mutu, kebersihan, dan warna buah. Atribut buah salak yang cenderung diinginkan konsumen yaitu buah salak yang rasanya manis, ukuran buah yang besar, daging
buah tebal dan keras, dan kulit buah yang bersih. Atribut buah mangga yang cenderung diinginkan konsumen yaitu buah mangga yang rasanya manis, ukuran
besar, kulit yang bersih, daging buah cenderung manis, dan derajat kematangan cenderung mentah.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu bahwa pada penelitian sebelumnya cenderung menitikberatkan pada preferensi konsumen dan
tidak melihat bagaimana kemampuan produsen dalam memenuhi keinginan konsumen tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba menerapkan metode
QFD untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap buah melon dan kemampuan produsen pemulia melon untuk menghasilkan buah melon yang
dapat memenuhi keinginan dan harapan konsumen. Adapun atribut-atribut buah dalam penelitian ini hanya atribut buah yang
diperhatikan konsumen di dalam pemilihan buah melon dan dapat diperbaiki melalui kegiatan pemuliaan tanaman melon. Atribut buah melon tersebut meliputi
bobot buah, bentuk buah, warna kulit dan daging buah, ketebalan kulit dan daging buah, tekstur kulit dan daging buah, kadar air, rasa buah, aroma buah, dan daya
simpan buah.
2.2.2 Quality Function Deployment QFD
Muspitawati 2002 melakukan penelitian mengenai kajian strategi peningkatan kualitas produk industri sayuran segar PT Saung Mirwan, Ciawi,
Bogor. Penelitian ini dilakukan beberapa tahapan, yaitu mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dengan menggunakan Quality Function Deployment QFD,
mengidentifikasi prioritas komoditi dengan menggunakan diagram pareto dan mengamati proses karakteristik mutu tertinggi, dan tahapan terakhir analisis
SWOT. Penerapan metode QFD diawali dengan merancang tabel konsumen
dengan perumusan persyaratan pelanggan, kemudian menentukan tingkat kepentingan masing- masing atribut yang merupakan hasil dari pendapat para
konsumen ahli. Langkah selanjutnya merumuskan tingkat kepuasan para pelanggan dengan menggunakan nilai indeks. Nilai indeks ini dimasukkan ke
dalam kategori interval kelas yang sesuai sehingga didapat tingkat kepuasan konsumen. Langkah selanjutnya adalah menyesuaikan keinginan konsumen dan
karakteristik proses yang sesuai, kemudian dilakukan analisa hubungan antar masing- masing atribut dengan seluruh karakteristik proses dalam matriks QFD.
Hasil penelitiannya menunjukkan atribut-atribut kualitas yang diingikan pelanggan adalah kesegaran, kebersihan, warna, bentuk, ukuran yang seragam,
daya tahan, dan adanya jaminan keamanan pangan. Analisis QFD menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi keinginan dan harapan
pelanggan cukup memuaskan dan bila dibandingkan dengan pesaing, PT Saung Mirwan memiliki nilai kriteria mutu yang sama atau lebih baik. Agar harapan
konsumen yaitu kesegaran terpenuhi, maka perusahaan harus meningkatkan kemampuannya dalam penanganan bahan baku, pengawasan, dan penyimpan.
Batubara 2003 melakukan penelitian mengenai membangun kepuasan pelanggan melalui QFD kasus restoran Hoka-hoka Bento. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa restoran Hoka- hoka Bento dapat memuaskan pelanggannya, apabila 16 atribut mutu restoran yang menjadi spesifikasi pelanggan terpenuhi.
Atribut tersebut adalah keramahan dan kesopanan staf, kemampuan staf melakukan tugas, harga produk, kecepatan melayani, keragaman produk makanan,
respon keluhan pelanggan, kebersihan dan kerapihan staf, kecepatan staf membersihkan meja, kenyamanan restoran, kotak saran, penawaran menu favorit,
kebersihan makanan, citarasa lokal, kamar mandi dan tempat cuci tangan, fasilitas delivery, dan terakhir kemudahan lokasi.
