Pertemuan II Pertemuan III

c. Pertemuan II

Pertemuan kali ini diadakan di rumah responden karena responden memiliki keperluan lain dan tidak sempat bila bertemu di tempat lain. Keadaan rumah pada saat itu cukup sunyi karena hanya responden yang berada di rumahnya. Wawancara dilakukan di ruangan depan, tempat ibuya berjualan obat- obat herbal sambil diiringi lagu-lagu Bob Marley, penyanyi favorit responden. Peneliti mengawali wawacara dengan membahas topik seputar kabar dan perlombaan yang akan diikuti oleh responden. Saat awal wawancara, responden menjawab pertanyaan sambil duduk menghadap ke arah komputer karena ia sedang membaca artikel untuk perlombaan yang akan ia ikuti. Namun, hal itu hanya berlangsung sebentar karena responden kemudian memutuskan untuk duduk menghadap ke arah peneliti agar suaranya dapat terekam dengan lebih baik. Pada pertemuan kali ini, responden cukup ekspresif dalam bercerita, ia banyak tertawa dan tersenyum ketika menceritakan kisah masa lalunya, yaitu mengenai kehidupan sekolahnya yang sering melakukan kenakalan serta masa-masa ia masih menganut agama. Responden juga cukup sering melakukan kontak mata dengan peneliti. Responden menyampaikan ceritanya dengan volume suara yang besar, yang sepertinya memang sudah menjadi kebiasaannya. Ketika menceritakan perjalanannya menjadi Ateis, raut wajah responden terlihat serius dengan ekspresi yang datar dan sesekali melihat ke kiri atas seraya mengingat masa lalunya. Universitas Sumatera Utara

d. Pertemuan III

Pertemuan kali ini dilakukan di rumah responden. Keadaan rumah sangat sepi karena tidak ada orang selain responden, ibunya berada di kedai kopi miliknya. Wawancara dilakukkan di ruangan yang sama dengan pertemuan sebelumnya sambil diiringi oleh lagu-lagu Bob Marley serta musik beraliran dubstep. Saat wawancara dilakukan, responden duduk di depan meja komputer sambil browsing internet, sementara peneliti duduk di kursi yang menghadap dinding dan bagian samping tubuh responden. Selama wawancara, repoden tidak beranjak dari kursi tersebut, namun sesekali ia menghentikan kegiatannya dan memutar tubuhnya ke arah peneliti sambil menceritakan kehidupannya. Dalam bercerita, responden memiliki volume suara yang cukup tinggi, meskipun ada suara musik dan posisi duduk yang berjarak sekitar dua meter, peneliti masih dapat mendengar suara responden dengan baik. Responden memang tidak terlalu ekspresif, biasanya eskpresinya datar saja dalam bercerita, hanya ketika mengingat momen yang dianggap lucu, barulah ia tertawa. Responden yang menjawab sambil bermain komputer menyebabkan intensitas kontak mata dengan peneliti menjadi berkurang, hanya ketika responden mengubah posisi duduknya menghadap peneliti, barulah intensitas kontak mata kembali meningkat.

e. Pertemuan IV