27
pembelajaran, self efficacy juga harus tertanam kuat pada diri peserta didik agar mereka dapat mencapai hasil belajarnya secara maksimal. Apabila peserta didik
telah mempunyai self efficacy yang kuat, diharapkan mereka akan mampu belajar secara mandiri, punya semangat dan kemauan yang kuat dalam belajar serta tidak
mudah menyerah ketika mengalami suatu hambatan.
2.1.6 Kemampuan Pemecahan Masalah
Dijelaskan dalam Peraturan Dirjen Dikdasmen No.506CPP2004 bahwa pemecahan masalah adalah kompetensi strategik yang ditunjukkan peserta didik
dalam memahami, memilih pendekatan dan strategi pemecahan masalah. Menurut Gagne sebagaimana dikutip oleh Mustakim 2009: 4, pemecahan masalah
merupakan bentuk paling tinggi dalam pembelajaran karena dalam pemecahan masalah menuntut peserta didik untuk dapat mencari solusi yang baik berdasarkan
penemuannya dan kombinasi dari pembelajaran tentang aturan yang telah dipelajari dan dapat menerapkannya dalam sebuah permasalahan yang ada.
Sedangkan kemampuan pemecahan masalah adalah suatu kemampuan yang dimiliki peserta didik dalam proses pemecahan masalah. Proses pemecahan
masalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berperan aktif dalam mempelajari, mencari dan menemukan sendiri informasidata untuk diolah
menjadi konsep, prinsip, teori atau kesimpulan. Sehubungan dengan pemecahan masalah problem solving, menurut NCTM
sebagaimana dikutip oleh Mustakim 2009: 5, menyatakan bahwa pembelajaran matematika sekolah harus mengupayakan agar peserta didik dapat 1 membangun
pengetahuan matematika melalui pemecahan masalah 2 memecahkan masalah yang muncul dalam konteks matematika dan konteks yang lain. Jadi pembelajaran
28
matematika di sekolah perlu mengupayakan agar peserta didik mempunyai kemampuan memecahkan masalah dan menjadi pemecah masalah yang baik.
Dalam tiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi contextual problem.
Dengan mengajukan masalah-masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep-konsep matematika. Di samping itu juga
dapat memotivasi peserta didik untuk menyenangi matematika karena mengetahui keterkaitan dan kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator-indikator kemampuan pemecahan masalah Wardhani, 2008: 18 adalah sebagai berikut.
1 Peserta didik mampu menunjukkan pemahaman masalah. 2 Peserta didik mampu mengorganisasi data dan memilih informasi yang
relevan dalam pemecahan masalah. 3 Peserta didik mampu menyajikan masalah secara matematik dalam berbagai
bentuk. 4 Peserta didik mampu memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah.
5 Peserta didik mampu mengembangkan strategi pemecahan masalah. 6 Peserta didik mampu membuat dan menafsirkan model matematika dari
suatu masalah. 7 Peserta didik mampu menyelesaikan masalah yang tidak rutin.
Ketujuh indikator kemampuan pemecahan masalah di atas terdapat pada setiap butir soal tes kemampuan pemecahan masalah. Untuk memperoleh nilai
sempurna dalam setiap soal, peserta didik harus memiliki ketujuh kemampuan di atas.
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah matematika, salah satunya adalah strategi pemecahan masalah yang bersifat
umum yang disarankan oleh George Polya. Menurut Polya sebagaimana dikutip
29
oleh Dwijanto 2007: 34-35, untuk memecahkan suatu masalah ada empat langkah yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut.
1 Memahami masalah. Kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah ini
adalah: apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, apakah informasi cukup, kondisi apa yang harus dipenuhi.
2 Merencanakan pemecahan masalah. Kegiatan yang dapat dilakukan pada
langkah ini adalah: mencoba mengingat apakah sudah pernah mengerjakan soal serupa, teori mana yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah.
3 Menyelesaikan masalah sesuai rencana. Kegiatan yang dapat dilakukan pada
langkah ini adalah: menjalankan rencana yang telah dibuat pada langkah sebelumnya untuk mendapatkan penyelesaian dan memeriksa setiap langkah
penyelesaian. 4
Memeriksa kembali hasil dan menyimpulkan jawaban. Kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah: menganalisis dan mengevaluasi apakah
prosedur yang diterapkan dan hasil yang diperoleh benar, apakah ada prosedur lain yang lebih efektif.
2.1.7 Metode Pembelajaran Ekspositori