BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan study cross sectional untuk mengetahui hubungan sanitasi dasar dan higiene
perorangan terhadap infeksi kecacingan pada murid SD Negeri 067773 di Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 067773 yang terletak di Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan. Tempat penelitian ini dipilih karena
berdasarkan observasi dan survey awal, didapati sekolah tersebut kurang kebersihannya, lapangan sekolah masih berupa tanah, lokasi sekolah bersebelahan
dengan rumah warga yang berprofesi sebagai pemulung yang sampahnya berserakan, dan sekolah ini merupakan sekolah terdekat dari TPA yang
merupakan tempat pembuangan akhir sampah Open Dumping. Pemeriksaan sample berupa tinja dilakukan di Laboratorium Parasitologi USU. Penelitian ini
akan dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2016.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III, IV, V dan VI SD Negeri 067773 di Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan tahun
2016, yang dianggap sudah mempunyai kematangan dari sisi psikologis untuk
Universitas Sumatera Utara
menjawab pertanyaan kuesioner penelitian. Jumlah populasi penelitian ini adalah 109 orang.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sample adalah sebagian dari jumlah populasi siswa Sekolah Dasar Negeri. Perhitungan besar sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan
rumus Lemeshow 1997: √
√
Dimana: n = Besarnya sampel
Zα = Tingkat kepercayaan yang diinginkan ditetapkan sebesar 95 1,96 Zβ = Kekuatan uji yang diinginkan adalah sebesar 80 0,842
P = Proporsi infeksi kecacingan anak SD yang ada di kecamatan Medan
Marelan yang diperoleh berdasarkan penelitian terdahulu sebesar 60 P
a
= Proporsi infeksi kecacingan anak SD yang diharapkan yaitu 40 Perhitungannya adalah sebagai berikut:
√ √
√ √
n = 46,78
47 orang
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian diperoleh sampel sebanyak 47orang dari populasi sebanyak 109 orang. Untuk menentukan jumlah sample dari masing-masing kelas,
digunakan cara proportional sampleArikunto, 2006. Sedangkan untuk menentukan siswa yang akan dijadikan sampel digunakan teknik simple random
sampling yaitu pengambilan sampel secara acak yang dilakukan dengan cara mengundi Lottery TehniqueNotoatmodjo, 2010.
Tabel 3.1 Jumlah Sampel Pada Setiap Kelas Berdasarkan Proporsi
No. Kelas
Jumlah Siswa Jumlah Sampel
1. Kelas III
27 25,5
12 orang 2.
Kelas IV 31
27,7 13 orang
3. Kelas V
23 21,3
10 orang 4.
Kelas VI 28
25,5 12 orang
Jumlah 109
100,0 47 orang
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini ada 2 dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.
3.4.1 Data Primer
Data diperoleh dengan cara wawancara melalui observasi dan kuesioner, serta hasil pemeriksaan fesesyang dilakukan di Laboratorium Parasitologi
Fakultas Kedokteran USU.
Universitas Sumatera Utara
3.4.2 Data Sekunder
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Medan dan Puskesmas Marelan yang berhubungan dengan penelitian. Data dari Sekolah Dasar Negeri
067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan.
3.4.3 Metode Pemeriksaan Tinja faeces
Sebelum pemerikasaan tinja dilakukan, terlebih dahulu Pot tinja dibagikan kepada Responden sehari sebelum pemeriksaan laboratorium, kemudian besok
paginya tinja dibawa ke laboratorium. Spesimen harus segera diperiksa pada hari yang sama, sebab jika tidak telur cacing khususnya telur cacing tambang akan
rusak atau menetas menjadi larva. Jika tidak memungkinkan tinja harus diberi formalin 5-10 sampai terendam. Pemerikasaan tinja Depkes RI, 1992 dapat
dilakukan sebagai berikut: 1
Prinsip Dengan penambahan Zat Eosinlusol maka mikroorganisme dan unnsur-
unsur lain dalam tinja akan kelihatan lebih jelas 2
Tujuan Melihat adanya kelainan-kelainan dalam tinja baik secara makroskopis
maupun mikroskopis. a.
Cara Pemeriksaan Tinja A. Makroskopis
1. Spesimen diperiksa di tempat yang terang B. Mikroskopis
1 Alat yang diperlukan
Universitas Sumatera Utara
a. Masker dan sarung tangan karet b. Liditusuk gigi
c. Pot plastik ukuran 10-15 cc atau kantong plastik obat d. Kaca objek dan kaca penutup
e. Spidol f. Kertas saringtissue
g. Mikroskop 2 Reagen
a. Larutan Eosin 2 3 Cara pembuatan
a. Pakailah sarung tangan untuk mencegah kemungkinan infeksi berbagai penyakit dari tinja
b. Tuliskan nomor kodenama responden pada pot plastik kantong plastik obat
c. Ambil tinja dengan liditusuk gigi dibagian tengah permukaan tinja seujung lidi, kemudian letakkan di atas kaca objek
d. Teteskan larun Eosin 2 di atas kaca objek e. Aduk sampai rata pada masing-masing larutan
f. Tutup dengan kaca penutup
g. Lihat dibawah mikroskop mula-mula dengan pembesaran 10x kemudian dengan pembesaran 40x
h. Hasil pemeriksaan tinja berupa positif atau negatif tiap jenis telur cacing.