Kemampuan produsen dalam memenuhi harapan pelanggannya masih perlu ditingkatkan, terutama dalam hal pelayanan. Oleh karena itu, untuk
memenuhi harapan tertinggi pelanggan yaitu atribut keramah-tamahan dan kesopanan staf, perusahaan harus mengoptimalkan kemampuannya dalam hal
pelayanan yaitu mengadakan pelatihan dan membuat Standar Operasi Pelayanan SOP.
Simanjuntak 2005 melakukan penelitian mengenai penerapan metode Quality Function Deployment QFD dalam pengembangan varietas nenas.
Penelitiannya dilakukan di Kota Bogor dan Pusat Kajian Buah-buahan Tropika PKBT IPB. Penerapan metode QFD yaitu dengan membangun matriks House
Of Quality HOQ. Langkah pertama dimulai dengan menyusun persyaratan pela nggan yaitu
persyaratan pelanggan primer dan sekunder. Langkah kedua menyusun persyaratan teknik yaitu persyaratan teknik primer dan sekunder. Langkah ketiga
adalah membangun matriks hubungan antara persyaratan pelanggan dengan teknik dengan hubungan yang kuat, sedang, lemah, dan ada yang tidak memiliki
hubungan sama sekali.
Langkah kempat adalah membangun matriks hubungan antar persayaratan teknik yang dibedakan menjadi hubungan yang bersifat positif mendukung dan
negatif berlawanan. Langkah kelima dalam membangun matriks HOQ yaitu penilaian kompetitif pelanggan dan penilaian kompetitif teknik.
Langkah keenam yaitu megembangkan prioritas pelanggan meliputi tingkat kepentingan, nilai sasaran, faktor skala kenaikan, point penjualan, dan
bobot absolut. Langkah terakhir adalah mengembangkan prioritas persyaratan teknik meliputi derajat kesulitan, nilai sasaran, bobot absolut, dan bobot relatif.
Hasil dari penelitian ini adalah matriks perencanaan varietas nenas. Matriks tersebut dapat digunakan PKBT IPB dalam melakukan kegiatan
pemuliaan tanaman nenas, sehingga keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian ini akan dikembangkan dua varietas melon yaitu varietas melon tanpa
jaring dan varietas melon berjaring, hal tersebut dilakukan agar dapat mewakili keinginan konsumen lembaga maupun konsumen bukan lembaga, sehingga pada
akhirnya akan diperoleh penggabungan dua matriks HOQ.
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1 Konsep Mutu
Pemahaman konsep mutu sangat penting dalam pengembangan aktivitas suatu perusahaan karena pertumbuhan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh
mutu produk atau jasa yang dihasilkannya. Mutu merupakan istilah yang artinya berbeda-beda bagi setiap orang dan organisasi, dalam upaya memahami konsep
mutu suatu produk, maka berikut ini dikemukakan beberapa definisi mutu menurut para ahli dan organisasi.
American Society for Quality Control dalam Render dan Heizer 2001 mendefinisikan bahwa mutu adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau
jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang tampak jelas maupun yang tersembunyi. Menurut Oakland 1993 mutu
adalah memenuhi persyaratan pelanggan sedangkan menurut Deming dalam Oakland 1993 mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pelanggan, sekarang,
dan yang akan datang. Definisi lain mengenai mutu juga terdapat dalam Goetsch dan Davis
2000. Menurut Fred Smith, CEO of Federal Express mendefinisikan mutu adalah usaha untuk memenuhi harapan yang ditetapkan pelanggan. The General
Services Administration GSA mendefinisikan mutu adalah memenuhi kebutuhan pelanggan pada saat pertama kali dan seterusnya. Boeing mendefinisikan mutu
ialah memberikan pelanggannya dengan produk dan jasa yang memenuhi