Uji Hipotesis Penelitian Analisis Data Akhir

83 disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan varians antara kedua kelas tersebut atau kedua kelas homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 32.

4.1.2.5 Uji Hipotesis Penelitian

4.1.2.5.1 Uji Ketuntasan Belajar Uji Rata-Rata Pihak Kiri 4.1.2.5.1.1 Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen Berdasarkan hasil perhitungan ketuntasan belajar untuk kelas eksperimen diperoleh nilai t hitung = 6,205. Pada a = 5 dengan dk = 38 - 1 = 37 diperoleh t 0,9537 = 1,69. Karena t hitung - t tabel maka H diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik pada pembelajaran problem based learning berbantuan handout telah mencapai KKM. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17. 4.1.2.5.1.2 Ketuntasan Belajar Kelas Kontrol Berdasarkan hasil perhitungan ketuntasan belajar individual untuk kelas kontrol diperoleh nilai t hitung = 2,071. Pada a = 5 dengan dk = 38 - 1 = 37 diperoleh t 0,9537 = 1,69. Karena t hitung - t tabel maka H diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik pada pembelajaran ekspositori berbantuan LKPD mencapai KKM. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 17. 4.1.2.5.2 Uji Ketuntasan Belajar Secara Klasikal Uji Proporsi Pihak Kiri 4.1.2.5.2.1 Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen Berdasarkan hasil perhitungan ketuntasan belajar klasikal untuk kelas eksperimen menggunakan uji proporsi pihak kanan didapat z = 1,681. Pada α 5 diperoleh z z , = 1,64. Karena z z maka H 84 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah pada pembelajaran problem based learning berbantuan handout secara klasikal telah mencapai ketuntasan yakni lebih dari 85 dari banyaknya peserta didik. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 18. 4.1.2.5.2.2 Ketuntasan Belajar Kelas Kontrol Berdasarkan hasil perhitungan ketuntasan belajar klasikal untuk kelas kontrol menggunakan uji proporsi pihak kanan didapat = -1,9535. Pada 5 diperoleh , = 1,64. Karena maka ditolak dan diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah pada pembelajaran ekspositori berbantuan LKPD secara klasikal belum mencapai ketuntasan 85 dari banyaknya peserta didik. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 19. 4.1.2.5.3 Uji Perbedaan Rata-rata Hasil Tes KPM Uji Pihak Kanan Berdasarkan hasil perhitungan uji perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah diperoleh t hitung = 2,346 dengan dk = 74 dan taraf nyata 5 maka diperoleh t tabel = 1,67. Karena t hitung berada pada daerah penolakan H , maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik dengan pembelajaran problem based learning berbantuan handout lebih baik daripada peserta didik dengan pembelajaran ekspositori berbantuan LKPD. Perhitungan uji perbedaan rata-rata secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 16. 85 4.1.2.5.4 Uji Perbedaan Rata-rata Tingkat Mathematics Self Efficacy Uji Pihak Kanan Berdasarkan hasil perhitungan uji perbedaan rata-rata tingkat mathematics self efficacy diperoleh t hitung = 2,468 dengan dk = 74 dan taraf nyata 5 maka diperoleh t tabel = 1,67. Karena t hitung berada pada daerah penolakan H , maka dapat disimpulkan bahwa tingkat mathematics self efficacy peserta didik dengan pembelajaran problem based learning berbantuan handout lebih baik daripada peserta didik dengan pembelajaran ekspositori berbantuan LKPD. Perhitungan uji perbedaan rata-rata mathematics self efficacy secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 33. 4.1.2.5.5 Analisis Regresi Variabel Mathematics Self Efficacy dan Kemampuan Pemecahan Masalah Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui hubungan fungsional antara variabel mathematics self efficacy dengan variabel skor kemampuan pemecahan masalah pada peserta didik sehingga dapat dilakukan perkiraan skor kemampuan pemecahan masalah peserta didik jika diketahui skor mathematics self efficacy atau sebaliknya. Untuk menunjukkan apakah mathematics self efficacy berperan terhadap kemampuan pemecahan masalah, perlu dilakukan uji korelasi kemudian dilanjutkan dengan regresi sederhana. 4.1.2.5.5.1 Analisis Regresi Kelas Eksperimen 4.1.2.5.5.1.1 Nilai Korelasi Dalam penelitian ini analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara variabel mathematics self efficacy dengan variabel skor 86 kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Berdasarkan perhitungan nilai korelasi mathematics self efficacy dengan variabel skor kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen diperoleh nilai korelasi sebesar 0,7178. Nilai ini menunjukkan bahwa variabel mathematics self efficacy mempunyai hubungan positif yang kuat terhadap variabel skor kemampuan pemecahan masalah. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20. 4.1.2.5.5.1.2 Persamaan Regresi Linear Sederhana Persamaan regresi linear pada kelas eksperimen adalah sebagai berikut. 