49 taksonomi yang paling banyak digunakan adalah taksonomi hasil belajar dari
Simpson yang mengklasifikasikan hasil belajar psikomotorik menjadi enam: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks
dan kreativitas Purwanto 2011: 52. Indikator hasil belajar psikomotor dalam
penelitian ini adalah: 1 mempersiapkan diri dalam menerima pembelajaran; 2 menunjukkan bukti hasil kerja kelompok; 3 mengulangi penjelasan guru;
dan 4 mengikuti diskusi kelas. Berbagai pendapat para ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan sebagai akibat dari proses pembelajaran yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Seorang siswa dikatakan memperoleh hasil belajar apabila kompetensi bidang akademiknya meningkat, dari yang semula tidak tahu menjadi tahu kognitif,
sikap dan perilakunya menjadi lebih baik afektif, dan menjadi lebih terampil psikomotorik.
2.1.4. Hakikat Belajar dan Pembelajaran
2.1.4.1. Pengertian Belajar
Depdiknas 2003 menyatakan, bahwa belajar adalah proses membangun pemahaman terhadap informasi dan pengalaman. Proses membangun
makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siwa atau bersama orang lain. Proses itu disaring oleh persepsi, pikiran pengetahuan awal, dan perasaan siswa.
Sedangkan Baharudin dan Wahyuni 2012: 11 mengemukakan belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi,
keterampilan dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat.
50 Menurut Anni, dkk. 2007: 2 belajar merupakan proses penting bagi
perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan,
kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan. Misalnya, dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya. Selain itu belajar akan lebih baik jika subjek belajar
mengalami dan melakukannya serta tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang
dikirim kepadanya oleh lingkungan Hamdani 2011: 21-22. Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses
membangun pemahaman dan perubahan perilaku yang dilakukan oleh seorang individu secara sadar ke arah yang lebih baik meliputi aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik sebagai hasil dari proses latihan dan pengalaman yang didapat dari lingkungannya dalam kurun waktu tertentu.
2.1.4.2. Ciri-ciri Belajar
Seseorang dikatakan belajar menurut Baharudin dan Wahyuni 2012:15 apabila terdapat ciri-ciri sebagai berikut.
1 Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku change behavior. Ini
berarti, bahwa hasil belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak
terampil menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar.
51 2
Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tetentu akan tetap atau tidak
berubah-ubah. Tetapi, perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.
3 Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses
belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial. 4
Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman. 5
Pengalaman atau latihan itu dapat memberii penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberiikan semangat atau dorongan untuk mengubah
tingkah laku. Ciri-ciri belajar yang dikemukakan oleh Darsono dalam hamdani
2011: 22 adalah: 1
Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan.tujuan ini digunakan sebagai arah kegiatan, sekaligus tolok ukur keberhasilan belajar.
2 Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan kepada orang
lain. Jadi, belajar bersifat individual. 3
Belajar merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan. 4
Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri belajar yaitu
apabila seorang individu mengalami perubahan tingkah laku, perubahan ini bersifat relatif permanen dan potensial, serta perubahan tingkah laku terjadi
sebagai akibat dari adanya latihan dan pengalamannya dengan lingkungan.
52 2.1.4.3.
Prinsip-prinsip Belajar Prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran menurut Hamdani
2011:22 adalah 1 kesiapan belajar; 2 perhatian; 3 motivasi; 4 keaktifan siswa; 5 mengalami sendiri; 6 pengulangan; 7 materi pelajaran yang
menantang; 8 balikan dan penguatan; 9 perbedaan individual. Selanjutnya, menurut Soekamto dan Winataputra dalam Baharuddin dan Wahyuni, 2012: 16
di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut ini.
1 Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain.
Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif. 2
Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya. 3
Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.
4 Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan
membuat proses belajar lebih berarti. 5
Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
Gagne dalam Rifa’i dan Anni 2009: 97-98 berpendapat bahwa ada 3 prinsip belajar yang harus ada pada diri siswa, yaitu:
1 Informasi faktual, dapat diperoleh melalui tiga cara, yaitu dikomunikasikan
kepada siswa, dipelajari oleh siswa sebelum memulai belajar baru, dan dilacak dari memori.
53 2
Kemahiran intelektual, siswa harus mempunyai berbagai cara untuk mempelajari hal-hal baru.
3 Model, siswa harus mampu mengaktifkan model untuk menghadirkan
stimulus yang kompleks, membuat kode stimulus, memecahkan masalah, dan melacak kembali memori.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar mencakup: 1
Siswa sebagai pembelajar harus melakukan sendiri. 2
Siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya dan harus mempunyai kemampuan intelektual.
3 Siswa harus mampu membangun model untuk menguasai materi dengan
sempurna, sehingga belajar menjadi lebih bermakna. 4
Motivasi dan penguatan sangat dibutuhkan oleh siswa agar dapat belajar dengan baik dan optimal.
Prinsip belajar akan mengantarkan pembelajar mencapai potensi, bakat, dan minatnya secara optimal. Seorang individu dikatakan belajar apabila
melakukan proses untuk mencapai perubahan dalam tingkah lakunya, dari yang semula tidak tahu menjadi tahu, dari yang semula tidak bisa menjadi bisa.
2.1.4.4. Pembelajaran
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 1 ayat 20 menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Selanjutnya Lapono, dkk. 2008: 5.163 menyatakan bahwa pembelajaran memiliki konotasi aktif
54 karena peserta didik secara aktif melakukan kegiatan belajar dalam situasi
pembelajaran yang dirancang oleh guru. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dar unsur tujuan, bahan pelajaran, model, alat, siswa, dan
guru. Semua unsur tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi, dan semua berfungsi dengan berorientasi pada tujuan Anitah dkk. 2008: 1.18.
Berdasarkan penjelasan di atas, pembelajaran menurut peneliti adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar tertentu yang mengarah pada tujuan yang diinginkan serta diarahkan pada perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik.
2.1.5. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial