Valuasi Dampak Penggunaan Lahan Eks-Areal HPH

76 tipe kelas dan menyusun matriks perubahan penggunaan lahan eks-areal HPH. Langkah ini dilakukan dengan menggunakan GIS. 2. Deteksi perubahan penutupan lahan yang merupakan penggunaan lahan hutan menjadi lahan perkebunan. Langkah ini juga dilakukan dengan menggunakan analisis spasial dengan jalan membandingkan kelas penutupan lahan hutan pada perekaman tahun ketika HPH masih beroperasi dengan kondisi paska operasi HPH khususnya yang telah diklasifikasi menjadi lahan perkebunan. Untuk keperluan analisis maka diestimasi luas areal, lokasi dan kondisi areal dimaksud. Dari semua proses proyeksi dan rektifikasi baik citra ke peta atau citra ke citra, dilanjutkan dengan evaluasi perubahan penutupan lahan, maka dihasilkan data spasial mengenai penggunaan lahan eks-areal HPH dan peta-peta lainnya yang relevan untuk mendukung menjelaskan kondisi wilayah.

4.6.2. Valuasi Dampak Penggunaan Lahan Eks-Areal HPH

Secara umum, metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini, didasarkan kepada pendekatan total nilai ekonomi eks-areal HPH yang hilang, sebagai akibat dilakukannya penggunaan lahan, meliputi:. 1. Kehilangan manfaat langsung, meliputi: nilai kayu komersial, kayu bakar dan hasil hutan non-kayu atau HHNK rotan, madu, getah, buah-buahan, tanaman obat-obatan, dan lain-lain, atau diformulasikan dengan rumus: KDU = KKK + KNK dimana: KDU = kehilangan manfaat langsung KKK= kehilangan kayu komersial KNK= kehilangan non-kayu 77 Seluruh manfaat langsung eks-areal HPH yang hilang didekatidiprediksi dengan memanfaatkan hasil survei sampel maupun data sekunder. 2. Kehilangan manfaat tidak langsung, meliputi kehilangan jasa ekosistem hutan sebagai penyimpan karbon, pengendali banjir, unsur hara tanah. Manfaat tidak langsung yang hilang ini diperoleh melalui olahan data primer maupun sekunder, dengan formula: KIU = KPC + KKH + KUH dimana: KIU = kehilangan manfaat tidak langsung KPC = kehilangan nilai penyimpan karbon KKH= kehilangan nilai keanekaragaman hayati KUH= kehilangan nilai unsur hara tanah 3. Kehilangan nilai pilihan, meliputi kehilangan nilai pilihan dan nilai warisan yang diperoleh melalui olahan data hasil survei KOV = KNP + KNW dimana: KOV= kehilangan nilai pilihan KNP = kehilangan nilai pilihan KNW= kehilangan nilai warisan 4. Kehilangan nilai keberadaan, yang diperoleh melalui olahan data hasil survei WTP rumah tangga. Secara khusus, dalam penelitian ini digunakan metode penilaian utama primary method, yakni metode hipotetik langsung direct hypothetical method. Kegiatan yang dilakukan meliputi pertanyaan langsung kepada responden tentang nilai yang mereka berikan kepada jasa ekosistem eks-areal HPH. Secara spesifik, responden ditanyakan berapa nilai yang mereka berikan terhadap suatu perubahan 78 tertentu pada aset eks-areal HPH, atau berapa harga dari jasa lingkungan yang ingin mereka bayarkan pada tingkat harga tertentu dengan menggunakan metode penilaian kontingensi atau contingent valuation method CVM. Kuisioner standar digunakan untuk mewawancarai responden dimana mereka dapat mengekspresikan nilai sumberdaya dan lingkungan secara baik. Pasar hipotetik yang dibentuk merupakan suatu pasar dengan kualitas lingkungan yang berbeda dengan kondisi saat ini. Untuk membentuk pasar hipotetik ini dilakukan melalui skenario sebagai berikut : 1 Setelah responden menjawab pertanyaan mengenai persepsinya tentang pentingnya eks-areal HPH sebagai penyangga TNKS, selanjutnya responden diinformasikan tentang pentingnya keberadaan jasa ekosistem kawasan ini terutama dengan mengusung isu tentang manfaat hidrologis kawasan. Dalam rangka konservasi dan rehabilitasi kawasan tersebut diperlukan upaya secara terintegrasi dan berkelanjutan, baik dalam bentuk pembangunan fisik maupun kegiatan yang bersifat vegetatif. 