mengundang pemuka agama mendoakan keluarga mereka yang telah meninggal dan menyuguhi undangan tersebut dengan berbagai macam makanan kecil.
Kegiatan marowah ini tidak mengharuskan keluarga untuk mengundang penduduk lainnya, beberapa penduduk hanya mengundang pemuka agama untuk
mendoakan anggota keluarga yang telah meninggal dan memberikan makanan seadanya kepada pemuka agama tersebut.
4.4 Struktur Sosial dalam Usaha Perikanan
4.4.1 Jaringan Sosial
Usaha perikanan merupakan mata pencaharian utama penduduk di Pulau Panggang. Salah satu karakteristik dari usaha tersebut adalah terciptanya
hubungan-hubungan sosial yang bertujuan untuk melancarkan usaha perikanan yang mereka jalankan. Hubungan sosial ini menjadi penting karena secara
geografis Pulau Panggang berjarak cukup jauh dari pusat ibukota Jakarta dan usaha perikanan memiliki resiko yang tinggi.
Pada masyarakat pesisir Pulau Panggang, pekerjaan sebagai nelayan dapat dikategorikan menjadi dua kategori yaitu: nelayan tangkap dan nelayan budidaya.
Nelayan tangkap melakukan aktivitasnya dengan cara mencari ikan secara langsung di laut, baik dengan menggunakan jaring, pancing, bubu, dan lain-lain.
Sedangkan usaha perikanan budidaya merupakan usaha perikanan yang dilakukan oleh nelayan dengan cara pembiakan atau pembesaran biota laut, seperti: rumput
laut, ikan, karang hias, dan lain-lain. Menurunnya hasil tangkapan di laut dan tingginya resiko perikanan tangkap membuat sebagian nelayan menjadikan
perikanan budidaya sebagai alternatif bagi upaya pemenuhan ekonomi mereka. Dalam usaha perikanan yang dijalankan oleh mayoritas masyarakat di
Pulau Panggang, terbentuk jaringan sosial yang secara umum dapat ditemui di wilayah pesisir lainnya. Jaringan sosial tersebut tercipta dari hubungan antara
tengkulak dengan nelayan. Hubungan khusus antara tengkulak dengan nelayan, secara sosiologi disebut sebagai hubungan patron-klien. Terbentuknya hubungan
ini merupakan upaya pemenuhan kebutuhan ekonomi dan sosial masyarakat setempat Gambar 3.
Gambar 3. Jaringan Sosial antara Tengkulak dan Nelayan di Pulau Panggang Hubungan tengkulak dengan nelayan yang terbentuk di Pulau Panggang
didasari oleh hubungan saling menguntungkan. Dalam hubungan tersebut, tengkulak memanfaatkan kemampuan nelayan dalam menyediakan hasil
perikanan laut yang dibutuhkan oleh pasar. Sedangkan nelayan membutuhkan tengkulak untuk memasarkan hasil perikanan yang mereka dapatkan. Dalam hal
ini, tengkulak biasanya memiliki informasi yang lebih banyak mengenai kondisi pasar ikan dibandingkan nelayan.
Pola hubungan antara tengkulak dan nelayan di Pulau Panggang berbeda- beda tergantung dari jenis usaha perikanan yang dijalankan oleh masing-masing
nelayan. Pada daerah tersebut, terdapat perbedaan antara nelayan tangkap dan budidaya seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. Namun, dalam usaha
perikanan tangkap pun dibedakan lagi menjadi tiga pola hubungan tengkulak dan nelayan. Pertama adalah pola hubungan pada tengkulak dan nelayan jaring
muroami . Kedua, pola hubungan tengkulak dan nelayan bubu. Ketiga adalah pola
hubungan tengkulak dan nelayan tangkap ikan hias.
4.4.2 Stratifikasi Sosial