1.1.9 Rekapitulasi Data Responden I Anto
Latar Belakang
Data Diri Anak bungsu dari tiga bersaudara. Keluarganya sedari dulu sering
berpindah-pindah kota, namun akhirnya menetap di Medan sekitar tujuh tahun terakhir.dan merupakan penganut agama Islam sepanjang hidup
mereka.
Keadaan Keluarga Ibu Anto menanamkan ajaran agama dengan berbagai cara mulai dari
sholat, mengajak ke pengajian dan ceramah, mengikuti pesantren, membaca Al Quran, bahkan setiap pagi, sebelum berangkat sekolah,
ibunya memutar acara ceramah pagi di televisi. Ibunya kerap menguji apakah Anto telah mengahafal baaan Al Quran tertentu dengan cara
menanyakan hal tersebut. Bila Anto tidak hafal, ibunya akan menyuruh Anto mengulang terus hingga hafal. Anto tidak menyukai hal ini karena
membuat waktu bermainnya berkurang. Ketika Anto tidak melakukan kewajiban agamanya, ibu Anto akan mencubit pelipis atau telinga Anto
sambil berulang-ulang memberitahu tentang pentingnya melakukan kewajiban agamanya. Anto tidak menyukai hal tersebut karena ia tidak
suka mendengar ibunya menegurnya berkali-kali. Sementara itu, ayah Anto tidak terlalu banyak berperan dalam mengajari Anto perihal agama
karena sibuk bekerja, namun ia kerap memperingati Anto untuk terus menjalankan kewajiban agamanya.
Kepercayaan tentang Tuhan Menganggap bahwa Tuhan adalah sosok serba “Maha”, mulai dari Maha
Kuasa, Maha Pengampun serta penyebab eksistensinya di dunia ini danakan menolong hamba-Nya dalam keadaan sesulit apapun karena
meskipun ada kesulitan dalam hidup, pasti ada rencana Tuhan dibaliknya.
Menganggap bahwa doa memiliki andil dalam penyelesaian masalah yang ia miliki. Anto takut akan kematian karena takut masuk ke neraka
yang sangat menyeramkan sehingga sebisa mungkin melakukan ibadah untuk menghindari hukuman di neraka.
Ketika SMP,mulai jarang melakukan sholat karena menganggap sholat mengurangi waktu bermain dan kebetulan orangtuanya sedang sibuk
mengurusi kepindahan sehingga tidak ada yang mengawasi. Ia juga malas sholat karena membaca buku yang menyatakan tidak sholat sama dengan
bersetubuh dengan orangtua sendiri. Hal ini membuat Anto yang sudah sering tidak sholat menjadi malas karena menganggap percuma saja
sebab dosanya sudah tidak dapat ia tebus.
Universitas Sumatera Utara
Makna Hidup ketika Masih Teis
Sewaktu masih Teis, Anto menganggap hidup adalah proses sementara yang harus dilalui sebagai acuan penghakiman Tuhan di hari kiamat,
sehingga ia berusaha untuk menjalankan perintah Tuhan dalam hidup, melalui ajaran agamanya agar masuk ke dalam surga.
Peralihan dari Teis Menjadi Ateis
Hal yang Membuat Responden
Mempertanyakan Keberadaan Tuhan
Penderitaan Searching for Meaning
Hasil
Di bangku SMA, , heran melihat isu sosial seputar
umat beragama yang berperang serta kelompok
agama yang berperilaku anarkis karena tidak
mencerminkan kebaikan dalam ajaran agama.
Bingung dengan persepsinya yang
menganggap bahwa agamanya menyatakan
selain penganut agamanya adalah kafir sehingga akan
masuk ke neraka, padahal Anto memiliki teman-teman
penganut agama lain yang melakukan perbuatan baik.
Berusaha tidak memikirkan
pertanyaan- pertanyaan
tersebut, namun hal itu tetap saja
muncul dalam benaknya
sehingga ia merasa tidak
nyaman dengan keadaannya.