22,09 1,08 Keterangan: : skor kemampuan pemecahan masalah peserta didik : skor mathematics self efficacy Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 38. 4.1.2.5.5.1.3 Uji Keberartian dan Linearitas Uji keberartian : Diperoleh nilai F hitung = 38,267 dan F tabel 1,36 = 4,11. Karena F hitung = 38,267 4,11 = F tabel, maka kesimpulannya koefisien berarti. Uji linearitas : Diperoleh nilai F hitung = 1,38 dan F tabel 22,16 = 2,26. Karena F hitung = 1,38 2,26 = F tabel, maka kesimpulannya regresi yang diperoleh merupakan regresi linear. Hasil ini menunjukkan bahwa persamaan regresi pada kelas eksperimen dapat digunakan untuk memprediksi skor tes kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen melalui skor mathematics self efficacy dalam penelitian ini interval 87 skor adalah 34 skor MSE 136. Hasil pengujian selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 39. 4.1.2.5.5.1.4 Koefisien Determinasi Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi r 2 diperoleh nilai sebesar 0,515 artinya kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas eksperimen 51,5 dipengaruhi oleh mathematics self efficacy melalui persamaan regresi 22,09 1,08 . Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 39. Kemampuan pemecahan masalah peserta didik selain dipengaruhi oleh mathematics self efficacy juga dipengaruhi faktor lain yakni sisanya sebesar 48,5 yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. 4.1.2.5.5.2 Analisis Regresi kelas kontrol 4.1.2.5.5.2.1 Nilai Korelasi Berdasarkan perhitungan nilai korelasi mathematics self efficacy dengan variabel skor kemampuan pemecahan masalah kelas kontrol diperoleh nilai korelasi sebesar 0,706. Nilai ini menunjukkan bahwa variabel mathematics self efficacy mempunyai hubungan positif yang kuat terhadap variabel skor kemampuan pemecahan masalah. Hasil ini tidak berbeda jauh dengan nilai korelasi pada kelas eksperimen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 21. Hasil ini didukung oleh beberapa penelitian seperti Pajares dan Miller 1994: 197 yang memperoleh nilai korelasi sebesar 0,700; Nicolaidou dan Philippou 2002: 8 yang memperoleh nilai korelasi sebesar 0,55; Ayotola dan Adedeji 2009: 955 yang memperoleh nilai korelasi sebesar 0,725; serta Kiamanesh 2003 yang memperoleh nilai korelasi sebesar 0,655. 88 4.1.2.5.5.2.2 Persamaan Regresi Linear Sederhana Persamaan regresi linear pada kelas eksperimen adalah sebagai berikut. 29,43 1,14 Keterangan: : skor kemampuan pemecahan masalah peserta didik : skor mathematics self efficacy Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 40. 4.1.2.5.5.2.3 Uji Keberartian dan Linearitas Uji keberartian : Diperoleh F hitung = 35,79 dan F tabel 1,36 = 4,11. Karena F hitung = 35,79 4,11 = F tabel, maka kesimpulannya koefisien berarti. Uji Kelinieran : Diperoleh F hitung = 1,19 dan F tabel 24,14 = 2,35. Karena F hitung = 1,19 2,35 F tabel, maka kesimpulannya regresi yang diperoleh merupakan regresi linear. Hasil di atas menunjukkan bahwa persamaan regresi pada kelas kontrol dapat digunakan untuk memprediksi skor tes kemampuan pemecahan masalah kelas kontrol melalui skor mathematics self efficacy dalam penelitian ini interval skor adalah 34 skor MSE 136. Hasil pengujian selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 41. 4.1.2.5.5.2.4 Koefisien Determinasi Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi r 2 diperoleh nilai sebesar 0,499 artinya kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas kontrol 49,9 dipengaruhi oleh mathematics self efficacy melalui persamaan regresi 29,43 1,14 . Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 41. Kemampuan pemecahan masalah peserta didik selain dipengaruhi oleh 89 mathematics self efficacy juga dipengaruhi faktor lain yakni sisanya sebesar 50,1 yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. 4.1.2.5.6 Hasil Angket Tanggapan Peserta Didik Terhadap Pembelajaran Angket tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui penilaian peserta didik terhadap pembelajaran yang disampaikan dengan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan handout. Dari perhitungan hasil skor angket tanggapan peserta didik, diperoleh rata-rata skor sebesar 24.32 atau sebesar 90,1. Angket terdiri dari 9 butir yang kemudian dapat dikelompokkan menjadi empat bagian yaitu pemahaman peserta didik terhadap materi, kesesuaian materi yang disampaikan, penerimaan terhadap media yang digunakan handout, serta motivasi dari peserta didik. Hasilnya dibuat dalam sebuah diagram berikut ini. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pembelajaran Problem Based Learning berbantuan handout memperoleh tanggapan yang positif dari peserta didik. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 47. 2.775 2.26 2.8025 2.645 0.5 1 1.5 2 2.5 3 Hasil Angket Tanggapan Peserta Didik Pemahaman materi Kesesuaian materi penerimaan media motivasi Gambar 4.7 Hasil Angket Tanggapan Peserta Didik 90 4.1.2.5.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru 4.1.2.5.7.