152 Pada periode yang bersamaan, penggunaan lahan hutan primer telah
menimbulkan kerugian mencapai Rp 10 359 000hatahun. Kerugian yang paling menyolok berupa kehilangan kayu komersial yang mencapai lebih dari dua kali
lipat jika dibandingkan dengan kehilangan kayu komersial pada hutan bekas tebangan yakni mencapai Rp 3 539 000hatahun. Kehilangan sumberdaya lainnya
yang juga cukup menyolok adalah kehilangan unsur hara dan penyerapan karbon masing-masing Rp 2 276 000hatahun dan Rp 1 592 000hatahun.
6.2.2. Eks-Areal HPH PT. Rimba Karya Indah
Kerugian ekonomi paling besar adalah akibat penggunaan lahan hutan bekas tebangan untuk kebunladang masyarakat, khususnya yang terjadi dalam
kurun waktu 1988-2002, yakni dengan kerugian ekonomi Rp 154 225.1hatahun. Sedangkan penggunaan lahan terhadap hutan primer yang menimbulkan kerugian
paling besar terjadi pada periode 1988-1999 yang diakibatkan oleh penggunaan lahan hingga menjadi semak belukar, yakni mencapai Rp110 381 300hatahun
Tabel 42. Tabel 42. Kerugian Ekonomi Akibat Penggunaan Lahan Eks-Areal HPH.
PT. Rimba Karya Indah Menurut Periode
Pola Penggunaan lahan Periode
Kerugian Ekonomi Rp 000HaTahun
LOA Hutan Primer
Untuk Perkebunan Sawit 1999-2002
83 702.5 -
1988-2002 23 872.0
35 226.5 Untuk LadangKebun Masyarakat
1999-2002 118 842.2
- 1988-2002
33 142.3 41 608.1
1988-1999 38 872.5
53 537.0 Menjadi Lahan KosongTanah Terbuka
1988-2002 25 924.5
33 129.8 1999-2002
91 349.5 -
Menjadi Semak Belukar 1988-2002
15 615.8 26 884.7
1999-2002 21 375.1
39 500.8 1988-1999
62 738.3 110 381.3
Sumber: Hasil Perhitungan atau Valuasi 2006
153
6.2.2.1. Kerugian Ekonomi Penggunaan Lahan Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit Swasta
Seperti dipresentasikan pada Tabel 43, kerugian ekonomi akibat penggunaan lahan hutan bekas tebangan untuk perkebunan kelapa sawit yang
paling menyolok terjadi dalam kurun waktu 1999-2002 dengan nilai kerugian mencapai Rp 83 701 500hatahun. Kerugian yang paling besar berupa kehilangan
nilai kegunaan tidak langsung, yakni kehilangan unsur hara dan pengendali banjir, masing-masing Rp 74 324 300hatahun dan Rp 10 088 700. Nilai kegunaan
langsung yang hilang cukup besar adalah kehilangan kayu komersial dengan kerugian ekonomi Rp 6 052 300hatahun.
