Data Uji Coba Soal Kemampuan Pemecahan Masalah

3.6.2.2 Data Uji Coba Soal Kemampuan Pemecahan Masalah

3.6.2.2.1 Validitas Menurut Arikunto 2007: 59, validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengetahui validitas item soal digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut. ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ Arikunto, 2006: 170. Keterangan: : koefisien korelasi tiap item : banyaknya peserta uji coba ∑ : jumlah skor item ∑ : jumlah skor total ∑ : jumlah kuadrat skor item ∑ : jumlah kuadrat skor total ∑ : jumlah perkalian skor item dengan skor total Hasil perhitungan dikonsultasikan pada tabel harga kritik product moment dengan taraf signifikansi 5. Jika maka butir soal tersebut valid. Soal tes kemampuan pemecahan masalah yang diujicobakan terdiri dari 10 butir soal. Soal selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12. Setelah dilakukan analisis terhadap hasil uji coba soal diperoleh 9 butir yang valid dan 1 butir yang tidak valid. Perhitungan validitas skala uji coba terdapat pada Lampiran 37. 3.6.2.2.2 Reliabilitas Suatu tes dapat dikatakan reliabel atau dapat dipercaya apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan, artinya apabila tes tersebut dikenakan pada sejumlah subjek yang sama pada waktu lain maka hasilnya akan tetap sama atau relatif sama. Analisis realibilitas bentuk tes uraian menggunakan rumus alpha a sebagai berikut. 1 ∑ dengan σ ∑ ∑ dan σ ∑ ∑ Keterangan: : reliabilitas soal tes kemampuan pemecahan masalah secara keseluruhan : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal : banyaknya peserta uji coba ∑ : jumlah varians skor tiap butir soal : varians total ∑ : jumlah kuadrat skor butir soal ∑ : kuadrat dari jumlah skor butir soal ∑ : jumlah kuadrat skor total ∑ : kuadrat jumlah skor total Arikunto, 2007: 109-111. Kriteria pengujian reliabilitas tes uraian yaitu setelah didapatkan kemudian dikonsultasikan dengan harga product moment pada tabel, jika dengan 5, maka item yang diujikan reliabel. Dari hasil analisis reliabilitas soal uji coba diperoleh hasil bahwa soal bersifat reliabel dengan nilai sebesar 0,836. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 37. 3.6.2.2.3 Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai dan kurang pandai. Langkah-langkah menghitung daya pembeda soal adalah sebagai berikut. 1 Mengurutkan hasil uji coba dari skor tertinggi sampai terendah. 2 Menentukan kelompok atas dan bawah, yaitu kelompok atas sebanyak 27 dari jumlah peserta tes dan begitu juga dengan kelompok bawah. Menurut Arifin 1991: 136 rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda setiap butir soal yaitu sebagai berikut. Keterangan : : daya pembeda : jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas : jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah : 27 x banyaknya peserta uji coba Kriteria yang digunakan untuk menginterprestasikan koefisien daya pembeda dapat digunakan kriteria dari Suharsimi 2007: 218 seperti pada tabel berikut ini. Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Daya Pembeda Nilai DP Kriteria 0,00 – 2,00 Jelek 0,20 – 0,40 Cukup 0,40 – 0,70 Baik 0,70 – 1.00 Baik Sekali Rumus yang digunakan untuk menentukan signifikansi daya pembeda tes berbentuk uraian adalah uji t yakni sebagai berikut. ∑ ∑ 1 Keterangan: : daya pembeda soal : rata-rata dari kelompok atas : rata-rata dari kelompok bawah ∑ : jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas ∑ : jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah : 27 x banyaknya peserta uji coba Klasifikasi daya beda adalah: Degree of freedom df = n 1 n 1 Nilai df dibandingkan dengan tabel. Jika harga , maka item soal signifikan Arifin, 1991: 143. 3.6.2.2.4 Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar, karena soal yang mudah tidak merangsang peserta didik untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya. Soal yang terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik putus asa dan tidak memiliki semangat untuk memecahkannya. Untuk menginterprestasikan nilai taraf soal uraian dapat digunakan tolok ukur sebagai berikut. 1 Jika jumlah testi yang gagal 27 termasuk mudah. 2 Jika jumlah testi yang gagal antara 27 sampai dengan 72 atau 27 jumlah testi yang gagal 72 termasuk sedang. 3 Jika jumlah testi yang gagal 72 keatas atau 72 termasuk sukar. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. x100 Keterangan : : taraf kesukaran : banyaknya testi yang gagal : banyaknya peserta didik Arifin, 1991: 135. Setelah melakukan proses pengujian validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan daya beda kemudian menentukan soal yang akan dipakai untuk tes kemampuan pemecahan masalah. Kriterianya adalah butir soal yang dipakai harus valid, berdaya beda signifikan serta reliabel. Dari 10 soal yang diujicobakan, 9 soal memenuhi kriteria di atas.

3.6.3 Analisis Data Akhir