Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

2. Efisiensi waktu QFD dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan dalam pengembagan produk karena memfokuskan pada persyaratan pelanggan yang spesifik dan telah diidentifikasi dengan jelas. 3. Orientasi kerjasama tim QFD merupakan pendekatan orientasi kerjasama tim. Semua keputusan dalam proses didasarkan atas konsensus dan dicapai melalui diskusi mendalam dan brainstorming. 4. Orientasi pada dokumentasi Salah satu produk yang dihasilkan dari proses QFD adalah dokumen komprehensif mengenai semua data yang berhubungan dengan segala proses yang ada dan perbandingannya dengan persyaratan pelanggan.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Permasalahan yang dihadapi dalam perkembangan melon di Indonesia saat ini adalah benih melon masih impor. Varietas melon yang berkembang di Indonesia saat ini masih berasal dari benih impor sehingga persepsi konsumen terhadap buah melon adalah buah melon impor baik buah melon tanpa jaring maupun buah melon berjaring. Adapun atribut-atribut buah dalam penelitian ini hanya atribut buah yang diperhatikan konsumen di dalam pemilihan buah melon yaitu bobot buah, bentuk buah, warna kulit dan daging buah, ketebalan kulit dan daging buah, tekstur kulit dan daging buah, kadar air, rasa buah, aroma buah, dan daya simpan buah. Atribut buah melon ini akan dimasukkan ke dalam persyaratan pelanggan untuk mengetahui ideotipe buah melon yang diinginkan oleh konsumen. Konsumen dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua yaitu, konsumen lembaga yaitu PT Rejosari Bumi Unit Tapos Ciawi Bogor dan konsumen bukan lembaga yaitu pedagang pengecer buah melon utuh pedagang pengecer tradisional, kios buah, toko buah, supermarket, dan hypermarket dan konsumen langsung buah melon utuh yaitu rumah tangga dan bukan rumah tangga usaha restoran, pedagang-pedagang es buah dan soup buah. Konsumen lembaga adalah konsumen benih melon yaitu PT Rejosari Bumi Unit Tapos Ciawi Bogor dan juga sebagai produsen buah melon yang diasumsikan mengetahui tipe-tipe melon seperti apa yang diinginkan konsumen. Konsumen bukan lembaga adalah konsumen yang tidak memproduksi buah melon. Peran serta lembaga- lembaga penelitian sangat diperlukan untuk dapat meghasilkan benih-benih melon yang bermutu tinggi sehingga dapat dihasilkan varietas-varietas melon sesuai dengan keinginan konsumen. PKBT IPB merupakan salah satu lembaga penelitian di Indonesia dan juga sebagai produsen benih berusaha mencoba mengembangkan melon yang berkualitas dan sesuai keinginan konsumen melalui kegiatan pemuliaan untuk mendapatkan varietas- varietas unggul baru yang mempunyai sifat-sifat seperti yang diinginkan oleh konsumen. Salah satu cara untuk menghasilkan varietas melon sesuai keinginan konsumen adalah dengan menerapkan metode QFD. Metode QFD ini mencoba menyesuaikan antara apa yang diinginkan konsumen dengan persyaratan teknik yang dimiliki oleh produsen. Persyaratan teknik merupakan hasil pendapat dari pakar ahli di PKBT IPB. Penerapan metode QFD diawali dengan penyusunan matriks HOQ. Matriks HOQ yang disusun hanya matriks HOQ yang pertama yaitu matriks perencanaan produk. Langkah- langkah dalam penyusunan matriks ini terdiri dari penyusunan persyaratan pelanggan what, menyusun peryaratan teknik how, mengembangkan matriks hubungan antara persyaratan pelanggan dan persyaratan teknik, mengembangkan matriks hubungan antara persyaratan teknik, penilaian kompetitif yang terdiri dari penilaian kompetitif pelanggan dan penilaian kompetitif teknik, mengembangkan prioritas persyaratan pelanggan yang terdiri dari kepentingan bagi pelanggan, nilai sasaran, faktor skala kenaikan, poin penjualan dan bobot absolut. Langkah terakhir adalah mengembangkan prioritas persyaratan teknik meliputi derajat kesulitan, nilai sasaran, bobot absolut, dan bobot relatif. Matriks HOQ yang telah disusun ini digunakan untuk merumuskan perencanaan pengembangan varietas melon dan sebagai bahan masukan bagi PKBT IPB. Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional. Keterangan : Rekomendasi bagi PKBT IPB Persepsi konsumen terhadap buah melon adalah buah melon impor baik melon tanpa jaring maupun melon berjaring Pusat Kajian Buah-buahan Tropika PKBT IPB Konsumen Lembaga : • PT Rejosari Bumi Unit Tapos Ciawi Bogor Konsumen Bukan Lembaga : • Pedagang Pengecer • Konsumen Langsung Buah Melon Utuh : ü Rumah Tangga ü Bukan RumahTangga Kegiatan Pemuliaan dan Pengembangan Varietas Melon Penerapan Metode Quality Function Deployment QFD Penyusunan Matriks House Of Quality HOQ Langkah-langkah : 1. Menyusun persyaratan pelanggan 2. Menyusun persyaratan teknik 3. Mengembangkan matriks hubungan antara persyaratan pelanggan dan persyaratan teknik 4. Mengembangkan matriks hubungan antar persyaratan teknik 5. Penilaian kompetitif 6. Mengembangkan prioritas persyaratan pelanggan 7. Mengembangkan prioritas persyaratan teknik Varietas melon di Indonesia masih berasal dari benih impor Perencanaan Pengembangan Varietas Melon Atribut Buah Melon : Bobot,bentuk, warna kulit dan daging, ketebalan kulit dan daging buah, tekstur kulit dan daging buah, kadar air, rasa buah, aroma buah, dan daya simpan buah. Benih melon masih impor

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan mengambil lokasi di wilayah Kota Bogor. Survei dilakukan terhadap pedagang pengecer dan konsumen langsung buah melon ut uh serta survei terhadap pemulia melon dan konsumen benih yang juga sebagai produsen buah melon. Pemilihan Kota Bogor dilakukan secara sengaja purposive, hal ini dikarenakan Kota Bogor merupakan salah satu sentra penanaman melon di Indonesia dan juga me rupakan daerah penanaman melon pertama di Indonesia. Selain itu, masyarakat Kota Bogor merupakan salah satu konsumen yang potensial dilihat dari penduduknya yang berkembang pesat, perumahan yang dibangun, dan pendapatan penduduk yang cukup tinggi. Survei terhadap pemulia melon dilakukan di Pusat Kajian Buah-buahan Tropika PKBT IPB yang juga sebagai produsen benih melon. Survei terhadap konsumen benih dilakukan di PT Rejosari Bumi Unit Tapos Ciawi Bogor yang juga sebagai produsen buah. Pemilihan PKBT IPB dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa PKBT IPB merupakan produsen benih yang mencoba mengembangkan melon yang berkualitas melalui pemuliaan tanaman. Pemilihan PT Rejosari Bumi Unit Tapos Ciawi Bogor juga dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang memproduksi buah melon dan juga sebagai konsumen benih yang sangat memperhatikan mutu melon yang dihasilkannya