Identitas Partisipan II Identitas Orangtua Jadwal Pengumpulan Data Hasil Observasi a. Secara Umum

2. Partisipan II 2.1 Deskripsi Data Partisipan II

2.1.1 Identitas Partisipan II

Nama : Sony nama samaran Usia : 21 tahun Tempat tinggal : Medan Anak ke : 1 dari 2 bersaudara Menjadi Ateis : Kurang lebih 4 tahun Latar belakang : Keluarga ekonomi menengah

2.1.2 Identitas Orangtua

2.1.3 Jadwal Pengumpulan Data

a. Pertemuan pertama : 10 Agustus 2015; pukul 13.20 – 14.50 WIB b. Pertemuan kedua : 21 Agustus 2015; pukul 10.15 WIB -12.00 WIB c. Pertemuan ketiga : 6 September 2015; pukul 16.10 WIB- 17.25 WIB d. Pertemuan keempat : 15 September 2015; pukul 13.10 WIB-14.00 WIB Ayah Ibu Agama Islam Islam Suku Jawa Batak Pekerjaan Guru Wiraswasta Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Hasil Observasi a. Secara Umum

Pertemuan pertama berlangsung di sebuah rumah makan, dan di rumah responden karena menurut responden hal tersebut lebih hemat biaya. Responden dan peneliti belum pernah saling mengenal sebelumnya. Peneliti berhasil menemukan responden setelah membuat postingan di sebuah group Ateis di Facebook. Selanjutnya, peneliti melakukan rapport awal dengan menanyakan latar belakang responden melalui chatting, setelah itu, peneliti mengajak responden untuk melakukan wawaancara tatap muka. Ketika wawancara berlangsung, biasanya peneliti membuka wawancara dengan membahas topik sepuar kehidupan perkuliahan dan kabar responden agar suasana tidak terlalu canggung. Peneliti berusaha sebisa mungkin untuk bersikap tidak judgmental terhadap apapun pernyataan yang dikemukakan responden dengan tidak menyanggah dan berdebat dengan responden. Hal ini dilakukan agar responden merasa nyaman dalam bercerita sehingga data yang didapat untuk penelitian akan semakin mendalam. Responden cukup lugas dalam menjawab pertanyaan, ia cukup memahami maksud pertanyaan dengan baik dan memberikan jawaban tanpa bertele-tele. Responden juga percaya diri akan dirinya yang Ateis, ia tidak merasa terganggu apabila orang lain yang berada di sekitar tempat berlangsungnya wawancara mendengar kisahnya, hal ini ditunjukkan dengan volume suara yang stabil anpa berusaha untuk menurunkannya. Selain itu, responden kurang eskpresif dalam bercerita, ekspresinya hanya berubah ketika ia tersenyum atau tertawa sembari Universitas Sumatera Utara mengingat masa lalunya sambil sesekali matanya menghadap ke kiri atau kanan atas sebagai tanda sedang berusaha mengingat sesuatu. b. Pertemuan I Pertemuan kali ini bertempat di sebuah rumah makan. Peneliti dan responden belum saling mengenal sehingga peneliti berusaha membangun rapport terlebih dahulu. Pada saat itu, keadaan rumah makan cukup ramai karena memang sedang waktunya jam makan siang. Perbincangan diawali dengan topik seputar kabar dan kehidupan perkuliahan responden. Awalnya, saat wawancara, responden belum banyak melakukan kontak mata dengan peneliti, hal ini mungkin dikarenakan kecanggungan yang masih ada, namun, intensitas kontak mata semakin meningkat di akhir wawancara. Dalam bercerita, responden memiliki irama yang lambat dan volume suara yang besar. Meski demikian, ia tampak tidak terganggu apabila orang lain mendengar apa yang ia katakan, hal ini ditunjukkan dengan volume suara yang tidak menurun kertika ia mengetahui beberapa pengunjung mungkin saja dapat mendengar perkataannya. Responden tidak terlalu ekspresif dalam bercerita, namun sesekali ia tertawa saat menceritakan kehidupan masa lalunya yang ia anggap konyol. Responden cukup santai dalam bercerita. Ia duduk menghadap ke depan peneliti dengan kedua tangan disilangkan di atas meja. Sesekali responden melirik ke atas kala menceritakan kehidupan masa lalunya. Universitas Sumatera Utara

c. Pertemuan II