5.2.2 Hubungan Pembuangan Tinja Jambandengan Infeksi Kecacingan
Hasil analisis hubungan pembuangan tinja jamban dengan infeksi kecacingan menggunakan uji Fisher diperoleh nilai p=0,002 p 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pembuangan tinja jamban dengan infeksi kecacingan.
Secara umum responden buang air besar di jamban hal ini ditunjukkan dengan seluruh responden memiliki jamban leher angsa tetapi masih ada yang
belum memiliki septictank. Pembuangan tinja yang tidak baik dapat menimbulkan pencemaran tanah, pencemaran air, kontaminasi dan memicu perkembangbiakan
lalat. Tinja yang mengandung telur cacing dapat menjadi sumber infeksi dengan berbagai media perantara air, tangan, lalat, tanah, makanan dan minuman.
Tanah yangsudah terkontaminasi dengan kotoran manusia sangat berpengaruh tehadap terjadinyapenyakit. Anak-anak yang sering berinteraksi
dengan tanah sangatrentan terhadap penyakit yang salah satunya yaitu penyakit cacingan. Askariasis, ancylostomiasis, dan trichiuriasis merupakan penyakit
cacingan yangtransmisinya melalui tanah Slamet, 2000. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Yudhastuti dan Lusno 2012
tentang kebersihan diri dan sanitasi rumah pada anak balitadengan Kecacingan yang menunjukkan adanya hubungan antara sarana pembuangan tinja dengan
infeksi kecacingan yaitu p= 0,0001.
5.2.3 HubunganSaluran Pembuangan Air Limbah dengan Infeksi Kecacinga
Berdasarkan hasil analisis hubungan antara saluran pembuangan air limbah dengan infeksi kecacingan menggunakan uji Fisher diperoleh nilai p=0,585
Universitas Sumatera Utara
p0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara saluran pembuangan air limbah dengan infeksi kecacingan pada siswaSD Negeri 067773
Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016. Tidak adanya hubungan terjadi karena penyebaran telur cacing yang berasal
dari tinja manusia secara tidak langsung ataupun langsung masuk ke tubuh manusia, pada umumnya limbah rumah tangga pada penelitan ini adalah air
buangan dalam bentuk cair seperti air bekas cucian dan mandi. Penularan telur cacing dapat terjadi oleh faktor lain seperti sarana air bersih, pengelolaan sampah
dan higiene perorangan yang kurang baik. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Syahraeni 2015 pada siswa SD
Negeri 101200 Desa Perkebunan Hapesong dan SD Negeri 101300 Desa Napa Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan menunjukkan tidak adanya
hubungan antara saluran pembuangan air limbah dengan infeksi kecacingan yaitu p= 0,593.
5.2.4 Hubungan Sarana Pengelolaan Sampah dengan Infeksi Kecacingan