Beberapa hambatan dalam proses pembelajaran yaitu: 1 Siswa yang berada di belakang kapdang-kadang gaduh, 2 Siswa kurang memperhatikan
ketika siswa yang lain menyampaikan materi di depan kelas, 3 Ada beberapa siswa yang berbicara sendiri dengan siswa lain pada waktu diskusi sehingga
ketika Tanya jawab kurang hidup. Cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut: 1 Memberi kesempatan siswa yang
gaduh untuk bertanya ke kelompok yang sedang presentasi, 2 Guru memberi tahu kepada siswa bahwa siswa yang berani bertanya dan menanggapi kelopok
yang sedang presentasi akan mendapatkan nilai tambah, 3 Guru memberi tahu kepada siswa bahwa siswa yang mengerjakan di depan kelas dan benar akan
mendapat nilai tambah, sehingga mereka berusaha lebih memperhatikan materi yang di paparkan temannya di depan kelas.
4.2.3 Hasil Belajar Kognitif, Afektif, Psikomotorik
4.2.3.2 Hasil Belajar Kognitif Setelah diberikan pembelajaran dengan perlakuan yang berbeda, diperoleh
rata-rata nilai pos tes kelas eksperimen yang menggunakan metode CIRC berbasis website sebesar 80,619 sedangkan kelas control menggunakan yang metode
diskusi sebesar 75,786. Pada penelitian ini, pencapaian rata-rata nilai pos tes pada kelas eksperimen dengan metode CIRC berbasis website lebih tinggi
dibandingkan dengan rata-rata nilai pos tes kelas kontroldengan metode diskusi. Hal ini dikarenakan, pada saat siswa mencari materi di internet siswa akan
mendapatkan lebih banyak referensi untuk makalah yang mereka buat sehingga siswa lebih cepat dalam memahami materi dan lebih tertarik mempelajari materi
tersebut, karena yang mereka temukan tidak hanya materi berupa tulisan melainkan video dan gambar. Pemahaman yang lebih berkesan inilah yang
menjadikan siswa tidak begitu mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengingat materi pembelajaran hal ini di tunjukkan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Siswa Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Pada kelas kontrol yang menggunakan metode diskusi, siswa kesempatan menyusun makalah berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk. Ketika siswa
menyusun makalah siswa dituntut untuk mempelajari materi secara terus menerus karena materi tersebut akan di sampaikan didepan kelas. Kebiasaan inilah yang
membentuk suatu pemahaman konsep materi bagi siswa. Namun, metode diskusi kurang memberikan pemahaman konsep yang berkesan dan luas bagi siswa
karena tidak semua materi akan di pelajari oleh siswa, karena siswa hanya mendapatkan materi lain dari temannya yang presentasi didapan kelas. Melalui
metode diskusi, siswa hanya memperoleh pemahaman konsep sesuai dengan matri yang mereka susun makalahnya. Dengan kata lain, pemahaman konsep siswa
masih bersifat parsial dan tidak menyeluruh. Penerapan metode diskusi sangat baik untuk materi yang sempit. Oleh karena itu, rata-rata nilai pos tes pada kelas
kontrol yang dicapai lebih rendah daripada kelas eksperimen. Pada uji normalitas data akhir, kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji
homogenitas dan uji kesamaan dua varians, kedua sampel memiliki varians yang sama, oleh karena itu statistik yang digunakan statistik parametrik. Pada uji t dua
pihak atau uji perbedaan dua rata-rata dua pihak, diperoleh t
hitung
= 4,979 sedangkan t
tabel
= 1,989. Karena t
hitung
t
tabel
maka H ditolak yang berarti hipotesis
diterima. Jadi, ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kimia kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Pada uji t pihak kanan atau perbedaan dua rata-
rata satu pihak kanan, diperoleh t
hitung
= 4,979 sedangkan t
tabel
= 1,989. Karena t
hitung
t
tabel
maka H ditolak yang berarti hipotesis diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar kimia kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol, dengan kata lain pembelajaran dengan metode CIRC berbasis website
memberikan hasil belajar kimia yang lebih baik dari pada metode diskusi khususnya pada materi pokok hukum-hukum dasar dan perhitungan kimia.
