61 Penelitian Eni Arifatun Nimah
2011 dengan judul “Penggunaan media audio visual untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS kelas V SDN Bakalan Krajan 1 kecamatan Sukun kota Malang ”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan media audio visual proses belajar siswa lebih efektif dan menyenangkan. Hal ini terbukti dari nilai
rata-rata aspek pengamatan proses belajar pratindakan 57,56 menjadi 79,36 pada siklus I dan 95,35 pada siklus II. Sedangkan hasil belajar siswa dari nilai rata-rata
pratindakan 48,14 menjadi 63,49 pada siklus I dan 80,93 pada siklus II. Keberhasilan penelitian di atas dalam menggunakan model
pembelajaran siklus dan penggunaan media audiovisual untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di sekolah dasar dapat dijadikan pijakan dalam
penelitian yang akan dilakukan dengan judul “Penerapan Model Siklus Belajar Berbantuan Media Audiovisual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS
Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang”.
2.3. Kerangka Berfikir
Pembelajaran IPS pada siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang semester 1 tahun ajaran 20122013 ditemukan bahwa guru
kurang bervariasi menggunakan model pembelajaran dalam pembelajaran IPS, guru kurang maksimal dalam memanfaatkan media pembelajaran yang telah
tersedia. Ketika memberiikan materi pembelajaran guru hanya menggunakan metode konvensional dan pembelajaran menekankan pada aspek hafalan yaitu
guru dalam melaksanakan pembelajaran hanya berceramah, mencatatkan materi di
62 papan tulis kemudian siswa menyalin dan menghafalkan materi pembelajaran IPS
tersebut. Selain itu, guru hanya berorientasi dari buku teks pegangan siswa saat menyampaikan materi pembelajaran dan belum memanfaatkan sumber belajar lain
seperti buku pegangan guru, modul, dan bahan ajar lain. Oleh karena itu, minat siswa untuk mengikuti pembelajaran kurang. Selain itu, apabila diadakan kerja
kelompok, beberapa siswa kurang dapat bekerja sama mereka masih bergantung pada siswa yang unggul.
Hal tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang belum sepenuhnya mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Berdasarkan data nilai siswa sebanyak 24 dari 44 siswa 54,54 kelas IVA SDN Kalibanteng
Kidul 01 memiliki nilai rata-rata yang rendah atau mengalami ketidaktuntasan. Siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 45,45 20 dari 44 siswa artinya
siswa tersebut mengalami ketuntasan. Data hasil belajar ditunjukkan dengan nilai terendah 53, nilai tertinggi 87 dan rata-rata nilai kelas 67,81 dibawah KKM.
Berdasarkan beberapa permasalahan pembelajaran di atas, peneliti berusaha mencari pemecahan masalah yaitu dengan menggunakan model siklus
belajar berbantuan media audiovisual untuk melibatkan siswa dan guru secara aktif dalam pembelajaran. Melalui model pembelajaran tersebut diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar IPS siswa kelas IVA di SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang.
Kerangka berfikir tersebut dapat disajikan dengan bagan berikut ini.
63 a
Keterampilan guru rendah: 1.
Guru kurang
bervariasi menggunakan
model pembelajaran.
2. Guru belum maksimal dalam menggunakan media yang
tersedia. 3.
Pembelajaran masih cenderung kegiatan menghafal. 4.
Guru hanya berorientasi pada buku teks pegangan siswa saja.
b Aktivitas siswa rendah:
1. Siswa kurang dapat bekerja sama.
2. Siswa merasa bosan ketika mengikuti pembelajaran.
c Hasil belajar rendah:
Langkah pembelajaran IPS menggunakan model siklusbelajar berbantuan media audiovisual:
1. Pembangkitan minat engagement
a. Guru membangkitkan dan mengembangkan minat dan
keingintahuan curiosity siswa tentang topik yang akan diajarkan berupa penayangan video peristiwa alam, pola
perilaku masyarakat dan permasalahan sosial.
b. Guru membangun keterkaitan perikatan antara pengalaman
keseharian siswa dengan topik pembelajaran yang akan dibahas yaitu permasalahan sosial.
2. Eksplorasi exploration
a. Guru membentuk kelompok-kelompok belajar.
b. Siswa berdiskusi membuat hipotesis dan menemukan ide baru
tenang penyebab
peristiwa alam,
cara mengatasi
permasalahan sosial. c.
Siswa menunjukkan bukti hasil diskusi kelompok. 3.
Penjelasan explanation a.
Siswa menjelaskan konsep hasil diskusinya menggunakan kalimatnya sendiri.
b. Guru membrikan definisi dan penjelasan tentang konsep yang
dibahas, dengan memakai penjelasan siswa terdahulu. c.
Siswa melakukan diskusi ulang untuk membenarkan konsep hasil diskusi sesuai dengan penjelasan guru.
4. Elaborasi elaboration extention
a. Siswa menerapkan konsep dan keterampilan yang telah
dipelajari. b.
Guru membuka kesempatan bertanya dan mengusulkan pemecahan, membuat keputusan, atmelakukan percobaan dan
pengamatan tentang cara mengatasi permasalahan sosial. 5.
Evaluasi evaluation. a.
Guru mengamati pengetahuan atau pemahaman siswa dalam menerapkan konsep baru.
b. Siswa melakukan evaluasi diri dengan mengajukan
pertanyaan kepada guru. c.
Siswa mengevaluasi diri untuk mengetahui kekurangan atau kemajuannya dalam proses pembelajaran.
Kondisi Awal
Pelaksa- naan
64
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir
2.4. Hipotesis Tindakan