Salah satunya adalah bahwa faktor pencetus terjadinya hal tersebut secara teoritis berpangkal pada pandangan tentang sifat sumberdaya alam. Pandangan yang
sangat dominan dan menjadi dasar dari kebijakan perikanan di banyak negara adalah bahwa sumberdaya alam perikanan merupakan “milik bersama” Christy,
1982; Smith and Panayotou, 1984; dikutip oleh Saad, 2009.
2.1.3.2.1 Sifat Sumberdaya Alam Pesisir “Milik Bersama”
Berdasarkan rezim pengelolaan sumberdaya alam, Bromley 1992 mengajukan empat rezim regimes yang dapat dijadikan dasar, yaitu:
a. Rezim milik negara state own property regimes.
b. Rezim milik swasta private own property regimes.
c. Rezim milik bersama common own property regimes.
d. Rezim tanpa milik non-property regimes atau open access.
Ostrom dan Schlager dalam Satria 2006, mendefinisikan property right hak kepemilikan sebagai kewenangan penuh untuk melakukan beberapa
tindakan pada suatu barang atau jasa. Dalam konteks ini, property regimes rezim kepemilikan didefinisikan sebagai seperangkat aturan hukum, ketentuan, dan
kebiasaan yang menjelaskan mengenai hak kepemilikan property right. Penggunaan istilah common property milik bersama menjadi sebuah
istilah yang kontroversial. Dikarenakan terdapat dua pandangan yang berbeda, yaitu pandangan tradisional dan pandangan Barat. Menurut pandangan Barat
sumberdaya milik bersama merupakan sumberdaya yang tidak diatur pemanfaatannya secara pribadi, sehingga beberapa sumberdaya bersifat terbuka
open-access dan dapat secara bebas digunakan oleh siapapun. Pandangan ini direpresentasikan oleh teori Tragedy of the Common yang dikemukakan oleh
Hardin. Sedangkan pandangan tradisional memandang sumberdaya milik bersama merupakan sumberdaya yang dimiliki secara kolektif oleh suatu kelompok
Berkes, 1989. Hal ini diperkuat oleh Bromley 1992 yang menyatakan bahwa common property
kepemilikan bersama terbentuk ketika masing-masing individu dalam suatu kelompok menyetujui untuk membatasi pemanfaatan mereka
akan suatu sumberdaya, dengan asumsi anggota lain dalam kelompok akan memanfaatkan pula sumberdaya tersebut.
2.1.3.2.2 Kegunaan Sistem Sumberdaya Milik Bersama
Berkes 1989, menyimpulkan bahwa terdapat lima fungsi utama dari sistem kepemilikan bersama, yaitu:
1 Ketahanan nafkah livelihood security
Pengelolaan berbasis masyarakat secara tradisional merupakan salah satu dari prinsip dasar ketahanan nafkah Korten dikutip oleh Berkes, 1989.
Dengan jaminan hak akses pada sumberdaya yang penting, setiap orang di suatu komunitas memiliki kesempatan dalam memenuhi kebutuhan dasar
mereka. Untuk menjamin bahwa tidak ada satu orang pun yang kelaparan dalam komunitas, banyak komunitas yang membuat peraturan mengenai
pembagian hasil sumberdaya tersebut. 2
Kesetaraan akses dan resolusi konflik access equity and conflict resolution
Sistem sumberdaya milik bersama umumnya memberikan suatu mekanisme pengaturan penggunaan sumberdaya secara adil antar anggota
komunitas dengan harapan dapat meminimalkan terjadinya konflik. Peraturan yang disetujui oleh seluruh anggota komunitas membuat
penegakan aturan menjadi lebih efektif. 3
Cara produksi mode of production Sistem pengelolaan sumberdaya berbasis masyarakat umumnya
membentuk dasar dari sistem produksi. Sistem pengelolaan sumberdaya dilaksanakan oleh suatu komunitas yang terdiri dari banyak rumah tangga
di dalamnya. Anggota komunitas kemudian saling berbagi kebudayaan, serta pengetahuan mengenai sumberdaya alam dan pengaturan
penggunaannya. Hal ini kemudian dapat membentuk suatu sistem produksi yang khas pada komunitas tersebut.
4 Konservasi sumberdaya resource conservation
Sistem sumberdaya milik bersama mengatur pemanfaatan sumberdaya sebaik mungkin, dengan prinsip ‘memanfaatkan yang diperlukan’ atau
‘taking what is needed’. Masyarakat diatur agar tidak memanfaatkan sumberdaya secara berlebihan, dan jika hal tersebut dilanggar, terdapat
sanksi yang akan diberikan. Hal ini membuat kondisi sumberdaya dapat
terjaga, karena pemanfaat sumberdaya tersebut yakni komunitas, menggunakan atau memanfaatkan sumberdaya secara bertanggung jawab.
5 Keberlanjutan ekologis ecological sustainability
Suatu komunitas umumnya telah memanfaatkan sumberdaya alam secara turun temurun. Oleh karena itu, prinsip keberlanjutan merupakan prinsip
dasar dalam pemanfaatan sumberdaya. Komunitas harus tetap mempertahankan keberlanjutan kualitas dan kuantitas sumberdaya alam
yang terdapat di komunitas mereka, agar kemudian generasi penerus mereka dapat tetap menikmati sumberdaya tersebut untuk
mempertahankan hidup. Berbagai pengaturan yang dibuat oleh komunitas tersebut, tanpa disadari oleh komunitas itu sendiri dapat berperan dalam
keberlangsungan ekologis sumberdaya alam.
2.1.3.3 Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Berbasis Masyarakat