Tabel 43. Kerugian Ekonomi Penggunaan Lahan Hutan Bekas Tebangan Eks- Areal HPH PT. Rimba Karya Indah Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit
Swasta, Tahun 1999-2002
Kehilangan Sumberdaya dan Lingkungan
Kerugian Ekonomi Nilai Konstan
PVRp 000 t=30 r=6.4
Rp 000Tahun Rp 000HaTahun
Direct Use value Kayu Komersial
1
11 081 679.3 6 052.3
136 432 741.0 Kayu Bakar
2
39 160.5 21.4
482 126.9 HHNK
3
583 356.6 318.6
7 182 028.8 Indirect Use value
Penyerapan Karbon
4
2 142 270.0 1 170.0
26 374 682.1 Unsur Hara
5
136 087 767.9 74 324.3
1 675 452 495.8 Pengendali Banjir
6
1 550 142.3 846.6
19 084 667.9 Option Value
Nilai pilihan
7
467 006.6 255.1
5 749 578.5 Nilai warisan
8
769 636.5 420.3
9 475 424.8 Non use value
Nilai keberadaan
9
536 431.9 293.0
6 604 313.0
Total Kerugian 153 257 451,7
83 701.5 1 886 838 058.7
Keterangan : 1 Menggunakan teknik berdasarkan pasar based market
2 Menggunakan teknik berdasarkan pasar based market 3 Menggunakan teknik transfer manfaat benefit transfer
4 Menggunakan teknik transfer manfaat benefit transfer 5 Menggunakan teknik biaya pengganti replacement cost
6 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 81.75 7 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 87.38
8 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 98.69 9 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 90.22
Sumber: Hasil Perhitungan atau Valuasi, 2006
154 Sementara itu, kerugian yang ditimbulkan dari penggunaan hutan primer
untuk perkebunan kelapa sawit hanya terjadi dalam kurun waktu 1988-2002 dengan kerugian mencapai Rp 23 583 000 100hatahun Tabel 44. Kerugian
yang paling menyolok berupa kehilangan unsur hara Rp 19 806 824hatahun dan kehilangan kayu komersial Rp 1 613 935hatahun.
Tabel 44. Dampak Penggunaan Lahan Hutan Primer Eks-Areal HPH. PT. Rimba Karya Indah Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit Swasta,
Tahun 1988-2002
Dampak Kehilangan Kerugian Ekonomi
Nilai Konstan PVRp 000
t=30 r=6.4 Rp 000Tahun
Rp 000HaTahun
Direct Use value Kayu Komersial
1
2 475 775.8 1 613.9
30 480 658.9
Kayu Bakar
2
8 748.9 5.7
107 712.7
HHNK
3
488 732.4 318.6
6 017 057.4
Indirect Use value Penyerapan Karbon
4
478 608.0 312.0
5 892 410.3
Unsur Hara
5
30 383 668.5 19 806.8
374 070 311.0
Pengendali Banjir
6
1 298 699.2 846.6
15 989 011.7
Option Value Nilai pilihan
7
391 255.0 255.1
4 816 959.7
Nilai warisan
8
644 796.5 420.3
7 938 449.8
Non use value Nilai keberadaan
9
449 419.2 293.0
5 533 050.8
Total Kerugian 36 619 704.1
23 872.0 450 845 622.7
Keterangan : 1 Menggunakan teknik berdasarkan pasar based market 2 Menggunakan teknik berdasarkan pasar based market
3 Menggunakan teknik transfer manfaat benefit transfer 4 Menggunakan teknik transfer manfaat benefit transfer
5 Menggunakan teknik biaya pengganti replacement cost 6 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 81.75
7 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 87.38 8 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 98.69
9 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 90.22 Sumber: Hasil Perhitungan atau Valuasi, 2006
6.2.2.2. Kerugian Ekonomi Penggunaan lahan Untuk KebunLadang Masyarakat
Penggunaan lahan hutan bekas tebangan menjadi ladang masyarakat pada eks-areal RKI juga telah menimbulkan kerugian ekonomi paling besar jika
155 dibandingkan dengan pola penggunaan lahan lainnya Tabel 45. Kerugian paling
menyolok terjadi pada periode 1999-2002 dengan nilai kerugian mencapai Rp 118 842 600hatahun. Kerugian paling besar berupa kehilangan unsur hara yang
ditaksir bernilai Rp 109 046 900hatahun. Kerugian lainnya yang cukup menyolok adalah kehilangan kayu komersial dan penyerapan karbon dengan nilai
kerugian masing-masing Rp 6 052 300hatahun dan Rp 1 170 000hatahun. Tabel 45. Kerugian Ekonomi Penggunaan Lahan Hutan Bekas Tebangan
Eks-Areal HPH. PT. Rimba Karya Indah Menjadi KebunLadang Masyarakat, Tahun 1999-2002
Kehilangan Sumberdaya dan
Lingkungan Kerugian Ekonomi
Nilai Konstan
PVRp 000 t=30 r=6.4
Rp 000Tahun Rp 000HaTahun
Direct Use value Kayu Komersial
1
14 247 008.7 6 052.3
175 402 879.4 Kayu Bakar
2
31 914.4 13.6
392 915.4 HHNK
3
749 984.4 318.6
9 233 476.7 Indirect Use value
Penyerapan Karbon
4
2 754 180.0 1 170.0
33 908 247.8 Unsur Hara
5
256 696 413.2 109 046.9
3 160 332 869.2 Pengendali Banjir
6
1 992 919.2 846.6
24 535 941.1 Option Value
Nilai pilihan
7
600 400.6 255.1
7 391 866.6 Nilai warisan
8
1 992 919.2 420.3
24 535 941.1 Non use value
Nilai keberadaan
9
689 656.3 293.0
8 490 744.3
Total Kerugian 279 755 396.0
118 842.6 3 444 224 881.7
Keterangan :
1 Menggunakan teknik berdasarkan pasar based market 2 Menggunakan teknik berdasarkan pasar based market
3 Menggunakan teknik transfer manfaat benefit transfer 4 Menggunakan teknik transfer manfaat benefit transfer
5 Menggunakan teknik biaya pengganti replacement cost 6 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 81.75
7 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 87.38 8 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 98.69
9 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 90.22
Sumber: Hasil Perhitungan atau Valuasi 2006
Akibat penggunaan lahan hutan primer, kerugian ekonomi paling besar terjadi pada periode 1988-1999, yakni mencapai Rp 53 537 100hatahun.
Kerugian ekonomi paling besar dari pola penggunaan lahan ini tetap disebabkan oleh kehilangan unsur hara Rp 43 209 800hatahun, disusul oleh kehilangan
156 penyerapan karbon Rp 5 287 500hatahun dan kayu komersial Rp 2 814
400hatahun. Data selengkapnya mengenai kerugian ekonomi penggunaan lahan hutan primer ini dapat disimak pada Tabel 46.
Tabel 46. Kerugian Ekonomi Penggunaan Lahan Hutan Primer Eks-Areal HPH. PT. Rimba Karya Indah Menjadi KebunLadang Masyarakat,
Tahun 1988-1999
Kehilangan Sumberdaya dan
Lingkungan Kerugian Ekonomi
Nilai Konstan
PVRp 000 t=30 r=6.4
Rp 000Tahun Rp 000HaTahun
Direct Use value Kayu Komersial
1
627 600.4 2 814.4
7 726 738.7 Kayu Bakar
2
4 847.0 14.5
59 674.6 HHNK
3
132 233.9 395.9
1 628 005.9 Indirect Use value
Penyerapan Karbon
4
1 766 025.0 5 287.5
21 742 519.8 Unsur Hara
5
14 432 083.2 43 209.8
177 681 434.4 Pengendali Banjir
6
282 767.6 846.6
3 481 310.3 Option Value
Nilai pilihan
7
85 188.5 255.1
1 048 803.5 Nilai warisan
8
140 392.5 420.3
1 728 450.0 Non use value
Nilai keberadaan
9
97 852.7 293.0
1 204 719.0
Total Kerugian 17 568 990.9
53 537.1 216 301 656.1
Keterangan :
1 Menggunakan teknik berdasarkan pasar based market 2 Menggunakan teknik berdasarkan pasar based market
3 Menggunakan teknik transfer manfaat benefit transfer 4 Menggunakan teknik transfer manfaat benefit transfer
5 Menggunakan teknik biaya pengganti replacement cost 6 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 81.75
7 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 87.38 8 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 98.69
9 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 90.22
Sumber: Hasil Perhitungan atau Valuasi 2006
6.2.2.3. Kerugian Ekonomi Alih Fungsi Menjadi Semak Belukar
Periode 1988-1999 merupakan periode dimana penggunaan lahan hingga akhirnya menjadi semak belukar yang telah menimbulkan kerugian rata-rata
sebesar Rp 62 738 300hatahun. Adapun nilai kerugian yang menyolok disebabkan oleh kehilangan unsur hara dengan nilai kerugian mencapai Rp 58
232 900hatahun Tabel 47.
