yang menempel pada permukaan kulit, jari-jari dan kuku pada kedua tangan Proverawati dan Rahmawati, 2012.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yulianto 2007pada siswa SDN Rowosari 01Kecamatan Tembalang Kota Semarang Tahun 2007yang
menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan mencuci tangan dengan infeksi kecacingan yaitu p= 0,028.
Mendukung pendapat Majid 2001 bahwa cara yang paling baik dalam memutus mata rantai penularan infeksi kecacingan yang ditularkan melalui tanah,
antara lain dengan menjaga kebersihan pribadi misalnya mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan menggunting kuku secara rutin.
5.3.2 Hubungan Kebiasaan
Kontak Dengan
Tanahdengan Infeksi
Kecacingan
Berdasarkan hasil analisis hubungan antara
kebiasaan kontak dengan tanah
dengan
infeksi
kecacingan menggunakan uji Fisher diperoleh nilai
p=0,034 p 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan kontak
dengan tanahdengan infeksi kecacingan pada siswaSD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016.
Kebiasaan kontak dengan tanah mempunyai pengaruh besar terhadap infeksi kecacingan, apabila kontak dengan tanah dan tidak mencuci tangan maka telur
akan ikut lengket di kuku dan tertelan. Tanah merupakan tempat perkembangbiakan yang baik untuk telur cacing. Tanah yang telah terkontaminasi
telur cacing akan mudah masuk ke tubuh manusia jika terjadi kontak langsung dengan tanah. Halaman rumah merupakan media bermain anak-anak. Pada saat
Universitas Sumatera Utara
musim hujan tanah akan menjadi lembab dan becek yang bila menjadi tempat bermain anak akan bisa menularkan telur-telur cacing Proverawati dan
Rahmawati, 2012. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dly 2008 pada Anak SD
Negeri di Kecamatan Sibolga Kotayang menunjukkan adanya hubungan antara kebiasaan kontak dengan tanah dengan infeksi kecacingan yaitu p= 0,010.
5.3.3 Hubungan Kebersihan Kukudengan Infeksi Kecacingan
Berdasarkan hasil analisis hubungan antara
kebersihan kuku
dengan
infeksi
kecacingan menggunakan uji Fisher diperoleh nilai
p=0,035 p 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kebersihan kukudengan infeksi
kecacingan pada siswaSD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016.
Kebersihan kuku merupakan salah satu bagian dari pemeliharaan kebersihan perorangan. Ketika kuku siswa dalam keadaan kotor akan mudah berkembang
kumanbibit penyakit di dalam kuku akibatnya dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada siswa. Adapun gangguan kesehatan yang paling sering terjadi jika
kuku kotor adalah infeksi kecacingan Potter, 2005. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Jalaluddin 2008 pada anak SD
di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe tahun 2008 yang menunjukkan adanya hubungan antara kebersihan kuku dengan infeksi kecacingan yaitu p=
0,003. Mendukung pendapat Mudmainah 2003, kuku yang terawat dan bersih
merupakan cerminan kepribadian seseorang, kuku yang panjang dan tidak terawat
Universitas Sumatera Utara
akan menjadi tempat melekatnya berbagai kotoran yang mengandung mikroorganisme diantaranya telur cacing.
5.3.4 Hubungan Penggunaan Alas Kakidengan Infeksi Kecacingan