2 Kegiatan tersebut diperkirakan membutuhkan biaya yang besar, data mengenai biaya ini diperoleh dari interpretasi GIS dan atau pengeluaran pemerintah untuk program pengelolaan kawasan penyangga TNKS. 3 Untuk mendukung pendanaan kegiatan-kegiatan tersebut pemerintah merencanakan program konservasi dan rehabilitasi eks-areal HPH di sekitar kawasan penyangga TNKS. Diharapkan dengan program tersebut akan meningkatkanmemperbaiki fungs eks-areal HPH sebagai penyangga TNKS maupun dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk di wilayah sekitarnya. 79 Dalam penelitian ini, responden diberikan beberapa nilai tawaran kesediaan membayar dan meminta responden untuk memilih nilai tertinggi yang bersedia ia bayarkan untuk pengelolaan hutan konsesi. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa nilai WTP yang sebenarnya dari individu yang bersangkutan terletak dalam kelas atau interval antara nilai yang dipilih dengan nilai WTP berikutnya yang lebih tinggi. Disamping itu, responden dapat dengan mudah memilih nilai yang ingin ia bayarkan. Susunan nilai yang ditawarkan menggunakan rentang range atau interval tertentu. WTP i dapat diduga dengan menggunakan nilai tengah dari kelas atau interval WTP responden ke-i. Dari jawaban responden dapat diketahui bahwa WTP i yang benar adalah berada antara jawaban yang dipilih batas bawah kelas WTP dengan WTP berikutnya batas atas kelas WTP. Selanjutnya dugaan rataan WTP dihitung dengan bantuan SPSS. WTP agregat atau WTP total dapat digunakan untuk menduga WTP secara keseluruhan dari sumberdaya tersebut, yakni total dari luas lahan yang digunakan untuk pengelolaan kawasan hutan konsesi. WTP agregat mencerminkan nilai ekonomi sumberdaya dan lingkungan areal hutan konsesi tersebut. Untuk mengetahui keakuratan nilai WTP yang diperoleh, dilakukan pengujian kemungkinan terjadinya bias 4 . Pengujian dilakukan dengan tiga cara: 1 menguji adanya perbedaan yang signifikan dalam rata-rata dan median WTP, 2 membandingkan profil responden dengan populasi, dan 3 membandingkan dengan nilai yang diperoleh dari penggunaan teknik benefit transfer. 4 Terdapat tiga tipe bias yang terjadi pada CVM meliputi: strategic design bias yang bersumber dari kesalahan dalam menginterpretasi pertanyaan; hypothetical bias karena adanya perbedaan antara pasar aktual dengan pasar hipotetik yang ditetapkan; dan operational bias, yang bersumber dari adanya ketidak pastian pada pengoperasian pasar aktual Pearce and Turner, 1990 80 Sementara, penggunaan replacement cost digunakan untuk menghitung nilai unsur hara tanah yang hilang sebagai akibat penggunaan lahan. Dampak fisiknya diketahui berdasarkan hasil analisis tanah yang sampelnya diambil sewaktu survei lapangan. Sedangkan untuk produk hutan yang memiliki nilai pasar seperti kayu komersial, kayu bakar dan hasil hutan non-kayu digunakan teknik pasar dimana penilaian didasarkan kepada harga pasar market based. Dalam mengestimasi dampak eksternal penggunaan lahan, juga digunakan metode pendukung secondary method di antaranya adalah teknik benefit transfer dan shadow price. Informasi yang dihasilkan dari teknik ini selain mudah dipahami juga digunakan untuk mengidentifikasi adanya bias yang dihasilkan dari perhitungan dengan menggunakan primary method.

4.6.3. Analisa Biaya-Manfaat Lingkungan