V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1. Eks- Areal HPH. PT. Maju Jaya Raya Timber MJRT 5.1.1. Letak dan Lokasi
Menurut administrasi pemerintahan, eks-areal HPH. PT. Maju Jaya Raya Timber MJRT terletak di dua wilayah kabupaten yakni Kabupaten Muko-Muko
dan Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Lokasi eks-areal MJRT ini berdasarkan tercakup kedalam kelompok hutan Sungai Ipuh – Sungai. Ketahun.
Berdasarkan posisi geografis, areal HPH ini terletak antara: 101 35’00”-
101 57’00” BT bujur timur dan 02
54’00”-03 18’00” LS lintang selatan.
Sementara batas-batas areal kerja eks-areal MJRT, meliputi: 1.
Sebelah Utara : Taman Nasional Kerinci Sebelat TNKS 2.
Sebelah Timur : TNKS dan eks areal kerja HPH. PT. Dirgahayu Rimba 3.
Sebelah Selatan: Eks-areal HPH. PT. Dirgahayu Rimba 4.
Sebelah Barat : Eks-areal HPH. PT. Bina Samakhta Lokasi penelitian memiliki aksesibilitas yang tinggi, yaitu dapat ditempuh
dari Kota Bengkulu terus ke Kecamatan Putri Hijau Kabupaten Bengkulu Utara melalui jalan darat. Selanjutnya, dari Putri Hijau melalui darat dapat langsung
menuju ke lokasi penelitian eks-areal MJRT dan bisa ditempuh dengan kendaraan darat selama kurang lebih satu jam. Peta-peta lokasi eks-areal MJRT
secara lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 1 sampai dengan Lampiran 21.
5.1.2. Sejarah Pengelolaan
Pengelolaan HPH oleh PT MJRT didasarkan pada Surat Keputusan SK Menteri Pertanian Nomor: 422KptsUM81974 tanggal 7 Agustus 1974 dengan
luas areal 80 000 ha. Izin pengelolaan HPH ini diberikan selama 20 tahun dan
95 telah berakhir sejak tanggal 7 Agustus 1994 yang lalu. Selama masa operasi
pengolaan HPH periode 19741975 sampai dengan 1992, PT. MJRT telah melakukan penebangan kayu seluas 19 490 ha. Dengan demikian, seharusnya
pada tahun 1992, dari 80 000 ha luas izin konsesi, terdapat hutan lebathutan primer 60 510 ha. Namun, berdasarkan data hasil klasifikasi citra landsat TM
tahun 1992 yang dilakukan oleh Hernawan 2001, hutan primer yang tersisa hanya seluas 20 806 ha dan telah dibuka lahan untuk perkebunan dan kebun
rakyat seluas 11 731 ha, berupa semak belukar 5 840 ha dan tanah terbuka seluas 8 080 ha.
Berdasarkan SK. Menteri Kehutanan RI Nomor:1454Menhut-IV1994 tanggal 21 September 1994 mengenai permohonan perpanjangan a.n. PT. MJRT,
izin pengelolaan diserahkan kepada perusahaan patungan antara PT. MJRT dengan PT. INHUTANI V yang mengikutsertakan BUMDPemda dan Koperasi.
Luas areal yang direkomendasikan berdasarkan surat perpanjangan tersebut hanya seluas 45 100 ha, sedangkan selebihnya 34 900 ha dikeluarkan dari areal kerja.
Namun, berdasarkan fungsi Tata Guna Hutan Kesepakatan TGHK, areal perpanjangan HPH PT. MJRT berupa areal Hutan Produksi Terbatas HPT seluas
35 200 ha, Hutan Produksi Tetap HP seluas 9 900 ha. Izin perpanjangan ini diberikan sampai dengan periode 19981999.
Berdasarkan pemantapan fungsi hutan yang dipadukan dengan rencana pengelolaan wilayah Provinsi Bengkulu pada tahun 1998, eks-areal HPH PT.
MJRT 45 100 ha, seluas 10 235 ha di antaranya merupakan Areal Penggunaan Lain APL.
Berdasarkan perkembangan pemanfaatan lahan di lapangan, sebagian APL tersebut telah dialih izinkan pengelolaannya kepada pihak ketiga lainnya yaitu perusahaan
96
swasta PT. Alno Algo Utama PT. AAU berdasarkan SK. Menhutbun No. 422Menhutbun-IV2000 tanggal 14 April 2000 dengan luas 18 450 ha.
Namun, berdasarkan perhitungan planimetris oleh Tim Independent Concession Audit
pada tahun 2001, areal PT. AAU tersebut terdapat seluas 4 754 ha diantaranya terletak di dalam eks-areal MJRT.
Pada tahun 1999 Menteri Kehutanan dan Perkebunan telah mengeluarkan Surat No. 420Kpts-II1999 tanggal 15 Juni 1999 tentang Penunjukan Kawasan
Hutan di Wilayah Provinsi Bengkulu seluas 920 964 ha dimana di antaranya terdapat alokasi kawasan hutan yang diperuntukkan khusus sebagai Pusat Latihan
Gajah PLG yaitu seluas 6 865 ha. Lokasi PLG tersebut sebagian di antaranya, yaitu seluas 5 961 ha terletak di dalam areal kerja eks-areal MJRT.
Dengan adanya dua pelepasan sebagian areal kerja eks-areal MJRT di atas, luas areal kerja eks HPH PT. MJRT yang tersisa saat ini adalah seluas 34 385 ha.
Namun apabila melihat kondisi di lapangan, dari areal yang telah ditetapkan sebagai HPT dan HP berdasarkan Peta Penunjukan Kawasan Hutan terdapat areal
HPT seluas 1 955 ha dan HP seluas 135 ha yang telah digarap oleh perkebunan kelapa sawit PT AAU.
5.1.3. Kondisi Penutupan Lahan