Faktor yang Dapat Menyebabkan Individu Menjadi Ateis

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan sebelumnya, Ateis adalah individu yang tidak memiliki kepercayaan terhadap Tuhan dalam bentuk apapun sehingga memahami realita berdasarkan akal mereka, melalui kenyataan yang terjadi,bukan berdasarkan iman pada Tuhan dalam bentuk apapun.

2.2.2 Faktor yang Dapat Menyebabkan Individu Menjadi Ateis

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seseorang beralih dari Teis menjadi Ateis. Thompson 2004 dalam bukunya yang berjudul The Many Faces, Causes of Unbelief mengungkapkan beberapa penyebab tersebut, diantaranya: a. Orangtua dan Cara Asuh Sedari dini, individu tentu banyak berinteraksi secara sosial dengan orang lain, namun yang paling mempengaruhinya adalah melalui orangtua. Di masa kanak-kanak, pikiran dan otak anak merupakan spons yang dapat menyerap apa saja yang diberikan oleh orangtuanya. Bila sedari dini anak diberikan disiplin, contoh panutan yang baik serta instruksi dalam hal keagamaan yang dapat menumbuhkan iman anak, tentu hal tersebut akan melekat pada diri anak dan ia akan melakukan dan mengimani agamanya dengan baik, sesuai ajaran orangtuanya. Namun, bila yang didapatkan anak adalah kurang diterapkannya kedisiplinan, kurangnya instruksi dan lemahnya contoh panutan dalam beragama, hingga rasa kecewa terhadap orangtua, hal tersebut dapat melemahkan iman anak sehingga anak menjadi tidak percaya, skeptis maupun menolak Tuhan. Universitas Sumatera Utara b. Perkembangan Sains Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini manusia hidup di era perkembangan sains dan ilmu pengetahuan yang semakin maju, mulai dari perkembangan alat komunikasi hingga transportasi. Penelitian-penelitian dalam bidang kesehatan, pendidikan juga meningkat dengan pesat. Namun sayangnya, karena kemajuan yang begitu hebat, sains sangat dipuja dan dianggap sakral bagi sebagian orang sehingga menganggap bahwa hal baik yang mereka nikmati, seperti obat penyakit, transportasi merupakan hasil pemikiran manusia, bukan dari Tuhan. Hal tersebut dikarenakan mereka mendapatkan sensasi kekuasaan, merasa bangga pada diri sendiri karena telah memiliki pengetahuan dan kemampuan yang semakin canggih yang berasal dari pikiran dan kerja keras mereka sehingga menolak pengajaran agama yang menekankan bahwa kebenaran mutlak adalah milik Tuhan. c. Intimidasi secara Intelektual Pada masa sekarang ini, sangat banyak individu yang dulunya mengetahui apa yang mereka percaya dan memahami alasan mereka mempercayai hal tersebut, mulai bingung dan melemah imannya karena terintimidasi secara intelektual. Hal tersebut dikarenakan mereka mengalami disonansi kognitif ketika dihadapkan pada informasi baru yang berlawanan dengan keyakinan yang mereka anggap benar, misalnya karena bertemu dengan orang yang tidak percaya pada Tuhan disertai dengan berbagai alasan, seperti argumen bahwa kebenaran tidak ditentukan oleh mayoritas, yang berarti meskipun lebih banyak orang yang percaya pada agama daripada Universitas Sumatera Utara yang tidak, bukan berarti, mayoritas tersebutlah yang benar, serta alasan- alasan lainnya. Hal ini dapat membuat seseorang yang yakin pada agamanya, menganggap bahwa informasi baru tersebut lebih masuk akal sehingga mempengaruhi kegoyahan iman bahkan keputusan untuk tidak percaya lagi. d. Kejahatan, Rasa Sakit dan Penderitaan Seseorang dapat meninggalkan imannya ketika mengalami kejahatan, rasa sakit dan penderitaan dalam hidupnya sendiri maupun orang-orang terdekatnya. Hal ini dikarenakan mereka menganggap jika Tuhan adalah pencipta segala hal, berarti hal-hal buruk yang mereka alami dalam hidup juga berasal dari Tuhan serta jika semua rencana indah telah dirancang oleh Tuhan kepada umatnya, berarti yang merancang penderitaan hebat dalam hidup juga adalah Tuhan. Mereka meragukan kekuasaan Tuhan yang selalu dikatakan baik dan berkuasa, namun tidak menunjukkan kebaikan-Nya ketika umatnya mendapat penderitaan. Meskipun mereka pada awalnya, mencoba mempertahankan iman, namun rasa sakit hati dan kecewa dapat membuat seseorang kehilangan imannya. e. Kemunafikan, Ketidakadilan dan Tindakan Buruk oleh Orang Beragama. Walaupun sulit dipercaya, namun, kesalahan tindakan yang dilakukan oleh umat beragama dapat mendorong orang lain untuk beralih menjadi tidak percaya akan agama. Banyak hal-hal buruk seperti korupsi, pemerkosaan, pembunuhan yang dilakukan oleh orangberagama bahkan orang yang duduk di sebuah instansi agama. Banyak juga orang yang demi melakukan Universitas Sumatera Utara hal yang menurutnya dapat menyenangkan hati Tuhan, malah menimbulkan ketidakdilan, misalnya saja perang antar agama serta bom bunuh diri. Padahal seharusnya, orang-orang beragama hidup dalam kebaikan sesuai Golden Rule yang terdapat pada setiap agama. Hal tersebut dapat membuat seseorang menjadi ragu akan sistem sebuah agama bahkan Tuhan yang berada di balik sistem tersebut serta menganggap bahwa umat beragama adalah munafik sehingga ketidakpercayaan akan agama dan Tuhan pun muncul

2.2.3 Tahapan Individu Menjadi Ateis