Pada uji pengaruh antar variabel yaitu metode CIRC berbasis website sebagai variabel terikat dan hasil belajar kognitif sebagai varibel bebas, digunakan
uji t. Dari analisis data, diperoleh r
b
sebesar 0,60 dan t
hitung
sebesar 4,08. Nilai t
hitung
dibandingkan dengan nilai t
tabel
untuk mengetahui metode CIRC berbasis website mempunyai pengaruh pada hasil belajar. Dari hasil analisis data, diperoleh
t
tabel
sebesar 1,99 sehingga t
hitung
t
tabel
. Berdasarkan kriteria pengujian pengaruh antara variabel terikat dengan variabel bebas, maka H
ditolak, yang berarti bahwa
metode CIRC berbasis website berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok hukum-hukum dasar dan perhitungan kimia. Jika disesuaikan
dengan pedoman pemberian interprestasi terhadap koefisien korelasi Sugiyono 2005 : 216 maka dapat disimpulkan tingkat hubungan antara penggunaan metode
CIRC berbasis website termasuk kuat, sehingga dapat disimpulkan metode CIRC berbasis website mempunyai pengaruh yang kuat terhadap hasil belajar terutama
pada materi pokok hukum-hukum dasar dan perhitungan kimia. Hasil pengujian koefisisen determinasi digunakan untuk menentukan
seberapa besar pengaruh metode CIRC berbasis website terhadap hasil belajar. Dari nilai r
b
, diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 36,05. Hal ini berarti hasil belajar ditentukan oleh penggunaan metode CIRC berbasis website sebesar
36,05 sedangkan 63,95 ditentukan oleh faktor lain. Faktor lain yang ikut mempengaruhi hasil belajar antara lain lingkungan belajar, minat belajar, dan
kemampuan siswa. Uji ketuntasan belajar bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar
kimia kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat mencapai ketuntasan belajar atau tidak. untuk mengetahui ketuntasan belajar individu dapat dilihat dari
data hasil belajar siswa dan dikatakan tuntas belajar jika hasil belajarnya mendapat nilai 71 atau lebih. Nilai KKM sebesar 71 merupakan nilai KKM yang
berlaku untuk mata pelajaran kimia di SMK Grafika Bakti Nusantara. Menurut Mulyasa 2004:99 keberhasilan kelas dapat dilihat dari sekurang-kurangnya 85
dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan individu. Dari hasil perhitungan uji ketuntasan belajar diperoleh hasil dimana ketuntasan
belajar pada kelompok eksperimen dan kontrol sebesar 97,6 dan 90,5 . Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kedua kelompok telah mencapai ketuntasan
belajar karena hasilnya lebih dari 85.Hal ini menunjukkan baik metode CIRC berbasis website maupun metode diskusi merupakan metode yang sama-sama
baik, untuk diterapkan pada pembelajaran. 4.2.3.3 Hasil Belajar Afektif
Hasil belajar afektif merupakan hasil belajar yang berkenaan dengan sikap siswa selama proses belajar mengajar Sudjana,2004 : 22. Penilaian aspek afektif
dilakukan oleh observer menggunakan lembar pengamatan. Pada analisis deskriptif nilai afektif, kelas eksperimen memperoleh
presentase nilai rata-rata 83,5 sehingga predikat yang diperoleh berdasarkan kriteria “baik” dan pada kelas kontrol presentase nilai rata-ratanya 78,4
sehingga predikat yang diperoleh berdasarkan kriteria juga“baik”. Perbandingan nilai afektif antara kelas eksperomen dengan kelas kontrol,
dapat di lihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Perbandingan Nilai Afektif Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol Keterangan :
A :Aspek kehadiran siswa di kelas B : Aspek perhatian siswa saat mengikuti pelajaran
C : Aspek keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan D : Aspek keberanian siswa dalam mengerjakan tugas di depan kelas
E : Aspek kelengkapan ringkasan makalah kelas eksperimen F : Aspek sikap tingkah laku terhadap guru
G : Aspek kejujuran dalam mengerjakan tes Proses belajar mengajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
menggunakan metode diskusi, akan tetapi pada kelas eksperimen menggunakan metode CIRC berbasis website sehingga aspek E hanya terdapat pada kelas
eksperimen. Skor rata-rata aspek E mencapai 3,77 sehingga termasuk kategori “sangat tinggi”. Hal ini berarti siswa cukup senang dan dapat memahami dengan
banyak referensi tambahan terutama video pembelajaran guna mempermudah pemahaman soal.
