Subyek Penelitian Variabel Penelitian Indikator Keberhasilan

65

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah guru kelas yang menerapkan model siklus belajar berbantuan media audiovisual serta siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang semester 2 tahun ajaran 20122013 yang berjumlah 44 siswa terdiri dari 24 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.

3.2. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah: 1 Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan model siklus belajar berbantuan media audiovisual di kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang. 2 Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan model siklus belajar berbantuan media audiovisual di kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang. 3 Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan model siklus belajar berbantuan media audiovisual di kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang.

3.3. Prosedur Langkah-langkah PTK

66 Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas PTK adalah suatu kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan secara rasional, sistematis dan empiris reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru atau dosen tenaga pendidik, kolaborasi tim peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan atau penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran yang dilakukan Iskandar 2011: 21. Berdasarkan kata penyusunannya PTK terdiri dari 3 kata yaitu penelitian, tindakan dan kelas. Dari 3 kata tersebut, Aqib 2009: 28 mengemukakan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan didalam kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pendidikan. Sejalan dengan itu, Arikunto 2008: 3 menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. 67 Alur langkah-langkah dan empat tahapan dalam PTK ini, adalah: Gambar 3.2 Bagan Alur Langkah-langkah PTK “Penerapan Model Siklus Belajar Berbantuan Media Audiovisual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang ” Adapun penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut: 3.3.1. Perencanaan Suhardjono 2009: 75 mengemukakan kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan tindakan meliputi: 1 mengidentifikasi dan menganalisis masalah, 2 menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, 3 merumuskan masalah secara jelas, 4 menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan Perencanaan Siklus I Refleksi Observasi Perencanaan Siklus II Observasi Refleksi Pelaksanaan Pelaksanaan Identifikasi Masalah Kualitas pembelajaran IPS meningkat Siklus III Pelaksanaan Observasi Refleksi Perencanaan 68 jawaban, 5 menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dan 6 membuat secara rinci rancangan tindakan. Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan Arikunto 2009: 17. Hal yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan ini, adalah: 1 Menelaah materi pembelajaran IPS serta menetapkan indikator yang akan dicapai bersama tim kolaborasi. 2 Mempelajari langkah pembelajaran menggunakan model siklus belajar berbantuan media audiovisual. 3 Menyusun RPP sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. 4 Menyiapkan fasilitas, sumber, dan media pembelajaran yang dibutuhkan yaitu berupa video peristiwa alam, pola perilaku masyarakat dan permasalahan sosial. 5 Menyusun alat evaluasi berupa tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar siswa kognitif. 6 Mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan seperti lembar kerja siswa, lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa, catatan lapangan. 7 Menyiapkan cara merekam dan menganalisis data yang berkaitan dengan proses dan hasil perbaikan.

3.3.2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. 69 Hal yang perlu diingat adalah dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan taat pada apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan Arikunto 2009: 18. Menurut Iskandar 2011: 117 pada saat tindakan dilaksanakan oleh peneliti di kelas, maka pengumpulan data yang berkaitan dengan tindakan dapat dilakukan oleh peneliti tim peneliti yang ada dalam situasi terkait. Pelaksanaan PTK ini direncanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari 1 pertemuan. Siklus pertama dengan materi peristiwa alam dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial, siklus kedua dengan materi pola perilaku masyarakat yang menyebabkan peristiwa alam dan permasalahan sosial dan siklus ketiga dengan materi jenis dan cara mengatasi permasalahan sosial di lingkungan setempat dengan menerapkan model siklus belajar berbantuan media audiovisual pada pembelajaran IPS.

3.3.3. Observasi

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung Suhardjono 2009: 78. Kegiatan observasi dilakukan secara kolaboratif dengan guru pengamat untuk mengamati aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan model siklus belajar berbantuan media audiovisual.

