Rekapitulasi Data Responden II Sony

2.1.9 Rekapitulasi Data Responden II Sony

Latar Belakang Data diri Anak pertama dari dua bersaudara. Ia memiliki seorang adik perempuan. Kini, ia tinggal bersama ibunya di Medan karena adiknya berkuliah di Bali, sementara ayahnya telah berpisah dari ibunya saat usia Sony 5 tahun. Ibuadalah seorang mualaf karena hendak menikah dengan ayah Sony. Ia mempelajari agama Islam sekitar setahun di sebuah pesanten di kota Kajen. Keadaan keluarga Sewaktu masih di Semarang, orangtua Sony mengajarkannya perihal agamanya mulai dari sholat, membaca Al Quran dan sebagainya. Mereka tidak pernah menghukum Sony bila ia tidak melakukan ritual agamanya. Ayah Sony tidak terlalu banyak berperan dalam mengajarkan agama padanya karena sibuk bekerja. Saat tinggal di Medan, ibu Sony-lah yang mengajari perihal ajaran agama pada anak-anaknya. Meski seorang mualaf, ia sebisa mungkin mengajarkan anak- anaknya berpuasa, mengaji, dan lainnya. Ia juga memberikan buku-buku religi pada Sony untuk dibaca agar Sony dapat lebih mengerti tentang Tuhan dalam agamanya. Ibu Sony tidak pernah memberi hukuman dalam bentuk apapun bila Sony tidak menjalankan ritual agamanya. Ibu Sony pernah mengabulkan permintaan adik Sony untuk melepas jilbab ketika ia duduk di bangku SMP. Hal ini membuat Sony menganggap ibunya tidak mengetahui ajaran agama Islam secara mendalam yang mengajarkan bahwa aurat wanita harus ditutupi Kepercayaan tentang Tuhan Sewaktu kecil memang mempercayai Tuhan, namun sempat mempertanyakan sosok Tuhan dalam ajaran agamanya. Meski demikian, lambat laun ia melupakan pertanyaan tersebut.. Baginya, Tuhan adalah penolong hidup yang membantunya dalam menghadapi berbagai masalah. Sony yakin bahwa doa, sebagai perantara komunikasinya dengan Tuhan, berperan dalam keberhasilan pencapaian apa yang ia inginkan. Yakin pada ajaran agamanya bahwa segala hal yang telah dilakukan dalam hidup, akan dipertanggungjawabkan di hari akhir nanti sehingga sebisa mungkin ia melaksanakan perintah Tuhan agar terhindar dari api neraka, terlebih lagi ia pernah melihat hukuman di neraka melalui sebuah buku bergambar yang sangat menyeramkan. Cukup rajin melaksanakan ritual keagamaan, seperti sholat. Ia juga beberapa kali melakukan sholat tahajud karena ingin menjadi umat yang alim, sekaligus menambah pahala untuk masuk dalam surga. Ia mengaku mendapat ketenangan ketika selesai melakukan hal tersebut. Universitas Sumatera Utara Makna Hidup ketika Masih Teis Sewaktu masih Teis, Sony menganggap bahwa hidup adalah sarana untuk mengumpulkan pahala melalui ajaran agamanya agar ia bisa masuk ke dalam surga. Peralihan dari Teis Menjadi Ateis Hal yang Membuat Responden Mempertanyakan Keberadaan Tuhan Penderitaan Searching for Meaning Hasil Sewaktu SMPbingung atas persepsinya yang menganggap bahwa ajaran agamanya menyatakan selain penganut agamanya dapat dibunuh karena kafir, padahal yang ia lihat nyatanya, banyak penganut-penganut agama lain yang melakukan kebaikan, yang seharusnya tidak mungkin boleh dibunuh hanya karena tidak menganut agama Islam. Mempertanyakan keistimewaan manusia sebagai makhluk tertinggi yang dapat berkomunikasi dengan Tuhan setelah ia membaca bahwa ternyata terdapat banyak galaksi di dunia, yang berarti ada kemungkinan bukan hanya manusia yang dapat berkomunikasi dengan Tuhan. Tetap ingin mempercayai ajaran agamanya namun ia tidak tahan untuk tidak mencari jawaban