Universitas Sumatera Utara
4 Interpretasi -
Positif Infeksi Kecacingan : bila didapatkan dari hasil pemeriksaan laboratorium ada telur cacing di dalam tinja
- Negatif Infeksi Kecacingan : bila tidak didapatkan dari hasil pemeriksaan
laboratorium ada telur cacing di dalam tinja.
3.5 Defenisi Operasional
1.
Infeksi kecacingan adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing kelas nematoda usus khususnya yang penularannya melalui tanah, diantaranya
adalah cacing
gelang Ascarislumbricoides,
cacing tambang
Ancylostomaduodenale dan
Necator americanus,
dan cacing
cambukTrichuris trichiura yangdiperoleh dari hasil pemeriksaan tinja
siswa sekolah dasar
, dikategorikan menjadi 2 kelompokyaitu :
1.
Positif, bila ditemukan satu jenis atau lebih telur cacing dalam tinja
2.
Negatif, bila tidak ditemukan telur cacing dalam tinja
2. Jenis kelamin adalah pembagian jenis seksual yang ditentukan secara biologis dan anatomis yang dinyatakan dalam jenis kelamin laki-laki dan
jenis kelamin perempuan.
3.
Umur adalah lama hidup seseorang yang dihitung sejak kelahiran sampai ulang tahun terakhir pada saat penelitian dilakukan.
4. Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk menyediakan lingkungan sehat yang berhubungan dengan penularan
infeksi kecacingan dengan indikator sarana air bersih, pembuangan tinja
jamban, pengelolaan sampah dan saluran pembuangan air limbah.
Universitas Sumatera Utara
5. Sarana air bersih adalah ketersediaan air bersih yang dapat digunakan setiap kegiatan di rumah siswa yang meliputi sumber air bersih, jarak
sumber air bersih dengan sumber pencemar dan kondisi fisik sarana
penyediaan air bersih.
6. Pembuangan tinja jamban adalah ketersediaan jamban yang digunakan untuk keperluan membuang hajatkotoran manusia, meliputi kapasitas
jamban, kondisi jamban, jenis jamban, jarak jamban dengan sumber air
bersih, jamban disertai septik tank, kebersihan jamban.
7. Pengelolaan sampah adalah ketersediaan tempat pembuangan sampah
yang kedap air dan tertutup.
8. Saluran pembuangan air limbah adalah ketersediaan saluran pembuangan air limbah merupakan saluran yang tertutup, tidak mencemari lingkungan
dan mengalir lancar.
9. Higiene perorangan adalah kegiatanusaha kebersihan setiap siswa dalam
menjaga kesehatan agar terhindar dari infeksi kecacingan.
10. Kebersihan kuku adalah kebiasaan kebiasaan yang dilakukan oleh siswa untuk memelihara kebersihan kuku dengan memotong kuku sampai bersih
secara teratur
11. Kebiasaan cuci tangan adalah cara yang dilakukan oleh siswa untuk mencuci tangan dengan menggunakan sabun secara teratur baik sebelum
dan setelah makan, setelah buang air besar BAB, setelah bermain di
tanah 12. Kebiasaan kontak dengan tanah adalah kebiasaan siswa bermain di tanah
Universitas Sumatera Utara
13. Penggunaan alas kaki adalah kebiasaan siswa memakai sandalsepatu ketika bermain di pekarangan rumahsekolah terutama saat berjalan di
tanah. 3.6
Aspek Pengukuran 3.6.1 Variabel Independen
1. Sanitasi Dasar
Pengukuran variabel sanitasi dasar menggunakan form Cheklist. Sanitasi dasar yang dinilai ada 4 komponen yaitu sarana air bersih, pembuangan tinja
jamban, saluran pembuangan air limbah dan pengelolaan sampah. Skala pengukuran yang digunakan dalam variabel ini adalah skala
Guttman. Menurut Sugiyono 2010 skala pengukuran dengan tipe ini akan di dapat jawaban yang tegas, yaitu ya-tidak; benar-salah; pernah-tidak pernah. Selain
dapat digunakan dalam bentuk pilihan ganda, skala ini juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tinggi satu dan skor rendah nol.