157 Tabel 47. Kerugian Ekonomi Penggunaan Lahan Eks-Areal HPH. PT. Rimba
Karya Indah Menjadi Semak Belukar, Tahun 1988-1999
Kehilangan Sumberdaya dan
Lingkungan Konversi LOA
Konversi Hutan Primer Nilai Ekonomi Rp 000
Nilai Ekonomi Rp 000 Nilai Konstan
PV t=30 r=6.4
Nilai Konstan PV
t=30 r=6.4 RpTahun RpHaTahun
RpTahun RpHaTahun
Direct Use value Kayu Komersial
1
873 542.2 2 017.4
10 754 665.4 830 233.7
3 517.9 10 221 470.5
Kayu Bakar
2
3 086.9 7.1
38 004.9 3 054.6
13.7 37 606.6
HHNK
3
198 350.9 395.9
2 442 008.8 93 434.8
395.9 1 150 327.5
Indirect Use value Penyerapan Karbon
4
116 910.0 270.0
1 505 140.9 361 080.0
1 530.0 4 445 457.5
Unsur Hara
5
25 214 836.2 58 232.9
310 433 926.8 24 333 670.2
103 108.8 299 585 400.0
Pengendali Banjir
6
366 582.0 846.6
4 513 195.6 199 799.9
846.6 2 459 848.0
Option Value Nilai pilihan
7
110 439.0 255.1
1 359 676.4 60 193.1
255.1 741 070.7
Nilai warisan
8
182 005.8 420.3
2 240 775.0 99 199.5
420.3 1 221 300.0
Non use value Nilai keberadaan
9
126 856.9 293.0
1 561 806.4 69 141.4
293.0 851 238.6
Total Kerugian 27 192 609.9
62 738.3 334 849 200.2
26 049 807.0 110 381.3
320 713 719.4
Keterangan : 1
Menggunakan teknik berdasarkan pasar based market 2 Menggunakan teknik berdasarkan pasar based market
3 Menggunakan teknik transfer manfaat benefit transfer 4 Menggunakan teknik transfer manfaat benefit transfer
5 Menggunakan teknik biaya pengganti replacement cost 6 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 81.75
7 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 87.38 8 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 98.69
9 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 90.22
Sumber: Hasil Perhitungan atau Valuasi 2006
6.2.2.4. Kerugian Ekonomi Penggunaan Lahan Hingga Menjadi Lahan KosongTanah Terbuka
Kerugian ekonomi akibat penggunaan lahan hutan bekas tebangan menjadi lahan kosongtanah terbuka yang paling besar terjadi selama periode 1999-2002
dengan kerugian mencapai Rp 91 349 500hatahun. Dalam periode ini kehilangan unsur hara tetap merupakan penyebab kerugian yang paling besar
yakni mencapai Rp 80 554 500hatahun. Kehilangan sumberdaya lainnya yang juga cukup menyolok adalah berupa kehilangan kayu komersial dan penyerapan
karbon dimana nilai kerugian ekonomi masing-masing sumberdaya ditaksir mencapai Rp 6 052 300hatahun dan Rp 2 587 500hatahun Tabel 48.