atas pertanyaannya, terlebih sedari kecil ia adalah individu yang memiliki rasa keingintahuan yang besar. Di rumahnya, ia tidak memiliki rekan untu bertukar pikiran mengenai agama karena menganggap pengetahuan ibunya kurang mendalam. Sony memang masih mempercayai Tuhan melalui ajaran agama, namun ia tidak nyaman atas rasa penasarannya yang terus muncul sehingga ia merasa harus menjawab rasa penasaran tersebut. Berdiskusi dengan beberapa usatdz mengenia pertanyaan yang ia miliki, namun jawaban yang ia terima sama saja, yaitu, apapun yang tertulis di dalam Al quran harus dipercayai dan diimani saja karena memang tidak dapat dirasionalisasi dengan logika manusia. Tidak puas dengan jawaban tersebut sehingga ia enggan untuk bertanya lagi kepada pemuka agama karena menurutnya jawaban mereka sama saja. Meski sudah bertanya, Sony masih tetap melakukan ritual agamanya. Beranjak SMA, Sony bingung atas persepsinya terhadap ajaran agama yang menurutnya kontradiktif dengan kenyataan. Menurutnya, ajaran agamanya Mulai meragukan ajaran agamanya, namun sedari kecil sudah tertanam dalam dirinya untuk mempercayai hal tersebut. Sony tidak ingin berdosa dan takut Melakukan usaha mencari jawaban atas berbagai dengan menggunakan rasionaliasinya sendiri karena tidak mau lagi berdiskusi dengan umat Menganggap bahwa tidak mungkin Tuhan hanya akan menyelamatkan satu pemeluk agama sehingga ia mendefinisikan ulang Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa penganut kafir akan meninggal dengan tidak tenang, sementara ia melihat bahwa banyak penganut agama lain, yang menurut pemahamannya disebut kafir oleh agamanya, meninggal dengan tenang. Mempertanyakan banyaknya konsep Tuhan dalam berbagai agama yang sama-sama dapat mengabulkan permohonan masing-masing umatnya. masuk neraka bila meragukan agamanya, namun ia tidak dapat menahan keraguannya sehingga ia bingung harus mempercayai yang mana. Hal ini membuat Sony hanya melakukan ajaran agamanya yang menurutnya baik saja, seperti melaksanakan sholat, berdzikir, berdoa pada Tuhan serta tidak mengikuti ajaran yang menurutnya tidak baik, seperti menghakimi bahwa penganut agama selain Islam adalah kafir sebagai antisipasi jika ternyata ajaran agama- lah yang benar. beragama lain yang memiliki jawaban yang sama berdasarkan informasi yang ia dapat dari buku. Setelah mengenal internet, ia mulai mencari tahu lebih banyak melalui artikel, e-book hingga forum- forum yang membahas seputar agama dan sains yang kemudian informasi-informasi tersebut ia rasionalisasikandengan akalnya sendiri. Tuhan sesuai pemikirannya sendiri, yaitu Tuhan adalah sebuah kekuatan yang lebih tinggi dan tidak terlihat yang mencipatkan alam raya yang amat sangat luas serta tidak bersifat personal, tidak memperhatikan manusia secara individual karena tentu banyak hal yang menjadi urusan-Nya, serta rasional karena tidak mungkin menghukum manusia hanya karena tidak percaya pada Nya tanpa memperhatikan perbuatan semasa hidup. Menjadi jarang sholat karena ia tidak lagi percaya pada ajaran agamanya dan lebih memilih percaya pada sejarah dan sains yang memiliki bukti nyata. Dan hanya berkomunikasi paada Tuhan bila ia merasa bersalah karena telah meragukan-Nya, namun sesaat kemudian, ia kembali lagi mempertanyakan hal tersebut. Semakin lama, mulai mempertanyakan bukti eksistensi Tuhan yang ia percayai serta meragukan kekuasaan Tuhan dan penciptaan semesta oleh Meski berusaha