3.3.4. Refleksi

Pada tahapan ini merupakan tahapan untuk mengkaji dan memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatan observasi tindakan. Data tersebut ditafsirkan dan dicari eksplanasinya, dianalisis dan disintesis. Adapun untuk 70 memudahkan dalam refleksi bisa juga dimunculkan kelebihan dan kekurangan setiap tindakan dan ini dijadikan dasar perencanaan siklus selanjutnya Iskandar 2011: 119-120. Hopkins dalam Suhardjono, 2009: 80 mengatakan bahwa refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi. Setelah melaksanakan siklus I tim peneliti melakukan pengkajian terhadap proses pembelajaran yang sudah berlangsung, yaitu dengan membaca hasil observasi keterampilan guru dan aktivitas siswa, serta mengolah hasil belajar siswa. Kemudian mengaitkan dengan tujuan penelitian apakah sudah tercapai atau belum, apabila belum maka harus mengkaji kekurangan, dan membuat daftar permasalahan yang muncul dalam pembelajaran siklus yang telah dilaksanakan, selanjutnya membuat perencanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya hingga tercapai tujuan penelitian.

3.4. Siklus Penelitian

3.4.1. Siklus 1

3.4.1.1. Perencanaan Perencanaan pembelajaran dalam penelitian ini adalah: 1 Mengidentifikasi suatu topik dan membuat sasaran pembelajaran. 71 2 Memilih standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan. Standar kompetensi yang dipilih yaitu 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten kota dan provinsi. Kompetensi dasar: 2.4 mengenal permasalahan sosial di daerahnya. 3 Mempelajari langkah pembelajaran menggunakan model siklus belajar. 4 Menyusun RPP menggunakan model siklus belajar berbantuan media audiovisua dengan materi permasalahan sosial. 5 Mempersiapkan sumber dan media belajar berupa video peristiwa alam. 6 Menyiapkan kisi-kisi, soal evaluasi untuk siswa berupa tes tertulis, dan kunci jawaban. 7 Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru, aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS. 8 Menyiapkan lembar catatan lapangan. 3.4.1.2. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini adalah: 1 Guru mengondisikan siswa untuk siap mengikuti proses pembelajaran. 2 Guru melakukan apersepsi. 3 Guru menginformasikan tujuan pembelajaran. 4 Guru menyampaikan cakupan materi yaitu peristiwa alam yang berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat dan menjelaskan langkah pembelajaran menggunakan model siklus belajar berbantuan media audiovisual. 5 Siswa melihat video kejadian peristiwa alam. 72 6 Siswa memperhatikan video dan mengembangkan minat rasa ingin tahu terhadap peristiwa alam. pembangkitan minat 7 Guru melakukan tanya jawab dengan siswa berkaitan dengan video. pembangkitan minat 8 Guru mengaitkan materi peristiwa alam dengan kehidupan sehari-hari dengan cara melakukan tanya jawab langsung. pembangkitan minat 9 Guru membentuk kelompok-kelompok dengan anggota 4 anak tiap kelompok. eksplorasi 10 Guru membagikan lembar kerja kelompok dan siswa mengerjakannya dengan berdiskusi dalam kelompok. eksplorasi 11 Siswa menunjukkan bukti hasil kerja kelompok dan menjelaskan di depan teman-teman sekelas dan guru. eksplorasi 12 Guru mengklarifikasi jawaban dari kelompok diskusi dan menjelaskan secara mendetail tentang materi peristiwa alam. penjelasan 13 Guru menunjuk siswa untuk mengulangi penjelasan yang telah diberikan. penjelasan 14 Siswa melakukan diskusi ulang untuk membenarkan jawaban hasil diskusi yang pertama sebelum ada penjelasan dari guru. penjelasan 15 Guru memberiikan motivasi dan semangat kepada siswa agar mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. elaborasi 16 Guru memberiikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. elaborasi 17 Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran. evaluasi 73 18 Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru. evaluasi 19 Guru memberiikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah. 3.4.1.3. Observasi Observasi pembelajaran dalam penelitian ini adalah: 1 Melakukan pengamatan keterampilan guru dalam perbaikan pembelajaran menggunakan model siklus belajar berbantuan media audiovisual. 2 Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui model siklus belajar berbantuan media audiovisual. 3.4.1.4. Refleksi Refleksi yang dilakukan dalam pembelajaran ini adalah: 1 Mengkaji ulang pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada siklus pertama melalui hasil observasi, wawancara dan catatan lapangan selama pembelajaran. 2 Menganalisis proses dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus pertama. 3 Menganalisis kekurangan dalam pembelajaran menggunakan model siklus belajar berbantuan media audiovisual. 4 Membuat daftar kekurangan dan permasalahan pembelajaran yang terjadi pada siklus pertama dari segi aktivitas siswa, keterampilan guru, dan hasil belajar siswa. 5 Merencanakan pembelajaran untuk siklus kedua dengan memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang muncul pada siklus pertama.

3.4.2. Siklus 2

74 3.4.2.1. Perencanaan Perencanaan pembelajaran dalam penelitian ini adalah: 1 Merancang perbaikan pembelajaran berdasarkan refleksi pada siklus pertama. 2 Menyusun RPP model siklus belajar berbantuan media audiovisual dengan materi pola perilaku masyarakat. 3 Mempersiapkan sumber dan media belajar berupa video tentang perilaku masyarakat yang mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. 4 Menyiapkan kisi-kisi, soal evaluasi untuk siswa berupa tes tertulis, dan kunci jawaban. 5 Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru, aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS. 6 Menyiapkan lembar catatan lapangan. 3.4.2.2. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini adalah: 1 Guru mengondisikan siswa untuk siap mengikuti proses pembelajaran. 2 Guru melakukan apersepsi. 3 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 4 Guru menyampaikan cakupan materi yaitu pola perilaku masyarakat dan menjelaskan langkah pembelajaran menggunakan model siklus belajar berbantuan media audiovisual. 5 Siswa melihat video tentang perilaku masyarakat yang ditayangkan oleh guru. pembangkitan minat 75 6 Guru melakukan tanya jawab dengan siswa berkaitan dengan gambar. pembangkitan minat 7 Guru mengaitkan topik yang dibahas dengan kehidupan sehari-hari siswa melalui tanya jawab langsung. pembangkitan minat 8 Guru membentuk kelompok-kelompok dengan anggota 4 anak tiap kelompok. eksplorasi 9 Siswa mengerjakan lembar kerja kelompok yang telah diberikan guru. eksplorasi 10 Siswa menjelaskan hasil kerja kelompok. eksplorasi 11 Siswa menujukkan bukti hasil kerja kelompoknya. eksplorasi 12 Siswa memperhatikan klarifikasi dan penjelasan materi pola perilaku masyarakat oleh guru. penjelasan 13 Siswa mengulangi penjelasan guru. penjelasan 14 Guru memberiikan umpan balik dan penguatan terhadap penjelasan siswa. penjelasan 15 Siswa melakukan diskusi ulang setelah ada penjelasan dari guru. penjelasan 16 Guru memberiikan motivasi dan semangat kepada siswa agar mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. elaborasi 17 Guru memberiikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. elaborasi 18 Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran. evaluasi 19 Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru. evaluasi 76 20 Guru memberiikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah. 3.4.2.3. Observasi Observasi pembelajaran dalam penelitian ini adalah: 1 Mengamati keterampilan guru dalam perbaikan pembelajaran melalui model siklus belajar berbantuan media audiovisual. 2 Mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui model siklus belajar berbantuan media audiovisual. 3.4.2.4. Refleksi Refleksi yang dilakukan dalam pembelajaran ini adalah: 1 Mengkaji ulang pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada siklus kedua melalui hasil observasi, wawancara dan catatan lapangan selama pembelajaran. 2 Menganalisis proses dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus kedua. 3 Membuat daftar kekurangan dan permasalahan pembelajaran yang terjadi pada siklus kedua dari segi aktivitas siswa, keterampilan guru, dan hasil belajar siswa. 4 Merencanakan pembelajaran untuk siklus ketiga dengan memperbaiki kekurangan dan kesalahan yang muncul pada siklus kedua.