Pada Gambar 3.2 ,terdapat perbedaan yang sangat menonjol pada aspek B yaitu perhatian siswa pada saat proses belajar mengajar. Siswa kelas eksperimen
memperoleh skor rata- rata 3,51 yang termasuk kriteria “sangat tinggi” menurut
Sudjana. Siswa kelas kontrol memperoleh skor rata-rata 3,10 yang termasuk kriteria “tinggi”. Perhatian siswa saat proses belajar mengajar pada kelas
eksperimen memiliki skor yang sangat tinggi dikarenakan siswa harus benar-benar memperhatikan penjelasan guru kemudian menulisnya pada buku catatan mereka.
Pada aspek A yaitu kehadiran siswa di kelas, kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai skor rata-rata yang hampir sama. Pada aspek C, D, F, dan G,
yaitu aspek keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, keberanian siswa dalam mengerjakan tugas di depan kelas, sikap tingkah laku terhadap guru, dan
kejujuran dalam mengerjakan tes kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki skor rata-rata yang hampir sama. Aspek C dengan skor rata-rata 2,88 untuk kelas
eksperimen dan 2, 83 untuk kelas kontrol yang masing-masing skor termasuk kriteria “tinggi”. Pada aspek D, kelas eksperimen memperoleh skor rata-rata 3,11
dan kelas kontrol mempereoleh skor rata-rata 3,05. Kedua nilai tersebut termasuk pada kriteria “tinggi”. Kelas eksperimen memperoleh skor rata-rata 3,52 dan kelas
kontrol memperoleh skor rata-rata 3,48 pada aspek F. kedua skor rata-rata termasuk pada kriteria “tinggi”. Pada aspek G, kelas eksperimen memperoleh skor
rata-rata 2,88 sedangkan kelas kontrol memperoleh skor rata-rata 2,83. Perbedaan skor rata-rata pada aspek A, C, D, F, dan G yang sedikit,
dikarenakan proses belajar mengajar pada kedua kelas menggunakan metode diskusi. Perbedaan pada ke 5 aspek tersebut lebih dikarenakan pada kelas
eksperimen, siswa mencari tambahan materi dan referensi sehingga lebih membantu kegiatan belajar siswa.
4.2.4 Hasil Belajar Psikomotorik Hasil belajar psikomotorik merupakan hasil belajar yang berkenaan
dengan keterampilan dan kemampuan bertindak siswa selama proses belajar mengajar Sudjana 2004 : 22. Penilaian aspek psikomotorik dilakukan oleh
observer menggunakan lembar pengamatan. Penilaian terhadap ranah psikomotorik dilaksanakan ketika siswa
melaksanakan diskusi kelompok. Perbandingan rata-rata skor tiap aspek hasil belajar psikomotorik di tunjukkan pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3. Perbandingan Rata-Rata Skor Tiap Aspek Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
Keterangan : A : Persiapan Presentasi
B : Makalah Yang Telah di Susun C : Dinamika Kelompok
D : Keterampilan Menjawab Pertanyaan E : Keterampilan Ketrampilan Bertanya
F : Kerja sama dalam Kelompok G : Kegiatan Akhir Presentasi
Berdasarkan Gambar 3.3. dapat diketahui bahwa aspek persiapan presentasi serta kelengkapan makalah untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen
memperoleh rata-rata nilai yang sama. Hal ini dikarenakan, kedua aspek tersebut merupakan aspek dasar pelaksanaan presentasi sehingga setiap siswa dapat
melaksanakannya dengan mudah. Pada aspek C, yaitu keterampilan dalam berdiskusi antar kelompok tidak
terlalu tinggi karena masih ada siswa yang kurang memahami materi karena dalam satu kelompok ada siswa yang tidak ikut serta dalam penyusunan makalah
sehingga kurang memahami materi yang di paparkan.
Kerjasama kelompok siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, mempunyai kriteria “tinggi”. Hal ini karena selama proses belajar mengajar, siswa
saling membantu satu sama lain dalam latihan soal sehingga rasa solidaritas terhadap teman menjadi tinggi.
Metode CIRC berbasis website pada proses belajar mengajar di kelas eksperimen ternyata membuat siswa lebih mudah memahami hukum-hukum dasar
kimia dan siswa terbiasa menjawab pertanyaan mengenai makalah yang telah mereka susun.
Siswa kelas kontrol mengalami kesulitan dalam mengerjakan pertanyaan- pertanyaan yang ada pada saat presentasi, akan tetapi kesulitan ini tidak terjadi
pada kelompok eksperimen, karena kelas eksperimen memanfaatkan internet online untuk menambah referensi dan materi yang mereka butuhkan.
4.2.4 Hasil Angket Tanggapan Siswa tentang Pembelajaran Kimia dengan Metode CIRC Berbasis Website.
Pendapat siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan di kelompok
eksperimen diukur dengan angket tertutup. Angket tertutup memiliki tingkatan respon mulai dari sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Angket ini digunakan untuk mengetahui pendapat siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode CIRC berbasis website pada materi pokok hukum-
hukum dasar dan perhitungan kimia. Angket diberikan kepada siswa setelah siswa mengerjakan posttest. Hasil dari angket tanggapan siswa tentang pembelajaran
dengan metode CIRC berbasis website dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4.Hasil Analisis Tanggapan Siswa tentang Pembelajaran Kimia Dengan Metode CIRC Berbasis Website.
Keterangan: 1 = Saya selalu hadir di kelas selama pembelajaran berlangsung
2 = Saya memperhatikan setiap penjelasan yang diberikan oleh guru 3 = Saya belajar sungguh-sungguh karena saya senang dengan pelajaran kimia
materi hukum-hukum dasar kimia 4 = Saya bersemangat mengikuti pelajaran kimia materi hukum-hukum dasar
kimia 5 = Saya berani mengungkapkan gagasan pendapat jawaban di depan kelas
6 = Saya mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru 7 = Saya menyukai belajar dengan cara membuat catatan kecil dang sering
berlatih mengerjakan soal 8 = Setelah mengikuti pembelajaran dengan metode CIRC berbasis website,
saya lebih tertarik mengikuti pembelajaran kimia 9 = Saya dapat memahami materi hukum-hukum dasar kimia lebih mudah
dengan pembelajaran menggunakan metode CIRC Berbasis website 10 = Saya tidak mengalami kesulitan selama mempelajari kimia materi hukum-
hukum dasar kimia 11 = Saya dapat mengaitkan materi hukum-hukum dasar kimia dengan
kehidupan sehari-hari setelah melakukan pembelajaran dan praktikum dan dengan bimbingan dari guru
12 = Saya membantu teman apabila mengalami kesulitan 13 = Saya berdiskusi dengan teman dalam menyelesaikan tugas
14 = Saya menyukai sikap guru dalam mengajar dengan metode CIRC berbasis website
Menurut Sudjana 2010: 22 hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimilki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar akan
mencerminkan kemampuan siswa dalam mencapai suatu kompetensi dasar. Hasil belajar berfungsi sebagai petunjuk tentang perubahan perilaku yang akan dicapai
oleh siswa sehubungan dengan kegiatan belajar yang telah dilakukan, sesuai dengan kompetensi dasar dan materi yang dikaji. Hasil belajar siswa dapat
diketahui karena adanya penilaian yang dilakukan guru. Hasil angket tanggapan siswa menyatakan bahwa hampir semua siswa menyatakan selalu hadir dalam
pembelajaran hal ini sesuai dengan daftar absen siswa yang hampir tidak ada siswa yang tidak masuk kelas selama proses penelitian berlangsung hanya ada 2
siswa yang ijin dikarenakan sakit. Dalam proses pembelajaran baik dalam proses guru menjelaskan maupun
saat diskusi berlangsung siswa terlihat antusias mengikuti pembelajaran hal ini sesuai dengan hasil angket tanggapan siswa yang 80 setuju memperhatikan saat
guru menjelaskan namun ada 12,24 siswa yang tidak setuju dan 7,76 sangat tidak setuju, hal ini dimungkinkan karena saat pencarian materi makalah siswa
harus bergantian dalam menggunakan komputer sehingga membuat siswa bosan dan kurang memperhatikan. Selain itu kurang terampilnya guru dalam
menyampaikan materi juga menjadi alasan kenapa masih ada siswa yang tidak memperhatikan saat proses pembelajaran berlangsung.
Pelajaran kimia cukup disukai siswa hal ini ditunjukkan dari hasil analisis angket tanggapan siswa, 60,68 siswa setuju pelajaran kimia menarik untuk
dipelajari namun masih ada 35,12 siswa yang kurang tertarik dengan pelajaran
kimia hal ini sesuai dengan observasi saat sebelum penelitian berlangsung dan sesuai dengan hasil wawancara dengan guru kimia SMK Grafika Bakti Nusantara
yang menyatakan bahwa pembelajaran kimia kurang disukai oleh siswa SMK. Hal ini yang menjadi alasan mengapa pembelajaran dengan metode CIRC berbasis
website dilakksanakan. Diharapkan setelah peneltian berlangsung semakin banyak siswa yang tertarik mempelajari mata pelajaran kimia.
Menurut Slavin 2010: 4 salah satu alasan yang membuat pembelajaran kooperatif memasuki jalur utama pendidikan adalah penilitian dasar yang
mendukung penggunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan pencapai hasil belajar siswa. Sebagian besar siswa tertarik dengan pembelajaran reaksi
hukum-hukum dasar dan perhitungan kimia menggunakan metode CIRC berbasis website. Dari analisis hasil angket tanggapan siswa, sebesar 7,14 siswa
menyatakan sangat setuju dan 66,67 menyatakan setuju dengan pembelajaran metode CIRC berbasis website yang membuat siswa menjadi semakin mudah
belajar kimia pada materi pokok hukum-hukum dasar dan perhitungan kimia. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar pada nilai pos tes siswa kelas eksperimen yang
mencapai ketuntasan 95,24. Pelajaran kimia pada materi pokok hukum-hukum dasar dan perhitungan
kimia masih dianggap sulit bagi beberapa siswa. Hal ini ditunjukkan pada aspek nomer 3 tentang minat siswa terhadap mata pelajaran kimia. Sebanyak 61,9
siswa menyatakan setuju, 35,71 menyatakan tidak setuju, dan 2,39 menyatakan sangat tidak setuju.
Pemahaman dan semangat dalam mengerjakan siswa juga sangat baik. Dari data tanggapan siswa, sebanyak 7,14 menyatakan sangat setuju dan
66,67 menyatakan setuju. Hal ini karena pembuatan makalah dan diskusi membuat pemahaman siswa terhadap materi pokok hukum-hukum dasar dan
perhitungan kimia menjadi lebih dalam. Metode diskusi yang digunakan selama proses belajar mengajar, juga membuat siswa semakin terbiasa belajar bersama
teman sekelas. Walaupun 66,67 siswa menyatakan setuju bahwa metode CIRC berbasis website dapat membantu dalam belajar kimia materi pokok hukum-
hukum dasar dan perhitungan kimia, masih ada 11,90 siswa yang menyatakan bahwa mereka kesulitan menyusun makalah dan menanggapi atau bertanya saat
diskusi. Hal ini bisa saja terjadi karena minat siswa dan kemampuan siswa sangat beragam. Hal ini juga disebabkan selama proses pembelajaran siswa hanya aktif
secara fisik saja. Sehingga tidak ada keserasian antara aktivitas fisik dan aktivitas mental. Sebagai contoh secara fisik siswa sedang memperhatikan penjelasan guru,
mencatat materi atau membaca buku tetapi mungkin pikiran dan sikap mentalnya tidak tertuju pada materi yang pelajari. Hal ini bertentangan dengan maksud dari
keaktifan belajar itu sendiri. Keaktifan belajar adalah keaktifan fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua keaktifan itu harus selalu berkaitan
Sardiman, 2011: 100.
88
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan: 1. Ada pengaruh penerapan metode CIRC berbasis website terhadap hasil
belajar materi pokok hukum-hukum dasar dan perhitungan kimia kelas siswa X semester 2 SMK Grafika Bakti nusantara.
2. Besarnya pengaruh penerapan metode CIRC berbasis website terhadap hasil belajar materi pokok hukum-hukum dasar dan perhitungan kimia
kelas siswa X semester 2 SMK Grafika Bakti nusantara sebesar 38,06 . 3. Hasil angket tanggapan siswa menyatakan bahwa sebagian besar siswa
tertarik dengan pembelajaran reaksi hukum-hukum dasar dan perhitungan kimia menggunakan metode CIRC berbasis website. Dari analisis hasil
angket tanggapan siswa, sebesar 7,14 siswa menyatakan sangat setuju dan 66,67 menyatakan setuju dengan pembelajaran metode CIRC
berbasis website yang membuat siswa menjadi semakin mudah belajar kimia pada materi pokok hukum-hukum dasar dan perhitungan kimia. Hal
ini dapat dilihat dari hasil belajar pada nilai pos tes siswa kelas eksperimen yang mencapai ketuntasan 95,24.