Berdasarkan teori tersebut maka dapat diberikan penilai sebagai berikut: a. Jika menjawab Ya = 1
b. Jika menjawab Tidak = 0 Berdasarkan skor yang diperoleh maka pengukuran sanitasi dasar dapat
dikategorikan Pratomo, 1990: 1. Risiko pencemaran tinggi, apabila responden
mendapatkan skor ≥ 75 dari total skor
2. Risiko pencemaran rendah, apabila responden mendapat skor75 dari total skor
Universitas Sumatera Utara
2. Higiene Perorangan Pengukuran Higiene perorangan menggunakan kuesioner. Jumlah
pertanyaan untuk kuesioner sebanyak 21 pertanyaan. Pertanyaan terdiri dari kebersihan kuku, kebiasaan cuci tangan, kebiasaan kontak dengan tanah dan
penggunaan alas kaki. Skala pengukuran yang digunakan dalam variable ini adalah skala
Guttman. Menurut Sugiyono 2010 skala pengukuran dengan tipe ini akan di dapat jawaban yang tegas, yaitu ya-tidak; benar-salah; pernah-tidak pernah;
positif-negatif. Jawaban dapat dibuat skor tinggi satu dan skor rendah nol. Berdasarkan teori tersebut maka dapat diberikan penilai sebagai berikut:
c. Jika menjawab Benar = 1 d. Jika menjawab Salah = 0
Berdasarkan skor yang diperoleh, maka Higiene perorangan yang terdiri dari kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan memakai alas kaki, kebiasaan kontak
dengan tanah dan kebersihan kuku dan tangan dapat dikategorikan berdasarkanPratomo, 1990:
1. Baik, apabila responden dapat menjawab dengan benar ≥ 75 dari total skor.
2. Kurang baik, apabila responden mendapat nilai 75 dari seluruh skor yang ada.
3.6.2
Variabel Dependen
Infeksi kecacingan dilakukan dengan pemeriksaan tinja yang dilakukan sehari setelah pembagian pot tinja pada siswa di
Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran USU
, dengan interpretasi:
Universitas Sumatera Utara
a.
Positif Infeksi Kecacingan : bila didapatkan dari hasil pemeriksaan Laboratorium ada telur cacing di dalam tinja.
b.
Negatif Infeksi Kecacingan : bila tidak didapatkan dari hasil pemeriksaan Laboratorium ada telur cacing di dalam tinja.
3.7
Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulan ditabulasi, diolah dengan sistem komputerisasi menggunakan SPSS untuk kemudian dilakukan analisa. Data yang
telah masuk diinterpretasikan dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat. Analisa univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran pada masing-
masing variabel yang terdiri dari Sanitasi dasar dan Higiene perorangan, kemudian data ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara Sanitasi dasar dan Higiene perorangan dengan Infeksi Kecacingan. Adapun Uji
statistik yang digunakan adalah Uji Chi-Square X
2
pada α= 0,05 Murti, 1996 dikarenakan pada variabel penelitian ini berupa data kategorik seperti skala
pengukuran nominal dan ordinal serta untuk mencari hubungan kedua variabel. Syarat Chi Square:
1. Tidak terdapat sel dengan nilai observed yang bernilai nol 0. Nilai observed0 adalah nilai observasi yang didapatkan dari subyek penelitian.
2. Sel yang memiliki nilai expected 5, maksimal 20 dari jumlah sel. 3. Jika syarat uji Chi Square tidak terpenuhi maka yang digunakan adalah
ujialternatif. Uji alternatif dari uji Chi Square untuk tabel 2x2 adalah uji Fisher.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Kelurahan Paya Pasir adalah salah satu kelurahan yang terletak diKecamatan Medan Marelan, Kota Medan. Kelurahan Paya Pasir memiliki luas
wilayah 509,91 Ha dengan areal pemukiman seluas 403,91 Ha.Kelurahan Paya Pasir berbatasan dengan Kecamatan Medan Belawan di sebelah utara, Kelurahan
Rengas Pulau di selatan, Kelurahan Terjun di barat, dan Kelurahan Labuhan Deli di timur. Secara administrasi Kelurahan Paya Pasir terdiri dari 9 lingkungan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Pemko Medan, jumlah penduduk di Kelurahan Paya Pasir yaitu sebanyak 11.537 jiwa yang terdiri dari laki-laki
sebanyak 5.646 jiwa dan perempuan sebanyak 5.841 jiwa.
4.1.1 Gambaran Umum SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan
Sekolah Dasar Negeri 067773 didirikan pada tahun 1986. Sekolah ini beralamat di Jalan Paluh Nibung Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan
Marelan. Sekolah ini merupakan sekolah dasar yang paling dekat jaraknya dengan Tempat Pembuangan Akhir Sampah se- Kota Medan yaitu TPA Terjun.
Sekolah ini terdiri dari 2 bangunan terpisah yang terdiri dari bangunan untuk ruang kelas dan bangunan untuk kantor guru. Bangunan ruang kelas terdiri dari 6
ruangan, sedangkan untuk bangunan kantor guru dan kantor kepala sekolah digabung.
Universitas Sumatera Utara