3.4.3. Siklus 3

3.4.3.1. Perencanaan Perencanaan pembelajaran dalam penelitian ini adalah: 77 1 Merancang perbaikan pembelajaran berdasarkan refleksi pada siklus kedua. 2 Menyusun RPP model siklus belajar berbantuan media audiovisual dengan materi permasalahan sosial di lingkungan setempat. 3 Mempersiapkan sumber dan media belajar berupa video dan slide gambar jenis permasalahan sosial. 4 Menyiapkan kisi-kisi, soal evaluasi untuk siswa berupa tes tertulis, dan kunci jawaban. 5 Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru, aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS. 6 Menyiapkan lembar catatan lapangan. 3.4.3.2. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran dalam siklus ini adalah: 1 Guru mengondisikan siswa untuk siap mengikuti proses pembelajaran. 2 Guru melakukan apersepsi. 3 Guru menginformasikan tujuan pembelajaran. 4 Guru menyampaikan cakupan materi yaitu permasalahan sosial di lingkungan setempat menjelaskan langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran siklus. 5 Guru menampilkan video dan slide gambar jenis permasalahan sosial kepada siswa. pembangkitan minat 6 Guru melakukan tanya jawab berkaitan dengan video dan slide yang ditayangkan. pembangkitan minat 78 7 Guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa melalui tanya jawab secara langsung. pembangkitan minat 8 Guru membentuk kelompok-kelompok dengan anggota 4 anak tiap kelompok. eksplorasi 9 Siswa mendiskusikan lembar kerja kelompok yang telah diberikan oleh guru. eksplorasi 10 Siswa menjelaskan hasil diskusi. eksplorasi 11 Siswa menunjukkan bukti dengan memperlihatkan hasil diskusinya. eksplorasi 12 Guru mengklarifikasi dan menjelaskan materi permasalahan sosial secara detail dan mendalam. penjelasan 13 Siswa mengulangi penjelasan guru. penjelasan 14 Siswa melakukan diskusi ulang setelah ada penjelasan dari guru. penjelasan 15 Guru memberiikan motivasi dan semangat kepada siswa untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehri-hari. elaborasi 16 Guru memberiikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. elaborasi 17 Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran. evaluasi 18 Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru. evaluasi 3.4.3.3. Observasi Observasi pembelajaran dalam penelitian ini adalah: 79 1 Mengamati keterampilan guru dalam perbaikan pembelajaran melalui model siklus belajar berbantuan media audiovisual. 2 Mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui model siklus belajar berbantuan media audiovisual. 3.4.3.4. Refleksi Refleksi yang dilakukan dalam pembelajaran ini adalah: 1 Menganalisis pelaksanaan pembelajaran pada siklus ketiga. 2 Menganalisis hasil belajar siswa pada siklus ketiga dan membandingkannya dengan hasil belajar siswa pada siklus pertama dan kedua. 3 Membuat daftar kekurangan dan permasalahan pembelajaran yang terjadi pada siklus ketiga. 4 Tindak lanjut menyusun perencanaan siklus keempat apabila tujuan penelitian belum tercapai.

3.5. Data dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data diperoleh Arikunto 2010: 172. Sumber data dalam penelitian ini adalah: 1 Siswa Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi dan catatan lapangan serta hasil evaluasi dan lembar kerja siswa yang diperoleh secara sistematik 80 selama pembelajaran IPS dengan model siklus belajar berbantuan media audiovisual mulai dari siklus pertama sampai siklus ketiga. 2 Guru Sumber data guru diperoleh dari lembar observasi keterampilan guru dan catatan lapangan dalam pembelajaran IPS dengan model siklus belajar berbantuan media audiovisual. 3 Data Dokumen Sumber data dokumen berupa hasil tes sebelum dilakukan tindakan, foto dan video selama pelaksanaan tindakan dan hasil tes setelah dilakukan tindakan. 4 Catatan Lapangan Sumber data ini berupa catatan-catatan kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran berupa aktivitas siswa, keterampilan guru dan tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran IPS dengan model siklus belajar berbantuan media audiovisual yang kemunculannya tidak ada dalam instrumen.

3.5.2. Jenis Data

3.5.2.1. Data Kuantitatif Subana, dkk. 2000: 21 data kuantitatif ialah data yang berbentuk bilangan angka. Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar IPS yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan pembelajaran IPS dengan model siklus belajar berbantuan media audiovisual. 81 3.5.2.2. Data Kualitatif Data kualiatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberii gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran kognitif, pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru afektif, aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya, dapat dianalisis secara kualitatif Supardi 2010: 131. Data kualitatif ini diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa, keterampilan guru, catatan lapangan serta wawancara secara klasikal kepada siswa dalam pembelajaran IPS dengan model siklus belajar berbantuan media audiovisual.

