Sejarah Pengelolaan Eks HPH. PT. Rimba Karya Indah RKI 1. Letak dan Lokasi

108 Kecamatan Pelepat untuk menuju lokasi penelitian dan bisa ditempuh dengan kendaraan darat, selama kurang lebih tiga jam. Gambaran yang lebih jelas mengenai eks-areal RKI disajikan pada Lampiran 22 sampai Lampiran 29.

5.2.2. Sejarah Pengelolaan

Berdasarkan catatan yang ada, kawasan RKI Finger termasuk kedalam kawasan Hutan Lindung RePPPRoT, 1988. Akan tetapi, kemudian dialih- fungsikan menjadi hutan produksi yang hak pengelolaanya menjadi tanggung jawab PT. Rimba Karya Indah PT. RKI. Areal kerja HPH PT. RKI semula bernama PT. Windu Karya Indah dengan perjanjian Pengusahaan Hutan Forestry Agreement nomor FAN008IV1983 tanggal 4 April 1983. Selanjutnya terjadi perubahan nama perusahaan dari PT. Windu Karya Indah PT. WKI menjadi Rimba Karya Indah PT. RKI berdasarkan Addendum FA No. FaN-ADIV1984 tanggal 10 April 1984. Luas areal yang diusahakan PT RKI sebagaimana tercantum dalam Forestry Agreement FA Nomor FAN-AD038IV1984 tanggal 30 April 1984 dan Surat Keputusan Menteri Pertanian SK HPH Nomor 13Kpts-IV87 tanggal 12 Januari 1987 adalah seluas 48 000 ha. PT. Rimba Karya Indah RKI, kemudian memperoleh penambahan areal kerja di Unit II kelompok hutan Kumpeh dan Air Hitan Ulu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 13Kpts-IV88 tanggal 29 Pebruari 1988. Dengan adanya penambahan ini, secara keseluruhan total luas areal kerja PT. RKI menjadi 87 000 ha. Jangka waktu pengelolaan selama 20 tahun, terhitung sejak tanggal 12 Januari 1987 sampai dengan tahun 2007. 109 Berdasarkan fungsi hutan menurut TGHK areal pada lokasi penelitian Unit-I sebagian besar berfungsi sebagai Hutan Produksi tetap HP seluas 32 610 ha 63.32 persen, sebagai Hutan Produksi Terbatas HPT seluas 14 395 ha 27.95 persen dan Areal Penggunaan Lain APL seluas 4 495 ha 8.73 persen. Secara rinci luas areal HPH PT. RKI berdasarkan fungsi TGHK disajikan Tabel 14. Tabel 14. Fungsi Hutan Eks-Areal Kerja HPH PT. Rimba Karya Indah Berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan Fungsi Hutan Luas Ha Hutan Produksi Terbatas HPT 14 395 27.95 Hutan Produksi Tetap HP 32 610 63.32 Hutan Produksi Konversi HPK 0.00 Areal Penggunaan Lain APL 4 495 8.73 Total 51 500 100.00 Sumber: Sarbi, 2001 Selanjutnya, berdasarkan RTRWP Provinsi Jambi tahun 1996, areal Unit-I sebagian besar berubah menjadi HPT dan sebagian lagi berfungsi sebagai HP, Kawasan Budidaya Pertanian dan Non Pertanian KBDPNP, Hutan Lindung HL dan menjadi kawasan TNKS. Secara rinci luas areal HPH PT. RKI berdasarkan Peta RTRWP disajikan pada Tabel 15. Tabel 15. Fungsi Hutan Eks-Areal Kerja HPH PT. Rimba Karya Indah Berdasarkan Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Fungsi Hutan Luas Ha Hutan Lindung HL 1 080 2.10 Taman Nasional Kerinci Sebelat TNKS 10 150 19.70 Hutan Produksi Terbatas HPT 22 155 43.20 Hutan Produksi Tetap HP 14 955 29.04 Kawasan Budidaya Pertanian dan Non Pertanian KBDPNP 3 160 6.14 Jumlah 51 500 100.00 Sumber: Sarbi, 2001 110 Berdasarkan Peta Penunjukan Kawasan Hutan Produksi Jambi, areal kerja HPH PT. RKI sebagian besar berfungsi sebagai hutan produksi tetap 71.49 persen dan sisanya sebagai SAPA 22.37 persen dan APL 6.15 persen. Rincian lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Fungsi Hutan Pada Areal Kerja HPH PT. Rimba Karya Indah Berdasarkan Peta Penunjukan Kawasan Fungsi Hutan Luas Ha SAPA 11 520 22.37 Hutan Produksi Terbatas HPT 0.00 Hutan Produksi Tetap HP 36 815 71.49 Areal Penggunaan LainAPL 3 165 6.15 Jumlah 51 500 100.00 Sumber: Sarbi, 2001 Secara de-facto, sejak tahun 1997, PT. RKI telah berhenti beroperasi di areal kerja Unit-I di Kelompok Hutan Hulu Batang Tebo – Batang Kemarau dan Batang Pelepat – Hulu Batang Ole Sarbi, 2001. Hal ini disebabkan oleh meluasnya penolakan dari masyarakat di sekitar kawasan. Sedangkan secara de- jure, izin pengelolaan HPH PT. RKI berakhir sejak tanggal 25 November 2004, sejalan dengan dicabutnya izin pengelolaan melalui SK. Menteri Kehutanan No. 455Menhut-II2004 tanggal 25 November 2004 yang kemudian diperbaiki karena adanya kekeliruan dalam penetapan luas konsesi, melalui SK. 103Menhut- II2005 tanggal 25 April 2005.

5.2.3. Kondisi Penutupan Lahan