mempertahankan Tuhan dalam dirinya melalui definisi yang baru, mulai merasa tidak nyaman atas keadaan dirinya Melakukan usaha pencarian jawaban dengan artikel internet mengenai keberadaan Tuhan di internet yang kemudian ia Mejadi Ateis karena : Menyimpulkan bahwa bahwa selama ini, definisi mengenai Tuhan yang ia buat Universitas Sumatera Utara Tuhan karena hal tersebut tidak memiliki bukti nyata. karena ia meragukan keberadaan Tuhan, namun ia masih takut akan neraka sehingga ia berusaha mencari jawaban atas pertanyaan tersebut agar ia dapat memilih posisi tegas untuk benar-benar lepas dari Tuhan atau tidak. rasionalisasikan dengan akalnya sendiri sendiri hanyalah buatan pikirannya yang mengharuskan bagaimana seharusnya sifat yang dimiliki Tuhan, padahal mau bagaimanapun definisinya, tidak ada bukti nyata akan keberadaan Tuhan. Menyimpulkan bahwa argumen-argumen yang selama ini ia anggap kuat, ternyata juga memiliki kesalahan- kesalahan logika, seperti Tuhan adalah awal dan percaya pada agama adalah pertaruhan yang bijaksana, seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya. Memberitahu ibu dan teman-teman dekat mengenai identitas Ateisnya Kehidupan Sebagai Seorang Ateis Value Empati adalah nilai terpenting untuk memahami orang lain sehingga mengetahui mana yang baik dan yang tidak. Kebenaran adalah suatu hal yang memiliki bukti sehingga dapat dipercaya. Moral tidak harus berasal dari agama, namun dari aturan yang berlaku di masyarakat. Universitas Sumatera Utara Belief Doa tidak bermanfaat dalam hidup. Agama hanyalah kebohongan untuk membuat penganutnya merasa nyaman dan tidak masuk akal karena tidak memiliki bukti konket. Segala hal yang terjadi di dunia adalah proses alamiah, bukan berasal dari Tuhan karena Tuhan adalah fiktif. Tidak percaya akan adanya after life sehingga ingin menikmati hidup sebaik mungkin. Tujuan Hidup Ingin berguna bagi sesama karena menganggap pada masa sekarang ini, belum banyak orang yang peduli terhadap masalah-masalah kemanusiaan. Sony yakin bahwa rasa empati lah yang membuatnya mampu memahami apa yang dirasakan orang lain sehingga ia ingin bermanfaat bagi masyarakat. Usaha Realisasi Melakukan berbagai kegiatan terarah yaitu, mengembangkan pribadi menjadi lebih baik dengan menjalankan kuliah sebaik mungkin dan melatih keahlian komunikasi dengan mengikuti ajang lomba debat, sehingga nantinya dapat mengabdi dalam bidang Psikologi yang ia senangi, menjadi pembawa tongkat estafet ilmu sebagai upaya untuk berguna bagi masyarakat. Memberitahu apa yang ia anggap sebagai kebenaran dibalik propaganda politik, yaitu mengenai laragan penggunaan ganja, sehingga ia mengikuti gerakan melegalkan ganja karena sebenarnya ganja memiliki banyak manfaat, mulai dari pengobatan penyakit hingga dapat berperan dalam pengurangan pemanasan global. Keadaan Saat Ini Mulai memiliki kehidupan bermakna karena bahagia dengan tidak lagi terikat pada ajaran agama serta lebih menikmati hidup karena menghargai bahwa hidup hanyalah berlangsung sekali tanpa perlu menjalaninya demi masuk ke dalam surga. Ia juga bahagia karena memiliki keluarga dana teman-teman yang tidak mempersoalkan identitasnya. Meski demikiaan, Sony merasa kebahagiannya akan utuh bila ia berhasil memenuhi tujuan hidupnya untuk menjadi penerus ilmu yang bermanfaat bagi sesama. Universitas Sumatera Utara 3. Partisipan III 3.1 Deskripsi Data Partisipan III

3.1.1. Identitas Partisipan III