3.5.3. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Iskandar 2011:107 teknik pengumpulan data dalam PTK meliputi: 1 observasi partisipatif; 2 wawancara mendalam; 3 penyebaran angket; 4 ujiantes; 5 studi dokumentasi analisis dokumen; 6 diskusi dengan teman sejawat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teknik tes dan teknik nontes. 3.5.3.1. Teknik Tes Untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti, digunakan tes. Tes adalah sekumpulan butir yang merupakan sampel dari populasi butir yang mengukur perilaku tertentu baik berupa keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, bakat dan sebagainya dimana dalam 82 penyelenggaraannya siswa didorong untuk memberiikan penampilan maksimalnya Purwanto 2011: 65. Tes dalam penelitian ini dilaksanakan pada akhir pembelajaran pada siklus pertama sampai siklus ketiga untuk mengukur tingkat pencapaian siswa setelah mempelajari materi pembelajaran IPS. Bentuk instrumen tes ini berupa soal pilihan ganda dan soal uraian. 3.5.3.2. Teknik Nontes 3.5.3.2.1. Observasi Observasi untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Menurut Poerwanti, dkk., 2008: 3-19 mengatakan bahwa observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mengkaji perilaku kelas, interaksi antara siswa dan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati observable lainnya, terutama keterampilankecakapan sosial social skills. Hasilnya biasanya berupa jumlah dan sifat dari masalah perilaku di kelas, yang sering disajikan dalam bentuk grafik. Instrumen observasi dalam penelitian ini berupa lembar pengamatan yang digunakan untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan model siklus belajar berbantuan media audiovisual. 3.5.3.2.2. Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar foto, atau karya-karya monumental dari seseorang Sugiyono 2010: 329. 83 Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk mengetahui daftar nama siswa, nilai awal hasil belajar IPS siswa sebelum dilakukan penelitian dan data nilai hasil evaluasi siswa setiap siklus pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar siswa dari siklus ke siklus. Dari data awal dapat diketahui kemampuan awal siswa, sehingga dapat digunakan sebagai perbandingan setelah penelitian dilakukan. Dokumen berupa foto dan video juga digunakan untuk memberiikan gambaran secara konkret mengenai aktivitas siswa dan keterampilan guru selama pembelajaran serta menganalisis data untuk membuat simpulan dari data-data yang telah diperoleh. 3.5.3.2.3. Catatan Lapangan Teknik ini sejenis dengan catatan anekdot, tetapi mencakup kesan dan penafsiran subjektif. Deskripsi boleh mencakup referensi misalnya pelajaran yang lebih baik, perilaku kurang perhatian, pertengkaraan, kecerobohan, yang tidak disadari oleh guru Subyantoro 2009: 64. Penelitian ini catatan lapangan ditulis oleh guru pengamat untuk mendeskripsikan proses pembelajaran IPS dengan menggunakan model siklus belajar berbantuan media audiovisual dan mencatat hal-hal yang kemunculannya tidak ada dalam instrument observasi maupun wawancara. Catatan lapangan ini digunakan untuk merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan agar pembelajaran pada siklus selanjutnya dapat lebih optimal dan berhasil. 3.5.3.2.4. Wawancara Salah satu teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara. Menurut Esterberg dalam Sugiyono 2010: 317 mengemukakan bahwa wawancara 84 P = x 100 merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara klasikal kepada siswa untuk mendapatkan data siswa tentang pembelajaran IPS menggunakan model siklus belajar berbantuan media audiovisual.

