p0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara saluran pembuangan air limbah dengan infeksi kecacingan pada siswaSD Negeri 067773
Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016. Tidak adanya hubungan terjadi karena penyebaran telur cacing yang berasal
dari tinja manusia secara tidak langsung ataupun langsung masuk ke tubuh manusia, pada umumnya limbah rumah tangga pada penelitan ini adalah air
buangan dalam bentuk cair seperti air bekas cucian dan mandi. Penularan telur cacing dapat terjadi oleh faktor lain seperti sarana air bersih, pengelolaan sampah
dan higiene perorangan yang kurang baik. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Syahraeni 2015 pada siswa SD
Negeri 101200 Desa Perkebunan Hapesong dan SD Negeri 101300 Desa Napa Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan menunjukkan tidak adanya
hubungan antara saluran pembuangan air limbah dengan infeksi kecacingan yaitu p= 0,593.
5.2.4 Hubungan Sarana Pengelolaan Sampah dengan Infeksi Kecacingan
Keadaan sarana pengelolaan sampah siswa sudahcukup baik, namun ada siswa yang rumahnya berdekatan dengan TPA Terjun dan ada siswa yang
orangtuanya bekerja sebagai pemulung sehingga banyak sampah bertumpuk dan berserakan di teras rumah, besar kemungkinan mereka mengalami infeksi cacing
melalui sampah-sampah tersebut Hidayat, 2002. Kondisi sampah yang berserakan bisa menyebabkan penyakit, salah satunya
yaitu penyakit cacingan. Sampah yang berserakan dan berbau sering dihinggapi serangga. Lalat merupakan salah satu serangga yang menyebabkan dan
Universitas Sumatera Utara
menularkan penyakit. Lalat yang selalu bersarang di sampah kotor membawa telur cacing yang sebelumnya hinggap di tanah. Transmisi telur cacing dimulai dari
telur cacing yang dibawa oleh lalat, kemudian lalat tersebut hinggap di makanan, dan makanan tersebut yang akan masuk ke dalam tubuh manusia. Sangat rawan
terkena cacingan untuk anak sekolah dan balita, karena mereka yang selalu jajan disembarang tempat dan selalu bermain-main di luar rumah Soedarto, 2008.
Berdasarkan hasil analisis hubungan antara sarana pengelolaan sampah dengan infeksi kecacingan menggunakan uji Fisher diperoleh nilai p=0,01 p
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sarana pengelolaan sampah dengan infeksi kecacingan pada siswaSD Negeri 067773 Kelurahan Paya
Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Syahraeni 2015 pada siswa SD
Negeri 101200 Desa Perkebunan Hapesong dan SD Negeri 101300 Desa Napa Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan menunjukkan ada hubungan
antara pengelolaan sampah dengan infeksi kecacingan yaitu p= 0,001. Mendukung pendapat Slamet 2009 yang menyatakan pengaruh sampah
terhadap kesehatan salah satunya adalah efek tidak langsung berupa penyakit bawaan vektor yang berkembang biak dalam sampah. Sampah bila dibuang
sembarangan dapat menjadi sarang lalat yang merupakan salah saru vektor dari cacing.
Universitas Sumatera Utara
5.3 Hubungan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan