6.2.3 Kebijakan Impor Gula Sebesar Nol Persen
Simulasi ini dilakukan ketika Indonesia dalam kondisi tidak mengimpor gula sama sekali dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula dalam
negeri secara mandiri atau berswasembada gula. Perubahan peubah endogen yang terjadi akibat Indonesia tidak mengimpor gula dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Dampak Alternatif Kebijakan Impor Gula Sebesar Nol Persen Terhadap Harga Gula Domestik dan Industri Gula Indonesia
Tahun 1976-2004
No Peubah Endogen
Nilai Dasar Nilai Simulasi
Perubahan Persen
1 Luas Areal Perkebunan Tebu
309668 309518
-150 -0,05
2 Produktivitas Tebu
73,5760 73,5773
0,0013 0,0018
3 Harga Provenue Gula
950929 950648
-281 -0,03
4 Stok Gula Indonesia
923826 923070
-756 -0,08
5 Konsumsi Gula
2438311 2438604
293 0,01
6 Impor Gula
682377 682117
-260 -0,04
7 Harga Impor Gula
6,397x10
11
6,393x10
11
-0,004 -0,06
8 Harga Gula Eceran
1348901 1348523
-378 -0,03
Kebijakan mengimpor gula sebesar nol persen akan berdampak positif pada peningkatan produktivitas tebu sebesar 0,0018 persen, yang selanjutnya akan
meningkatkan produksi gula Indonesia. Selain itu, kebijakan tersebut juga berdampak pada penurunan harga impor gula sebesar 0,06 persen. Hal ini tentu
saja berhubungan positif dengan harga gula eceran sehingga harga gula eceran mengalami penurunan sebesar 0,03 persen. Menurunnya harga gula eceran
mendorong konsumen untuk meningkatkan konsumsinya baik di tingkat rumah tangga maupun di tingkat industri yang berorientasi gula sebagai bahan bakunya.
Konsumsi gula meningkat sebesar 0,01 persen. Dampak lainnya adalah stok gula dalam negeri mengalami penurunan
sebesar 0,08 persen karena stok gula dalam negeri sebagian besar dipengaruhi oleh produksi gula dalam negeri sementara untuk impor gula mengalami
penurunan. Harga provenue gula mempunyai fungsi yang sangat penting sebagai
pendorong peningkatan produksi gula. Hubungan antara harga provenue gula dan harga dasar gabah merupakan variabel penentu yang penting dalam
mengendalikan luas areal perkebunan tebu, khususnya di lahan sawah. Petani tebu dapat meningkatkan penerimaannya jika mereka memperoleh harga provenue gula
yang menarik. Kebijakan impor gula sebesar nol persen ternyata membawa negatif terhadap harga provenue gula karena mengalami penurunan sebesar 0,03
persen. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap perubahan luas areal perkebunan dimana luas areal perkebunan tebu mengalami penurunan sebesar 0,05 persen.
Sementara itu, produktivitas tebu mengalami peningkata n sebesar 0,018 persen. Kenaikan produktivitas tebu tersebut bukan disebabkan oleh perluasan areal
tanaman tebu tetapi dapat juga disebabkan oleh irigasi yang cukup efisien, penemuan varietas unggul, pemberian kredit usahatani tebu, peningkatan upah
tenaga kerja, penemuan teknologi modern, dan lain sebagainya.
6.3. Dampak Kebijakan Impor Gula Yang Diterapkan Oleh Pemerintah Indonesia