3.6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah:

3.6.1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif pada pembelajaran IPS, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean atau rerata. Data kuantitatif akan disajikan dalam bentuk persentase. Langkah-langkah untuk menganalisis data kuantitatif adalah: 3.6.1.1. Menentukan nilai berdasarkan skor teoritis N = x 100 Keterangan: N = Nilai B = Banyaknya butir yang dijawab benar dalam bentuk pilihan ganda atau jumlah skor jawaban benar pada tiap butiritem soal pada tes bentuk penguraian. St = Skor teoritis banyaknya butir soal pada pilihan ganda, jumlah skor seluruhnya Poerwanti, dkk. 2008: 6.14-6.16. 3.6.1.2. Menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal Menggunakan rumus sebagai berikut: 85 Keterangan: P = persentase ketuntasan belajar klasikal Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi untuk digunakan dalam perencanaan selanjutnya. Kriteria tingkat ketuntasan belajar klasikal dalam dapat disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 3.1 Tingkat Ketuntasan Belajar Klasikal Tingkat Ketuntasan Klasikal Kategori ≥80 60-79 40-59 20-39 20 Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah Menurut Sudjana 2011: 8 keberhasilan siswa ditentukan kriterianya, yakni berkisar antara 75-80 . Artinya, siswa dikatakan berhasil apabila menguasai atau dapat mencapai sekitar 75-80 dari tujuan atau nilai yang seharusnya dicapai. Kurang dari kriteria tersebut dinyatakan belum berhasil. 3.6.1.3. Menghitung mean atau rerata kelas Nilai rata-rata diambil dengan menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa yang dibagi dengan jumlah siswa di dalam kelas, yaitu dengan rumus: Keterangan: x : nilai rata- rata = 86 ∑X : jumlah semua nilai siswa ∑ N : jumlah siswa Aqib, dkk., 2009: 40 Hasil penghitungan tersebut dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan minimal KKM SDN Kalibanteng Kidul 01 dengan KKM klasikal dan individual dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, yang akan disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 3.2 Kriteria Ketuntasan Belajar Kriteria Ketuntasan Klasikal Kriteria Ketuntasan Individual Kualifikasi ≥80 ≥ 70 Tuntas 80 70 Tidak Tuntas Sumber : KKM SDN Kalibanteng Kidul 01 Tahun Ajaran 20122013

3.6.2. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data hasil observasi aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan model siklus belajar berbantuan media audiovisual, serta hasil catatan lapangan dan wawancara dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Menurut Supardi 2010: 132 data kualitatif yang berupa hasil wawancara, hasil pengamatan, berbagai isi jurnal hasil angket kuesioner, peneliti tindakan kelas umumnya melakukan proses koding untuk mengorganisasi data. Tahap umum proses koding adalah: 87 1. Membuat matrik dari data yang terkumpul. 2. Memberii kode untuk masing-masing sel. 3. Membaca data secara menyeluruh, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf, frase demi frase, dan tentukan yang sesuai dengan masing-masing tema. 4. Kekompakan masing-masing pernyataan tersebut kedalam kotak-kotak sel yang sesuai. 5. Kaitkan antara sel sehingga mengandung makna yang mempunyai kecenderungan adanya suatu hipotesis. 6. Menyusun membuat interpretasi dari data yang terdapat dalam sel matrik. 7. Deskripsikan secara jelas atas dasar data dalam matrik sehingga menjadi suatu kesimpulan. Data hasil pengamatan pada lembar pengamatan keterampilan guru dan aktivitas siswa dapat diolah dengan menggunakan nilai. Dari nilai yang diberikan menurut Sudjana 2011: 77 dapat dibuat rentangan nilai mulai dari yang tertinggi sampai yang terendah. Rentangan ini dapat berupa huruf A, B, C, D, angka 1, 2, 3, 4. Sedangkan rentangan kategori bisa sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah. Menurut Poerwanti, dkk. 2007: 6-9 dalam pengolahan data skor dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan nilai terendah b. Menentukan nilai tertinggi c. Mencari median 88 d. Membagi rentang nilai menjadi 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup dan kurang. Data nilai dihitung dengan cara sebagai berikut: R = nilai terendah T = nilai tertinggi n = banyak nilai, mencari n = T-R + 1 Q2 = median Menurut Subana, dkk. 2000: 75, rumus kuartil adalah: Letak Q1= ¼ n+2 untuk n data genap dan Q1= ¼ n+1 untuk n data ganjil Letak Q2= n+1 untuk n data genap dan ganjil Letak Q3= ¼ 3n+2 untuk n data genap dan Q3= ¾ n+1 untuk n data ganjil Letak Q4 = skor tertinggi Menurut Sudjana kategori dan perhitungan kuartil menurut Subana di atas maka dapat dibuat tabel seperti di bawah ini. Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Data Kualitatif Kriteria Ketuntasan Kategori Kualifikasi Q3 ≤ nilai ≤ T Sangat Baik A Tuntas Q2 ≤ nilai ˂ Q3 Baik B Tuntas Q1 ≤ nilai ˂ Q2 Cukup C Tidak Tuntas R ≤ nilai ˂ Q1 Kurang D Tidak Tuntas 89 Dari perhitungan di atas, maka dapat dibuat tabel kriteria ketuntasan untuk menentukan kriteria ketuntasan pada keterampilan guru dan aktivitas siswa sebagai berikut: Tabel 3.4 Kriteria Ketuntasan Keterampilan Guru Kriteria Ketuntasan Kategori 36,5 ≤ nilai ≤ 48 Sangat Baik A 24 ≤ nilai 36,5 Baik B 11,5 ≤ nilai 24 Cukup C 0 ≤ nilai 11,5 Kurang D Tabel di atas diperoleh dari nilai tiap indikator keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran IPS dengan menggunakan model siklus belajar berbantuan media audiovisual dengan rincian perhitungan terlampir. Tabel 3.5 Kriteria Ketuntasan Aktivitas Siswa Kriteria Ketuntasan Kategori 27,5≤ nilai ≤36 Sangat Baik A 18≤ nilai 27,5 Baik B 8,5≤ nilai 18 Cukup C 0≤ nilai 8,5 Kurang D Tabel di atas diperoleh dari nilai tiap indikator aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model siklus belajar berbantuan media audiovisual dengan rincian perhitungan terlampir. 90

