan strategi distribusi ternyata mampu menarik minat nasabah. Ini terbukti dengan peningkatan jumlah omzet sebesar 361,11 % pada periode Juli – Desember 2009 ke periode Januari – Juni 2010, yakni dari Rp 18.000.000,00 menjadi Rp 83.000.000,00 dan peningkatan 96,39 % pada periode Januari – Juni 2010 ke periode Juli – Desember 2010, yakni dari Rp 83.000.000,00 menjadi Rp 163.000.000.2

B. Strategi Marketing Mix Ar-rahn UMK (Usaha Mikro/Kecil) Pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere

1. Produk(Product)

Produk merupakan unsur terpenting dan utama dari bauran pemasaran, karena tanpa adanya produk maka pertukaran tidak akan terjadi. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi dan gagasan atau buah pikiran.3 Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai pada konsumen.4

Tujuan utama dari pemasaran produk adalah bagaimana produk yang dibuat dapat laku dipasaran. Untuk mencapai tujuan tersebut maka sebuah produk haruslah diciptakan dengan memperhatikan tingkat kualitas yang sesuai dengan keinginan

2

Wawancara pribadi dengan Bpk Nawiri, SE Manajer Operasional Pegadaian Syariah Cabang Cinere. Jakarta, 31 Januari 2011.

3

Sofjan Assauri,Manajemen Pemasaran; Dasar, Konsep & Strategi, Ed. 1,. Cet. 7, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 200.

4

Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani,Manajemen Pemasaran Jasa, Ed. 2, (Jakarta: Salemba Empat, 2006)., h. 70.


(61)

49

konsumen. Oleh karena itu, sebuah produk yang berkualitas tinggi mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan produk lainnya, hal inilah yang sering disebut produk plus.

Persaingan bisnis atau usaha dewasa ini sangatlah ketat, maka jika perusahaan tidak mampu bersaing terutama dalam strategi produk, perusahaan tersebut bisa saja akan ditinggal oleh para konsumennya. Oleh karena itu, setiap perusahaan di dalam mempertahankan dan meningkatkan penjualan perlu mengadakan usaha penyempurnaan dan perubahan produk yang dihasilkan kearah yang lebih baik, sehingga dapat memberikan kegunaan dan kepuasaan serta daya tarik konsumen yang lebih besar. Pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan menetapkan manfaat-manfaat apa yang akan diberikan oleh produk itu. Manfaat-manfaat ini dikomunikasikan dan hendaknya dipenuhi oleh atribut produk.

Dalam mengembangkan strategi marketing mix produk ARRUM (Ar-rahn

untuk Usaha Mikro Kecil), Pegadaian Syariah hanya menawarkan pembiayaan produktif saja, yaitu berupa pemberian fasilitas pembiayaan menggunakan akad rahn

(gadai) dengan agunan BPKB mobil/motor yang diberikan untuk pengusaha mikro kecil dan menengah.5

Para marketer (pemasar) Pegadaian Syariah Cabang Cinere melakukan

komunikasi produk ARRUM kepada masyarakat berdasarkan Buku Saku Pedoman Pemasaran yang dikeluarkan Perum Pegadaian, yaitu dengan mengetahui

keunggulan-5

Wawancara pribadi dengan Bpk Nawiri, SE Manajer Operasional Pegadaian Syariah Cabang Cinere. Jakarta, 31 Januari 2011.


(62)

keunggulan, manfaat-manfaat dan kemudahan-kemudahan yang didapat apabila menggunakan produk ARRUM (mengkomunisikan dengan positioning produk ARRUM). Misalnya : untuk mengenalkan produk ARRUM maka komunikasikan bahwa jaminan hanya BPKB mobil/motor sehingga kendaraan bisa dipakai untuk operasional usaha dll.6

Fitur dan manfaat produk ARRUM :

a. Persyaratan yang mudah, proses yang cepat (± 3 hari), serta biaya-biaya yang kompetitif dan relatif murah.

b. Jangka waktu pembiayaan yang fleksibel, serta bebas menentukan pilihan pembayaran masa angsuran, mulai dari 12 bulan, 18 bulan, 24 bulan, hingga 36 bulan.

c. Jaminan berupa BPKB kendaraan bermotor (mobil ataupun motor) sehingga fisik kendaraan tetap berada di tangan nasabah untuk kebutuhan operasional usaha.

d. Aman dan terjaga serta dijamin Asuransi.

e. Barang jaminan akan ditaksir secara cermat dan akurat sehingga tetap memiliki nilai ekonomis yang wajar karena nilai taksiran yang optimal hingga mencapai 70% dari nilai taksiran agunan.

f. Pelunasan dilakukan secara angsuran tiap bulan dengan jumlah tetap.

