c. Rezim milik bersama common own property regimes.
Sumberdaya dikuasai oleh sekelompok masyarakat dimana para anggota mempunyai kepentingan untuk kelestarian pemanfaatan. Pihak luar bukan
anggota tidak boleh memanfaatkan. Hak pemilikan tidak bersifat eksklusif, dan terdapat aturan yang mengikat kelompok.
d. Rezim tanpa milik non-property regimes atau open access.
Tidak terdapat hak atau pemilikan atas sumberdaya. Sumberdaya bebas dan terbuka diakses oleh siapapun. Tidak ada regulasi yang mengatur.
2.5 Definisi Operasional dan Pengukuran
Penelitian ini menggunakan beberapa istilah operasional yang digunakan untuk mengukur berbagai peubah. Masing-masing peubah terlebih dahulu diberi batasan
sehingga dapat ditentukan indikator pengukurannya. Istilah-istilah tersebut yaitu: 1.
Tingkat pengaruh tengkulak pada usaha perikanan merupakan bentuk pengaruh tengkulak pada kegiatan yang terkait dengan jenis usaha perikanan
yang mendasari hubungan patron-klien. Tingkat pengaruh ini dibagi kedalam empat jenis pengaruh Tabel 4, yaitu:
1 Pemberian pinjaman yang dilakukan tengkulak pada nelayan:
a. Tengkulak tidak memberikan pinjaman baik berupa pinjaman harian
maupun pinjaman sarana prasarana perikanan. b.
Tengkulak memberikan pinjaman berupa sarana prasarana perikanan tangkapbudidaya.
c. Tengkulak memberikan pinjaman harian serta sarana prasarana
perikanan tangkapbudidaya dan pembayaran dilakukan setelah tangkapanpanen dihasilkan.
2 Pengaruh pada pemilihan alat tangkapsarana budidaya:
a. Tengkulak tidak memiliki pengaruh pada pemilihan alat
tangkapsarana budidaya yang dilakukan nelayan. b.
Tengkulak memberi saran mengenai pemilihan jenis alat tangkapsarana budidaya, namun keputusan tetap ada di nelayan.
c. Tengkulak menentukan jenis alat tangkapsarana budidaya yang
dilakukan nelayan.
3 Pengaruh pada penentuan harga ikan:
a. Pemberian harga ikan ditentukan oleh nelayan.
b. Pemberian harga ikan ditentukan oleh kedua belah pihak berdasarkan
persetujuan sebelumnya. c.
Pemberian harga ikan dilakukan oleh tengkulak dan nelayan tidak memiliki hak dalam menentukan harga.
4 Kewenangan tengkulak dalam menentukan jumlah hasil perikanan yang
harus dihasilkan nelayan: a.
Tengkulak tidak memberikan batas minimum hasil perikanan yang harus anda dapatkan.
b. Tengkulak memberikan batas minimum hasil perikanan yang harus
anda dapatkan, namun tidak memberikan sanksidenda jika anda tidak mencukupi batas minimum tersebut.
c. Tengkulak memberikan batas minimum hasil perikanan yang harus
anda dapatkan dan memberikan sanksidenda jika anda tidak mencukupi batas minimum tersebut.
2. Tingkat ketergantungan merupakan hubungan yang terbentuk berdasarkan
pengaruh patron terhadap usaha perikanan yang dilakukan klien. Semakin tinggi patron menggunakan pengaruh pada usaha klien, maka semakin tinggi
tingkat ketergantungan klien terhadap patron. Skor dalam tingkat ketergantungan didapat melalui total skor yang diperoleh
tiap responden pada tingkat pengaruh tengkulak poin1. Tingkat ketergantungan ini dibedakan menjadi tiga kategori yaitu:
1 Rendah tingkat ketergantungan pada ikatan patron klien rendah
dinyatakan dengan interval skor 4 – 6.67. 2
Sedang tingkat ketergantungan pada ikatan patron klien sedang dinyatakan dengan interval skor 6.68 – 9.35.
3 Tinggi tingkat ketergantungan pada ikatan patron klien tinggi dinyatakan
dengan interval skor 9.36.