3.7. Indikator Keberhasilan

Model siklus belajar berbantuan media audiovisual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas IVA di SDN Kalibanteng Kidul 01, dengan indikator sebagai berikut: a. Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran IPS menggunakan model siklus belajar berbantuan media audiovisual meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik 22≤ nilai 33,5. b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS menggunakan model siklus belajar berbantuan media audiovisual meningkat dengan kriteria rerata kelas sekurang-kurangnya baik 18≤ nilai 27,5. c. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS menggunakan model siklus belajar berbantuan media audiovisual meningkat dengan ketuntasan belajar individual sebesar ≥70 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar ≥80 berdasarkan KKM individual dan klasikal yang ditetapkan SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang. 91

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil penelitian

Berdasarkan observasi dan hasil studi dokumentasi yang telah dilakukan di kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang semester satu tahun ajaran 20122013 menunjukkan bahwa terdapat permasalahan pada mata pelajaran IPS. Hal ini dikarenakan adanya faktor: 1 guru kurang bervariasi menggunakan metode didalam pembelajaran IPS, kurang maksimal dalam memanfaatkan media pembelajaran yang telah tersedia dan kurang memunculkan minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran; 2 kemampuan siswa dalam menyerap materi ajar cukup rendah, minat dan semangat belajar siswa masih sangat kurang dan siswa merasa bosan karena tipe materi yang bersifat hafalan; 3 interaksi dalam pembelajaran lebih didominasi oleh komunikasi satu arah antara guru dengan siswa, sedangkan komunikasi antarsiswa masih kurang dan kelas kurang kondusif; dan 4 ketuntasan klasikal siswa mata pelajaran IPS sebesar 45,45 20 dari 44 siswa. Peneliti melakukan tindakan dengan menerapkan model siklus belajar berbantuan media audiovisual untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penerapan model dan media ini terbukti dapat meningkatkan pembelajaran IPS khususnya di kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus, tiap siklus terdiri satu pertemuan. Data kualitatif diperoleh

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IVA SDN TAWANGMAS 01 KOTA SEMARANG

0 8 379

PENERAPAN MODEL MIND MAPPING BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IVA SDN WONOSARI 02 KOTA SEMARANG

0 9 243

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVC SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

5 26 325

PENERAPAN MODEL MIND MAPPING BERBANTUAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN KANDRI 01 KOTA SEMARANG

3 15 216

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBANTUAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IVB SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

2 21 220

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 7 238

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENNINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

2 8 309

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG

0 8 289

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN TAMBAKAJI 04 KOTA SEMARANG

0 5 308

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENNINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG.

0 0 1