6

DIVISI LITBANG PEMASARAN KANTOR PUSAT PERUM PEGADAIAN, BUKU SAKU SUPLEMEN PEMASARAN PERUM PEGADAIAN (Jakarta :PEGADAIAN, 2009), h. 22.


(63)

51

g. Sumber dana sesuai syariah dan operasional dibawah pengawasan Dewan Pengawas Syariah.

h. Pelunasan sekaligus dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan pemberian diskon ijarah.

i. Didukung oleh staf yang berpengalaman serta ramah dan santun dalam memberikan pelayanan.7

Untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan ARRUM, calon nasabah harus melalui proses atau prosedur serta memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Pegadaian Syariah. Pada umumnya calon nasabah datang sendiri ke Pegadain Syariah dengan mengajukan surat permohonan pembiayaan disertai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Adapun prosedur pembiayaan ARRUM yang ada pada Pegadaian Syariah yaitu :

1) Calon nasabah datang langsung ke Pegadaian Syariah terdekat. Lalu mengajukan permohonan untuk menjadi mitra dalam pembiayaan dengan membawa syarat-syarat berikut :

a) Copy KTP Pemohon Suami/Istri. b) Copy Kartu Keluarga.

c) Copy Pembayaran Listrik/Telpon/PBB.

d) Menyerahkan dokumen kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB) sebagai agunan.

7

Pegadaian Syariah. Produk ARRUM. http://www.pegadaianonline.com diakses pada tanggal 25 Januari 2011.


(1)

67 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Demikianlah, strategi marketing mix dalam pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro/Kecil) pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere. Dari pemaparan dan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa strategimarketing mix (bauran pemasaran) ARRUM pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere meliputi empat variabel, yaitu :

1. Strategi produk, dengan cara melakukan komunikasi produk ARRUM kepada masyarakat dan mengetahui keunggulan-keunggulan, manfaat-manfaat dan kemudahan-kemudahan yang didapat apabila menggunakan produk ARRUM yaitu mengenalkan produk ARRUM dengan menginformasikan bahwa jaminan hanya BPKB mobil/motor sehingga kendaraan bisa digunakan untuk operasional usaha.

2. Strategi harga, yaitu dengan menetapkan tarif ijarah yang kecil sebesar 1 % dari nilai taksiran barang dan dengan memberikan potongan harga apabila nasabah melakukan pelunasan pembayaran sebelum masa perjanjian.

3. Strategi promosi, yaitu dilakukan dengan cara advertaising (periklanan), berupa penyebaran brosur, memasang spanduk, papan petunjuk arah, umbul-umbul dan memberikanmerchandise(souvenir). Publisitas, misalnya dengan menulis artikel


(2)

68

pada surat kabar atau majalah-majalah serta dengan memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan maupun nasabah baru.

4. Strategi distribusi, dilakukan dengan cara membuka UPC (Unit Pelayanan Cabang) kecil agar mudah dijangkau oleh nasabah.

Adapun faktor utama yang mempengaruhi strategi marketing mix Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere yaitu dilihat dari segi harga, Pegadaian Syariah menetapkan pembiayaan atau tarif ijarah/angsuran dengan biaya murah yaitu 1 % per bulan berbeda dengan Perbankan yang menetapkan angsuran sekitar 1,5 % per bulan, jadi rendahnya biaya angsuran/tarif ijarah dipegadaian yang mempengaruhi nasabah tetap memilih pegadaian syariah untuk melakukan transaksi bisnisnya.

Sedangkan kendala utama yang ditemukan dalam mengembangkan produk pembiayaan Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) pada Pegadaian Syaruah Cabang Cinere yaitu dari nasabah yang mengajukan pembiayaan pada umumnya kurang melengkapi dengan persyaratan administratif usahanya. Mayoritas UMK (Usaha Mikro Kecil) menjalankan usahanya secara tradisional tanpa dilengkapi dengan catatan administratif yang memadai, sehingga menyulitkan bagi Pegadaian Syariah dalam menilai kelayakan usaha.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba untuk memberikan saran bahwa hendaknya Pegadaiana Syariah Cabang Cinere semakin aktif untuk meningkatkan inovasi dalam kegiatan pemasaran khusunya pada ke empat


(3)

69

variabel marketing mix (bauran pemasaran) yaitu: strategi produk, strategi harga, strategi promosi dan strategi distribusi. Karena kegiatan pemasaran terbukti mampu meningkatkan jumlah nasabah.

Namun jika dilihat dari persentase peningkatan jumlah nasabah dari tahun ke tahun belum cukup maksimal. Oleh karena itu perlu terus diadakan evaluasi terhadap pelaksanaan aktivitas promosi dan sosialisasi secara terusmenerus untuk mengetahui seberapa efektifkeberhasilan strategi pemasaran yang dilakukan serta mengatasi berbagai kendala yang timbul di masa yang akan datang.