Meski ia berdoa dan meminta
maaf pada Tuhan ketika
mempertanyakan hal tersebut, rasa
penasaran dan kebingungan itu
tidak hilang dari dirinya.
Akhirnya, ia memutuskan
untuk menanggapi
pertanyaan dalam benaknya
tersebut. Bertanya pada beberapa
ustadz mengenai kebenaran ajaran
agamanya. Para ustadz menjawab bahwa
apapun yang tertera dalam Al Quran, itulah
kebenaran sehingga tidak usah
dipertanyakan karena yang terpenting adalah
memiliki iman pada Tuhan.
Tidak puas dengan jawaban tersebut karena ia
malah semakin bertanya- tanya dan ingin
menemukan jawaban yang tepat.
Ketidakpuasan terhadap jawaban para ustadz
membuat Anto berusaha sendiri menemukan
jawaban atas Mulai mengalami
disonansi kognitif. Ia
merasa tidak nyaman karena
Meluangkan waktu untuk membaca buku
mengenai argumen atas keberadaan Tuhan serta
membaca forum-forum Lebih yakin terhadap
kebenaran yang diungkapkan oleh
arkeolog, sejarahwan maupun ilmuwam karena
Universitas Sumatera Utara
pertanyaannya. mulai ragu atas
kebenaran persepsi ajaran
agama yang dianutnya, namun
ia merasa bersalah bila
mempertanyakan hal tersebut.
internet seputar agama hingga Ateis di internet.
Membandingkan lini waktu yang
diungkapkan oleh agama maupun ahli
sejarah dan sains, misalnya saja mengenai
sejarah peradaban yang terjadi menurut kitab
suci dan ahli sejarah serta membandingkan
usia Bumi berdasarkan Alkitab dan sains.
memiliki bukti nyata yang menggunakan metode
yang dapat berubah mengikuti perkembangan
zaman sedangkan agama bersifat statis yang tidak
bisa dirubah lagi dan tidak memiliki bukti nyata.
Di tengah keraguannya, mengingat kembali
masalah-masalah yang dialaminya, salah satunya
ialah sebuah masalah yang sangat pribadi yang enggan
untuk ia utarakan kepada peneliti.
Awalnya, menganggap hal
itu adalah ujian dari Tuhan,
namun rasa kecewa Anto
tumbuh lebih banyakkarena
menganggap tidak
mendapatkan apa yang seharusnya
ia dapatkan sebagai umat
Tuhan yang telah melakukan
kewajibannya menjalankan
perintah Tuhan, karena ternyata,
masalah apapun yang ada dalam
hidupnya, tidak akan selesai
meskipun ia berdoa pada
Tuhan karena pada akhirnya,
memang dirinya- Mencari hubungan
antara apa yang dikatakan agama bila
umat mengalami masalah dengan
masalah-masalah yang menimpa dirinya. Ia
menemukan bahwa kedua hal tersebut
sebenarnya tidak berhubungan karena ia
lah yang harus menyelesaikan
masalahnya, bukan karena doa.
Menganggap bahwa eskistensi Tuhan yang
diajarkan agamanya adalah sia-sia karena tidak
berperan dalam penyelesaian masalahnya,
namun ia tidak mau melepas Tuhan dalam
hidupnya meskipun keraguan pada Tuhan
semakin besar karena ia takut masuk neraka,
sehingga ia mendefinisikan ulang
Tuhan dengan versinya sendiri yang berbeda
dengan konsep Tuhan dalam agama, yaitu tidak
ada Tuhan seperti yang ada dalam agama
manapun, namun pasti ada suatu entitas tertinggi yang
menyebabkan ia hadir dunia ini, tanpa campur
tangan agama. Ia juga menjadi sagat jarang
melakukan kewajiban agamanya, bahkan hanya
Universitas Sumatera Utara
lah yang harus menyelesaikan
masalah tersebut. sekali dalam satu minggu.
Kembali lagi berdoa pada Tuhan yang sesuai dengan
ajaran agamanya meskipun telah memiliki definisi
Tuhan yang baru bila ia menginginkan sesuatu,
misalnya ketika ingin lulu SMA dan lulus ujian
SNMPTN, namun ia kembali lagi ragu bila telah
mendapatkan apa yang ia inginkan.
