Produktivitas Tebu Dugaan Model Ekonometrika

terlihat dari nilai elastisitasnya sebesar -0,15 dalam jangka pendek dan -1,47 dalam jangka panjang. Artinya, jika terjadi kenaikan harga dasar gabah sebesar satu persen, maka luas areal perkebunan tebu akan turun sebesar 0,15 persen dalam jangka pendek dan 1,47 persen dalam jangka panjang, cateris paribus. Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, luas areal perkebunan tebu juga dipengaruhi secara nyata oleh peubah bedakala. Koefisien dugaan luas areal perkebunan tebu tahun sebelumnya sebesar 0,898103. Artinya, setiap kenaikan luas areal perkebunan tebu tahun sebelumnya sebesar satu hektar akan meningkatkan luas areal perkebunan tebu sebesar 0,898103 hektar, cateris paribus .

5.3.2 Produktivitas Tebu

Hasil pendugaan parameter dan elastisitas produktivitas tebu di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Dugaan Parameter dan Elastisitas Produktivitas Tebu Variabel Koefisien t hitung P Elastisitas Nama Variabel Pendek Panjang Intercep 62,57156 4,17 0,0004 A - - Intersep IMG -0,00001 -2,49 0,0209 B -0,08 -0,11 Impor Gula TAR 0,000018 2,08 0,0491 B 0,03 0,03 Tarif Impor CH 0,002217 0,93 0,3629 - - Curah Hujan HDG -0,00003 -1,39 0,1788 E -0,17 -0,23 Harga Dasar Gabah HRIG 4,59x10 -12 1,70 0,1035 D -0,0004 -0,0005 Harga Impor Gula LY 0,276116 1,86 0,0766 C - - Lag Y R-Sq 0,57804 0,46294 5,02 2,304022 Adj R-Sq F Stat DW Stat Berdasarkan hasil pendugaan parameter pada Tabel 5, nilai koefisien determinasi R 2 dari model produktivitas tebu sebesar 0,57804 yang menunjukkan bahwa 57,804 persen keragaman produktivitas tebu dapat diterangkan oleh keragaman variabel-variabel eksogen, yaitu impor gula, tarif impor, curah hujan, harga dasar gabah, harga impor gula, dan produktivitas tebu tahun sebelumnya, sedangkan sisanya sebesar 42,196 persen dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model. Koefisien dugaan variabel tarif impor gula sebesar 0,000018 yang menyatakan bahwa setiap kenaikan tarif impor gula sebesar satu Rupiah per ton akan meningkatkan produktivitas tebu sebesar 0,000018 ton per hektar, cateris paribus. Hal ini dapat dijelaskan dengan teori ekonomi bahwa penerapan tarif akan memperbesar harga gula impor melebihi harga dunianya dan kelebihannya itu sama dengan besaran tarif yang diterapkan sehingga para produsen gula domestik dapat menjual produknya dengan harga yang sama dengan harga dunia plus tarif ke pasar domestik Mankiw, 2000. Oleh karena itu, para produsen masih mempunyai rangsangan untuk mengusahakan tanaman tebu. Perubahan impor gula berpengaruh nyata secara negatif terhadap produktivitas tebu, namun tidak responsif inelastis baik jangka pendek dan jangka panjang dengan nilai elastisitas masing-masing sebesar -0,08 dan -0,11. Artinya, jika impor gula naik satu persen akan menurunkan produktivitas tebu sebesar 0,08 persen dalam jangka pendek dan 0,11 persen dalam jangka panjang, cateris paribus . Hal ini disebabkan impor gula yang meningkat akan mendorong harga gula domestik menjadi turun dengan asumsi permintaan tetap, cateris paribus sehingga para produsen khususnya petani malas menanam tebu dan pada akhirnya akan menurunkan produktivitas tebu. Curah hujan tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan produktivitas tebu. Hal ini diduga disebabkan oleh pengelolaan tataguna air yang mulai membaik. Selain impor gula, harga dasar gabah juga berpengaruh nyata secara negatif terhadap produktivitas tebu dengan nilai elastisitas sebesar -0,17 dalam jangka pendek dan -0,23 dalam jangka panjang. Artinya, jika harga dasar gabah meningkat sebesar satu persen, maka produktivitas tebu akan turun sebesar 0,17 persen dalam jangka pendek dan 0,23 persen dalam jangka panjang, cateris paribus . Hal tersebut juga menunjukkan bahwa harga dasar gabah tidak responsif baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Perubahan tarif impor, harga impor gula berpengaruh nyata secara positif terhadap produktivitas tebu tetapi tidak responsif baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Penelitian ini juga membuktikan bahwa produktivitas tebu tahun sebelumnya berpengaruh secara nyata terhadap produktivitas tebu dengan nilai koefisien dugaan sebesar 0,276116. Artinya, jika terjadi kenaikan produktivitas tebu tahun sebelumnya sebesar satu ton per hektar, maka produktivitas tebu akan meningkat sebesar 0,276116 ton per hektar, cateris paribus.

5.3.3 Harga Provenue Gula