158 Tabel 48. Kerugian Ekonomi Penggunaan Lahan Hutan Bekas Tebangan Eks-
Areal HPH. PT. Rimba Karya Indah Menjadi Lahan KosongTanah Terbuka, Tahun 1999-2002
Kehilangan Sumberdaya dan
Lingkungan Nilai Ekonomi
Nilai Konstan
PVRp 000 t=30 r=6.4
Rp 000Tahun Rp 000HaTahun
Direct Use value Kayu Komersial
1
1 755 154.0 6 052.3
21 608 681.0 Kayu Bakar
2
6 202.4 21.4
76 360.9 HHNK
3
92 394.0 318.6
1 137 514.1 Indirect Use value
Penyerapan Karbon
4
750 375.0 2 587.5
9 238 285.6 Unsur Hara
5
23 360 879.1 80 554.8
287 608 826.3 Pengendali Banjir
6
245 516.8 846.6
3 022 694.5 Option Value
Nilai pilihan
7
73 966.1 255.1
910 637.8 Nilai warisan
8
121 897.6 420.3
1 500 750.0 Non use value
Nilai keberadaan
9
84 961.9 293.0
1 046 013.5
Total Kerugian 26 491 346.9
91 349.5 326 149 763.7
Keterangan : 1 Menggunakan teknik berdasarkan pasar based market 2 Menggunakan teknik berdasarkan pasar based market
3 Menggunakan teknik transfer manfaat benefit transfer 4 Menggunakan teknik transfer manfaat benefit transfer
5 Menggunakan teknik biaya pengganti replacement cost 6 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 81.75
7 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 87.38 8 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 98.69
9 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 90.22
Sumber: Hasil Perhitungan atau Valuasi, 2006
Penggunaan lahan hutan primer hingga menjadi lahan terbuka, diketahui terjadi pada periode 1988-2002. Praktik penggunaan lahan ini ditaksir
menimbulkan kerugian sebesar Rp 35 226 500hatahun. Lenyapnya vegetasi hutan primer pada lokasi eks-areal RKI selama periode ini telah mengakibatkan
hilangnya sumberdaya yang sangat penting bagi pembangunan pertanian yang berkelanjutan, yakni kehilangan unsur hara dengan nilai mencapai Rp 28 489
600hatahun. Sumberdaya lainnya yang lenyap adalah kayu komersial dan
159 penyerapan karbon yang masing-masing ditaksir telah menimbulkan kerugian
mencapai Rp 2 814 400hatahun dan Rp 1 698 000hatahun Tabel 49. Tabel 49. Kerugian Ekonomi Penggunaan Lahan Hutan Primer Eks-Areal
HPH. PT. Rimba Karya Indah Menjadi Lahan KosongTanah Terbuka Tahun 1988-2002
Kehilangan Sumberdaya dan
Lingkungan Kerugian Ekonomi
Nilai Konstan
PVRp 000 t=30 r=6.4
Rp 000Tahun Rp 000HaTahun
Direct Use value Kayu Komersial
1
627 600.4 2 814.4
7 726 738.7 Kayu Bakar
2
3 054.6 13.7
37 606.6 HHNK
3
88 287.9 395.9
1 086 962.0 Indirect Use value
Penyerapan Karbon
4
378 654.0 1 698.0
4 661 820.8 Unsur Hara
5
6 723 539.3 28 489.6
82 777 246.1 Pengendali Banjir
6
188 794.0 846.6
2 324 347.9 Option Value
Nilai pilihan
7
56 877.4 255.1
700 249.0 Nilai warisan
8
93 735.1 420.3
1 154 025.0 Non use value
Nilai keberadaan
9
65 332.8 293.0
804 348.3
Total Kerugian 8 225 875.4
35 226.5 101 273 344.5
Keterangan :
1 Menggunakan teknik berdasarkan pasar based market
2 Menggunakan teknik berdasarkan pasar based market 3 Menggunakan teknik transfer manfaat benefit transfer
4 Menggunakan teknik transfer manfaat benefit transfer 5 Menggunakan teknik biaya pengganti replacement cost
6 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 81.75 7 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 87.38
8 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 98.69 9 Menggunakan teknik survei dengan tingkat akurasi = 90.22
Sumber: Hasil Perhitungan Atau Valuasi 2006
6.3. Dampak Ekonomi Praktik Penggunaan lahan Eks-Areal HPH