Tabel 4. Definisi Operasional dan Skor Tingkat Pengaruh Patron-Klien
Variabel Skor
1 Pemberian pinjaman yang dilakukan tengkulak pada nelayan:
a. Tengkulak tidak memberikan pinjaman baik berupa pinjaman
harian maupun pinjaman sarana prasarana perikanan. Skor 1
b. Tengkulak memberikan pinjaman berupa sarana prasarana
perikanan tangkapbudidaya. Skor 2
c. Tengkulak memberikan pinjaman harian serta sarana prasarana
perikanan tangkapbudidaya dan pembayaran dilakukan setelah tangkapanpanen dihasilkan.
Skor 3
2 Pengaruh pada pemilihan alat tangkapsarana budidaya:
a. Tengkulak tidak memiliki pengaruh pada pemilihan alat
tangkapsarana budidaya yang dilakukan nelayan. Skor 1
b. Tengkulak memberi saran mengenai pemilihan jenis alat
tangkapsarana budidaya, namun keputusan tetap ada di nelayan. Skor 2
c. Tengkulak menentukan jenis alat tangkapsarana budidaya yang
dilakukan nelayan. Skor 3
3 Pengaruh pada penentuan harga ikan:
a. Pemberian harga ikan ditentukan oleh nelayan.
Skor 1 b.
Tengkulak memberi saran mengenai pemilihan jenis alat tangkapsarana budidaya, namun keputusan tetap ada di nelayan.
Skor 2 c.
Pemberian harga ikan dilakukan oleh tengkulak dan nelayan tidak memiliki hak dalam menentukan harga.
Skor 3 4
Kewenangan tengkulak dalam menentukan jumlah hasil perikanan yang harus dihasilkan nelayan:
a. Tengkulak tidak memberikan batas minimum hasil perikanan yang
harus anda dapatkan. Skor 1
b. Tengkulak memberikan batas minimum hasil perikanan yang harus
anda dapatkan, namun tidak memberikan sanksidenda jika anda tidak mencukupi batas minimum tersebut.
Skor 2 c.
Tengkulak memberikan batas minimum hasil perikanan yang harus anda dapatkan dan memberikan sanksidenda jika anda tidak
mencukupi batas minimum tersebut. Skor 3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang didukung dengan data kuantitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena
penelitian ini lebih banyak mengkaji mengenai institusi patron-klien yang ada dan melihat pengaruhnya pada pengelolaan sumberdaya pesisir. Pendekatan kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang mementingkan diperolehnya informasi atau data dari subyek penelitian secara alamiah, berdasarkan pengalaman sosial mereka
masing-masing, dan data yang didapatkan merupakan data deskriptif. Dalam pendekatan kualitatif, penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Metode
studi kasus digambarkan sebagai suatu kesatuan dalam bentuk unit tunggal seperti misalnya individu, lembaga atau organisasi Kusmayadi Endar, 2000.
Pendekatan kuantitatif
merupakan penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Pendekatan
kuantitatif digunakan untuk mendukung data kualitatif yang ada, karena terdapat beberapa variabel penelitian yang diukur secara kuantitatif. Untuk mendapatkan
data kuantitatif, digunakan metode penelitian survei. Metode penelitian survei adalah penelitian dengan mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan
menanyakan melalui angket atau wawancara supaya menggambarkan berbagai aspek dari populasi Koentjaraningrat, 1994.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta terdiri dari dua kecamatan, yaitu Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dan Kecamatan
Kepulauan Seribu Selatan. Kelurahan Pulau Panggang masuk dalam Kecamatan Kepulauan Seribu Utara. Kelurahan Pulau Panggang mencakup 13 pulau kecil,
yaitu Pulau Karang Beras, Pulau Air, Pulau Sekati, Pulau Panggang, Pulau Pramuka, Pulau Karya, Pulau Semak Daun, Pulau Karang Congkak, Pulau Kotok
Besar, Pulau Kotok Kecil, Pulau Karang Bongkok, Pulau Opak Kecil dan Pulau