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Kelas Eksperimen Lembar observasi aktivitas guru dimaksudkan untuk memberi penilaian terhadap pembelajaran yang dilaksanakan guru apakah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang dirancang atau tidak. Lembar ini diisi oleh seorang observer. Hasil observasi aktivitas guru pada kelas eksperimen selama empat kali mengajar adalah sebagai berikut. 1 Pada pertemuan pertama, persentase aktivitas guru selama pembelajaran sebesar 100. 2 Pada pertemuan kedua, persentase aktivitas guru sebesar 100. 3 Pada pertemuan ketiga, persentase aktivitas guru sebesar 100. 4 Pada pertemuan keempat, persentase aktivitas guru sebesar 100. Dari hasil di atas diperoleh rata-rata persentase aktivitas guru selama pembelajaran di kelas eksperimen sebesar 100. Hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dirancang. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 48. 4.1.2.5.7.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Kelas Kontrol Hasil observasi aktivitas guru pada kelas kontrol selama empat kali pembelajaran adalah sebagai berikut. 1 Pada pertemuan pertama, persentase aktivitas guru selama pembelajaran sebesar 100. 2 Pada pertemuan kedua, persentase aktivitas guru sebesar 95. 91 3 Pada pertemuan ketiga, persentase aktivitas guru sebesar 100. 4 Pada pertemuan keempat, persentase aktivitas guru sebesar 100. Dari hasil di atas diperoleh rata-rata persentase aktivitas guru selama pembelajaran di kelas kontrol sebesar 98,75. Hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan sudah cukup sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dirancang. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 49. 4.1.2.5.8 Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik 4.1.2.5.8.1 Hasil observasi aktivitas peserta didik kelas eksperimen Lembar observasi aktivitas peserta didik dimaksudkan untuk memberi penilaian terhadap keaktifan peserta didik selama pembelajaran yang dilaksanakan guru. Lembar ini diisi oleh seorang observer. Selama empat kali pertemuan, berikut adalah hasil observasi aktivitas peserta didik pada kelas eksperimen. Pada pertemuan pertama, skor aktivitas peserta didik sebesar 32, pertemuan kedua sebesar 32, pertemuan ketiga sebesar 34, dan pertemuan keempat sebesar 35. Dari 32 32 34 35 30 31 32 33 34 35 36 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Skor Aktivitas Peserta Didik Skor Aktivitas Peserta Didik Gambar 4.8 Skor Aktivitas Peserta Didik Kelas Eksperimen 92 hasil di atas diperoleh rata-rata skor aktivitas peserta didik selama pembelajaran di kelas eksperimen sebesar 33,25. Dari pertemuan pertama hingga terakhir, keaktifan peserta didik kelas eksperimen cenderung meningkat. Hasil ini menunjukkan bahwa aktivitas peserta didik dapat dikategorikan baik. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 50. 4.1.2.5.8.2 Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Kelas Kontrol Hasil observasi aktivitas peserta didik pada kelas kontrol selama empat kali pertemuan adalah sebagai berikut. Pada pertemuan pertama skor aktivitas peserta didik selama pembelajaran sebesar 27, pertemuan kedua sebesar 29, pertemuan ketiga sebesar 29, dan pertemuan keempat sebesar 30. Dari hasil di atas diperoleh rata-rata skor aktivitas peserta didik selama pembelajaran di kelas kontrol sebesar 28,75. Dari pertemuan pertama hingga terakhir, keaktifan peserta didik kelas eksperimen cenderung 27 29 29 30 25 26 27 28 29 30 31 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Skor Aktivitas Peserta Didik Skor Aktivitas Peserta Didik Gambar 4.9 Skor Aktivitas Peserta Didik Kelas Kontrol 93 meningkat. Hasil ini menunjukkan bahwa aktivitas peserta didik dapat dikategorikan baik. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 51. 4.1.2.5.8 Peningkatan Skor Mathematics Self Efficacy 4.1.2.5.8.1 Kelas Eksperimen Setelah dilakukan uji perbedaan rata-rata diperoleh nilai t hitung = 3,454 dan t tabel = 1,67. Karena t hitung = 3,454 1,67 = t tabel , maka kesimpulannya adalah rata- rata skor akhir MSE lebih baik dari rata-rata skor awal MSE pada kelas eksperimen ada perbedaan yang signifikan. Artinya ada peningkatan yang signifikan rata-rata skor mathematics self efficacy pada awal pengukuran dan rata- rata skor akhir mathematics self efficacy. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 34. 4.1.2.5.8.2 Kelas Kontrol Setelah dilakukan uji perbedaan rata-rata diperoleh nilai t hitung = -0,774 dan t tabel = 2,00. Karena -2,00 -0,774 = t hitung 2,00, maka kesimpulannya adalah tidak ada perbedaan signifikan rata-rata skor awal dan akhir MSE pada kelas kontrol. Ini berarti tidak ada peningkatan yang signifikan rata-rata skor mathematics self efficacy pada awal pengukuran dan rata-rata skor akhir mathematics self efficacy. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 35.

4.2 Pembahasan

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan handout terhadap mathematics self efficacy dan kemampuan pemecahan masalah. Langkah awal penelitian