Hubungan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan

4.3.3 Hubungan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan

Hubungan higiene perorangan denganinfeksi kecacingan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.24 Hasil Uji Fisherantara Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir KecamatanMedan Marelan Tahun 2016 No Higiene Perorangan Infeksi Kecacingan Nilai Positif Negatif P 1. Kebiasaan Mencuci Tangan Baik 3 6,4 35 74,5 0,018 Kurang Baik 4 8,5 5 10,6 Total 7 14,9 40 85,1 2. Kebiasaan Kontak dengan Tanah Baik 0,0 18 38,3 0,034 Kurang Baik 7 14,9 22 46,8 Total 7 14,9 40 85,1 3. Kebersihan Kuku Baik 1 2,1 25 53,2 0,035 Kurang Baik 6 12,8 15 31,9 Total 7 14,9 40 85,1 4. Penggunaan Alas Kaki Baik 3 6,4 34 72,3 0,029 Kurang Baik 4 8,5 6 12,8 Total 7 14,9 40 85,1 Berdasarkan tabel 4.24 dapat diketahui bahwa positif infeksi kecacingan lebih tinggi pada siswa yang mempunyai kebiasaan mencuci tangan yang kurang baik yaitu sebanyak 4 orang 8,5. Sedangkan yang menunjukkan negatif terinfeksi kecacingan lebih banyak pada siswa yang mempunyai kebiasaan mencuci tangan yang baik yaitu sebanyak 35 orang 74,5. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Fisherdiperoleh nilai p=0,018 p 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antarakebiasaan mencuci tangan dengan infeksi kecacingan. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan kebiasaan kontak dengan tanah pada siswa yang menunjukkan positif terinfeksi kecacingan dan negatif terinfeksi kecacingan lebih banyak pada siswa yang mempunyai kebiasaan kontak dengan tanah yang kurang baik, dimana yang positif infeksi kecacingan yaitu sebanyak 7 orang 14,9 dan yang negatif terinfeksi kecacingan yaitu sebanyak 22 orang 46,8. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Fisher diperoleh nilai p=0,034 p 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan kontak dengan tanahdengan infeksi kecacingan. Positif infeksi kecacingan lebih tinggi pada siswa yang mempunyai kebersihan kuku yang kurang baik yaitu sebanyak 6 orang 12,8. Sedangkan yang menunjukkan negatif terinfeksi kecacingan lebih banyak pada siswa yang memilikikebersihan kuku yang baikyaitu sebanyak 25 orang 53,2. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Fisher diperoleh nilai p=0,035 p 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kebersihan kukudengan infeksi kecacingan. Positif infeksi kecacingan lebih tinggi pada siswa yang memiliki kebiasaan penggunaan alas kakiyang kurang baik yaitu sebanyak 4 siswa 8,5. Sedangkan yang menunjukkan negatif terinfeksi kecacingan lebih banyak pada siswa yang memilikikebiasaan penggunaan alas kaki yangbaik yaitu sebanyak 34 siswa 72,3. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Fisher diperoleh nilai p=0,029 p 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara penggunaan alas kaki dengan infeksi kecacingan. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Infeksi Kecacingan pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 47 siswa SD kelas III – VI di SD Negeri 067773 yang dilakukan pemeriksaan feses secara laboratorium didapatkan sebanyak 7 orang 14,9 yang positif terinfeksi cacing. Hasil penelitian ini menunjukkan angka yang lebih rendah di bandingkan dengan angka infeksi kecacingan nasional sebesar 22,6. Rendahnya angka infeksi kecacingan pada siswa kemungkinan disebabkan oleh kondisi sanitasi dasar seperti sarana air bersih, pembuangan tinja jamban, saluran pembuangan air limbah dan pengelolaan sampah yang sudah cukup baik sehingga memiliki tingkat risiko pencemaran yang rendah. Siswa yang terinfeksi kecacingan mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan siswa, kecerdasan siswa, produktivitas, dan kualitas sumber daya manusia, sehingga secara ekonomi mengalami kerugian karena kehilangan karbohidrat, protein, darah, dan dapat menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya Depkes RI, 2004. Hal ini dimungkinkan mengingat anak usia sekolah dasar memiliki higiene perorangan yang kurang baik, namun umur dan jenis kelamin bukan menjadi faktor utama penentu seseorang mudah terkena infeksi kecacingan, karena masih banyak faktor lain yang menentukan seseorang mudah terinfeksi kecacingan, Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Higiene Perorangan dan Perilaku Anak Sekolah Dasar Dengan Terjadinya Infeksi Kecacingan Di SD Negeri 1 Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat Tahun 2003

7 48 76

Hubungan Higiene Perorangan Pemulung Makanan Sisa Dengan Infeksi Kecacingan Di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2006.

1 35 93

Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga

5 31 138

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016

0 0 16

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016

0 0 2

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016

0 0 7

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016

0 0 33

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016

0 5 5

Hubungan Sanitasi Dasar dan Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SD Negeri 067773 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan MarelanTahun 2016

0 0 39

Hubungan Higiene Perorangan dengan Kejadian Kecacingan pada Murid SD Negeri Abe Pantai Jayapura

0 1 11