Kurangnya SDM (Sumber Daya Manusia) yang khusus mengurusi bidang pemasaran terutama pada produk pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro Kecil) sehingga produk pembiayaan ARRUM kurang berkembang. Kemampuan SDM perlu lebih ditingkatkan melalui DIKLAT (Pendidikan dan Pelatiahan) dan mengadakan seminar-seminar para karyawan pegadaian syariahserta menyeleksi karyawan baru dalam rangka meningkatkan profesionalitas kerja pegadaian syariah.

Evaluasi perlu dilakukan mendengarkan masukan yang diberikan oleh para nasabah sebagai upaya untuk membangun hubungan kekerabatan silaturahmi antara pegadaian syariah dan para nasabahnya. Hal ini akan menciptakan kesan positif sekaligus bagian dari sosialisasi pemahaman, pengetahuan dan pengenalan produk.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Administrator , “Ar-Rahn Usaha Mikro (Ar-Rum) Kemudahan Bagi Nasabah Pegadaian Syariah”, Artikel diakses pada 28 Januari 2011 dari http://www//Perkembangan ProdukARRUM.com.

Ahmad Kamil dan M. Fauzan, Kitab Undang-Undang Hukum Perbankan dan Ekonomi Syariah. Jakarta: Kencana, 2007.

Agus Y,“Pegadaian Syariah Targetkan Pertumbuhan A-rahn Rp 4,4 Triliun”, Artikel diakses pada 20 Januari 2011 dari www.pkesinteraktif.com.

Al-Alamah Abi Bakri Al-Mashur Bissayyiri Al-Bakri,Kitab la’Natut Tholibin, Juz 3, Beirut: Daarul Fikr, 2004.

Al-Bukhari,Shahih Bukhari, Jilid I, Beirut: L Maktabah Ashriyah, 1997. Ali Zainuddin,Hukum Gadai Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

Andri Soemitra,Bank dan Lembaga Keungan Syariah, Jakarta: Kencana, 2009. Assauri Sofjan, Manajemen Pemasaran; Dasar, Konsep & Strategi, Cet. VII,

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.

Azharuddin AH Latif, Fiqh Muamalat, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.

A. W. Munawwir,Kamus Al-Munawir, Ed. II, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997. “Brosur Pegadaian Syariah”.tahun2009.

DIVISI LITBANG PEMASARAN KANTOR PUSAT PERUM PEGADAIAN, BUKU SAKU PENGENALAN PRODUK PERUM PEGADAIAN, Jakarta :PEGADAIAN, 2009.

---, BUKU SAKU SUPLEMENT PEMASARAN PERUM PEGADAIAN, Jakarta :PEGADAIAN, 2009.

Hayden Catherine,Seri Pedoman Manajemen Leksikon, Manajemen Strategi, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 1991) Cet. 1


(5)

Jalaluddin Rahmat, Metode Peneliitan Komunikasi, cet. VII, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1999.

Lexy Maelong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004.

M. Ali Hasan,Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat), Ed 1, cet ke-2, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.

M. Firdaus NH, dkk, Mengatasi Masalah Dengan Pegadaian Syariah, Jakarta: Renaisan, 2005.

Muhammad Firdaus NH.dkk, Cara Mudah Memahami Akad-akad Syariah, Jakarta: Renaisan, 2005.

Muhammad Sholikul Hadi,Pegadaian Syariah, Jakarta : Salemba Diniyah, 2003. Murti Sumartini, Marketing Perbankan, cet. Ke-1, Yogyakarta: Liberty, 1997. Pandia Frianto, dkk,Lembaga Keuangan, Jakarta : Rineka Cipta, 2005.

Pegadaian Syariah, Pedoman Operasional Ar-Rahn Untuk Usaha Mikro, Jakarta: 2008.

---,Manual Operasional Gadai Syariah, Jakarta; Perum Pegadaian 2008. ---, Produk-produk Yang Ditawarkan. http://www.pegadaianonline.com

diakses pada tanggal 25 Januari 2011.

“Perbedaan Gadai dengan Rahn”. Artikel diakses pada tanggal 28 Agustus 2008 dari www.pnm.co.id/content.asp?id=524&mid=54-23-.

Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Ed. 2, Jakarta: Salemba Empat, 2006.

Sudarsono Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Yogyakarta : Ekonisian, 2005) Cet. 3.

Surat Edaran Nomor : 33/UG.2.00211/2010 tentang Optimalisasi Pengelolaan UPC/UPS yang dikeluarkan Perum Pegadain.


(6)

Wawancara dengan Supriyono selaku staff Perum Pegadaian. Jakarta, 29 Agustus 2008.

Wawancara pribadi dengan Bpk Nawiri, SE Manajer Operasional Pegadaian Syariah Cabang Cinere, Jakarta, 31 Januari 2011.