Semakin lama, Anto merasa
tidak nyaman karena tidak
berada pada posisi yang jelas
untuk benar- benar lepas dari
Tuhan atau tidak. Meluangkan waktu
untuk membaca artikel dan forum di internet
mengenai agama. Ia setuju dengan anggapan
bahwa agama membatasi penganutnya
dalam memandang suatu hal yang
seharusnya dapat dipandang melalui
berbagai perspektif.
Mengaitkan bacaan- bacaan yang ia terima
dengan logikanya sehingga ia
menganggap bahwa eksistensi Tuhan dalam
agama apapun tidak memiliki bukti nyata,
lagipula setiap agama sama-sama merasa
paling benar sehingga ia enggan untuk beralih
ke agama lain. Menjadi Ateis karena tidak
menemukan bukti nyata keberadaan Tuhan dan
tidak ada gunanya percaya pada ajaran agama
sehingga ia tidak lagi percaya akan Tuhan dalam
bentuk apapun.
Tidak lagi mempermasalahkan
tanggapan negatif masyarakat. Baginya, itu
adalah hal yang wajar karena masyarakat belum
memahami bagaimana Ateis tersebut.
Menerima keadaan dirinya yang tidak bisa terbuka
pada orangtuanya karea ia tidak ingin membuat
orangtuanya kecewa.
Kehidupan Sebagai Seorang Ateis
Value Menganggap bahwa nilai kolektif bermasyarakat merupakan hal yang
paling penting dalam hidup. Baginya, ia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain.
Pengorbanan tidak dilakukan atas dasar ajaran agama, namun karena keinginan sendiri untuk berbuat baik.
Moral tidak harus berasal dari ajaran agama, namun melalui aturan
Universitas Sumatera Utara
masyarakat dan pengalaman hidup
Belief Tidak percaya akan after life sehingga ingin memaksimalkan hidup.
Tuhan hanyalah dongeng. Doa tidak memiliki manfaat dalam hidup.
Ajaran agama merendahkan kemampuan manusia, misalnya dalam melakukan perbuatan baik dan tidak masuk akal karena tidak memiliki
bukti konket.
Tujuan Hidup Ingin menjalani hidup yang bermanfaat bagi orang lain yang tidak
dilandasi atas kepercayaan pada Tuhan melalui agama.
Usaha Realisasi Melakukan berbagai kegiatan terarah yaitu, tidak melakukan perbuatan
jahat yang merugikan dirinya dan orang lain, sebisa mungkin membantu orang lain, seperti teman dan orangtua, dalam bentuk pikiran, tenaga
maupun waktu, kecil apapun. Berusaha untuk selalu mencari solusi yang tepat ketika mengalami masalah hidupnya. Baginya, yang terpenting
adalah menghadapi masalah tersebut secara langsung, apa yang harus dilakukan daripada berlarut-larut dalam penyesalan.
Keadaan Saat Ini Bahagia dengan kehidupan yang dijalaninya karena akhirnya bisa terlepas
dari ritualisme agama dan jujur dan mengakui apa yang selama ini ia ragukan. Ia juga bahagia bisa menemukan teman-teman yang
menghormati pilihannya. Meski demikian, menurut Anto, kebahagiaan dalam hidup akan lengkap bila ia telah berhasil mewujudkan tujuannya
untuk bermanfaat bagi orang banyak. Hal ini membuktikan bahwa Anto mulai memiliki kehidupan bermakna karena ia sudah merasakan
kebahagiaan karena terlepas dari penderitaannya terdahulu yang bingung, ragu dan kalut atas kebenaran agamanya dan sekarang, ia sedang
berusaha untuk menggapai kehidupan bermakna dengan berusaha mewujudkan impiannya untuk berguna bagi orang banyak.
Universitas Sumatera Utara
2. Partisipan II 2.1 Deskripsi Data Partisipan II
2.1.1 Identitas Partisipan II