Pembahasan Hasil Pengukuran Tingkat Mathematics Self Efficacy

94 dilakukan dengan mengambil data awal di tempat penelitian untuk selanjutnya dianalisis. Hasil menunjukkan bahwa nilai awal kedua kelas penelitian berdistribusi normal, homogen, dan mempunyai rata-rata yang sama. Karena memenuhi ketiga syarat di atas maka kedua kelas dapat digunakan sebagai objek penelitian. Dalam penelitian ini digunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum diberi treatment yang berbeda, peserta diukur tingkat mathematics self efficacy nya. Kemudian kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran dengan model Problem Based learning berbantuan handout. Sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran dengan metode ekspositori berbantuan LKPD. Setelah menerima materi selama empat kali pertemuan, peserta didik menjalani tes kemampuan pemecahan masalah dan kembali mengisi skala mathematics self efficacy.

4.2.1 Pembahasan Hasil Pengukuran Tingkat Mathematics Self Efficacy

Berdasarkan hasil pengukuran tingkat mathematics self efficacy dengan skala MSE pada peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh hasil yang berbeda. Tingkat mathematics self efficacy peserta didik kelas eksperimen secara umum menunjukkan hasil yang lebih baik atau mengalami peningkatan. Peserta didik yang dikategorikan mempunyai tingkat mathematics self efficacy yang rendah dan sedang mengalami penurunan, sedangkan banyaknya peserta didik berkategori tinggi mengalami peningkatan bahkan ada peserta didik yang berkategori sangat tinggi. Hasil rata-rata skor mathematics self efficacy baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol menunjukkan bahwa secara umum rata-rata tingkat mathematics self 95 efficacy peserta didik dari kedua kelas tersebut berada pada kategori sedang. Namun dilihat dari besarnya rata-rata skor mathematics self efficacy, peserta didik pada kelas eksperimen mempunyai tingkat mathematics self efficacy yang lebih tinggi. Selain itu, rata-rata skor mathematics self efficacy pada kelas eksperimen menunjukkan peningkatan yang signifikan sedangkan pada kelas kontrol tidak menunjukkan perbedaan rata-rata skor awal dan akhir mathematics self efficacy. Faktor-faktor yang menyebabkan rata-rata tingkat mathematics self efficacy peserta didik kelas eksperimen lebih tinggi dibanding peserta didik kelas kontrol serta menunjukkan peningkatan adalah sebagai berikut. 1 Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Dengan pembelajaran Problem Based Learning, peserta didik dikondisikan untuk terbiasa menghadapi berbagai permasalahan matematika yang bervariasi. Hal ini akan berdampak pada kepercayaan terhadap kemampuan diri mereka khususnya dalam menghadapi tes matematika. Selain itu, dengan pembelajaran Problem Based Learning peserta didik merasa tertarik dan mempunyai motivasi yang lebih tinggi baik dalam proses pembelajaran maupun dalam mengerjakan soal pemecahan masalah. Mereka tidak lagi merasa tegang dalam menghadapi tes dan mampu mengerjakannya dengan lebih tenang serta jauh dari rasa takut akan kegagalan. Peserta didik berpendapat bahwa pembelajaran dengan Problem Based Learning terasa lebih menyenangkan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional metode ekspositori karena mereka sangat tertarik dan 96 menunggu soal-soal variatif seperti apa lagi yang harus mereka selesaikan. Pembelajaran yang menyenangkan akan berdampak pada terciptanya kondisi psikologis peserta didik yang nyaman dan penuh percaya diri. 2 Penggunaan handout berbasis kontekstual. Makna kontekstual dalam penelitian ini dituangkan dalam sebuah media yaitu handout berbasis kontekstual yang dirancang dengan mengangkat permasalahan-permasalahan nyata yang ada di sekitar peserta didik. Dengan memperkaya soal-soal kontekstual, hal ini mampu memberikan pemahaman kepada peserta didik bahwa matematika sangat banyak manfaatnya dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari. Mereka semakin tertarik belajar matematika karena percaya bahwa matematika menjadi lebih mudah dan menyenangkan untuk dipelajari karena sangat dekat dengan kehidupan. Pada akhirnya peserta didik merasa bahwa matematika mempunyai nilai bagi kehidupan mereka sehari-hari, tidak hanya memberikan permasalahan yang relevan dalam dunia nyata tetapi juga mereka merasa percaya pada kemampuan pemecahan masalahnya. Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan tingkat mathematics self efficacy peserta didik dengan pembelajaran ekspositori berbantuan LKPD lebih rendah adalah sebagai berikut. 1 Peserta didik tidak dibiasakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan secara mandiri sehingga mereka tidak termotivasi untuk mencoba dan masih terlihat kurang optimis dalam menghadapi permasalahan matematika. 97 2 Peserta didik merasa kesulitan karena tidak menggunakan media yang memfasilitasi mereka dalam mengerjakan berbagai permasalahan yang variatif pada materi segiempat. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan mathematics self efficacy peserta didik, antara lain: 1 Menciptakan kondisi psikologis yang nyaman pada diri peserta didik saat pembelajaran berlangsung. 2 Pendidik sebisa mungkin mencitrakan diri sebagai sosok yang disegani bukan ditakuti sehingga peserta didik dapat menerima dan memahami materi segiempat yang disampaikan. 3 Mengkondisikan peserta didik dalam suatu pembelajaran yang menyenangkan sehingga peserta didik tidak merasa tegang. 4 Pendidik hendaknya memberi motivasi kepada peserta didik untuk selalu mengandalkan kemampuan diri sendiri bukan menggantungkan diri pada orang lain.

4.2.2 Pembahasan Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah