2.4 Definisi Konseptual
Penelitian ini menggunakan beberapa istilah konseptual yang digunakan sebagai pengertian awal beberapa variabel dari penelitian ini. Definisi dari berbagai
variabel yang ada diperoleh melalui pemahaman atas berbagai definisi dan teori yang terkait dengan variabel tersebut. Istilah-istilah konseptual tersebut yaitu:
1. Institusi patron-klien merupakan sebuah bentuk ikatan sosial yang terjadi
sebagai bentuk jaminan atas kebutuhan sosial ekonomi. Bentuk hubungan ini umumnya terjadi antar pelaku yang menguasai sumberdaya yang tidak sama,
dan didasarkan pada asas saling menguntungkan. 2.
Peran hubungan patron-klien merupakan bentuk hubungan patron-klien yang terjadi terkait dengan pemanfaatan sumberdaya alam, yang dibedakan
menjadi: i
Negatif terhadap pengelolaan sumberdaya pesisir Sifat hubungan patron-klien dapat dikatakan negatif terhadap pengelolaan
sumberdaya pesisir jika: a.
Patron mempengaruhi klien untuk melakukan kegiatan perikanan berbahaya, seperti: menggunakan racun, bom, alat tangkap yang
dilarang, dan melakukan perusakan terhadap ekosistem laut seperti terumbu karang, mangrove dan sebagainya.
b. Patron tidak mempengaruhi klien secara langsung untuk melakukan
kegiatan perikanan yang membahayakan sumberdaya pesisir. Namun secara tidak langsung mempengaruhi klien untuk dapat memperoleh
hasil maksimal dengan menggunakan berbagai cara. c.
Patron telah mempengaruhi klien untuk melakukan kegiatan perikanan yang tidak membahayakan sumberdaya pesisir, namun klien tetap
melakukan kegiatan perikanan yang berbahaya dengan tujuan memaksimalkan keuntungan.
ii Positif terhadap pengelolaan sumberdaya pesisir
Sifat hubungan patron-klien dapat dikatakan positif terhadap pengelolaan sumberdaya pesisir jika:
a. Patron mempengaruhi klien untuk melakukan kegiatan perikanan tidak
berbahaya, seperti: melarang penggunaan racun, bom, serta alat tangkap yang dilarang serta melarang perusakan ekosistem laut.
b. Patron mempengaruhi klien secara tidak langsung untuk tidak
melakukan kegiatan perikanan yang berbahaya dengan cara menetapkan harga yang tinggi untuk kualitas tangkapan yang baik.
Kualitas yang baik ini dapat diperoleh dengan menghindari penggunaan alat tangkap maupun bahan yang membahayakan.
c. Meskipun patron telah mempengaruhi klien untuk melakukan kegiatan
perikanan yang membahayakan sumberdaya pesisir, namun klien memiliki pendirian untuk bersikap tidak eksploitatif dengan
melakukan kegiatan perikanan yang tidak membahayakan sumberdaya pesisir.
3. Pengelolaan sumberdaya pesisir merupakan pengelolaan pemanfaatan
sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan environmental services yang terdapat di kawasan pesisir. Pengelolaan ini dapat dilakukan oleh seluruh
pemangku kepentingan terkait seperti: pemerintah daerah, masyarakat setempat, kelembagaan masyarakat, dan sebagainya.
4. Rezim pengelolaan sumberdaya merupakan seperangkat aturan hukum,
ketentuan, dan kebiasaan yang menjelaskan mengenai hak kepemilikan property right pada suatu sumberdaya. Rezim ini dibagi menjadi empat,
yaitu: a.
Rezim milik negara state own property regimes. Pada rezim kepemilikan milik negara, hak pemanfaatan sumberdaya alam
secara eksklusif dimiliki oleh pemerintah. Pemerintah memutuskan segala sesuatu yang berkaitan tentang akses, tingkat dan sifat eksploitasi
sumberdaya alam. b.
Rezim milik swasta private own property regimes. Sumberdaya bukan dimiliki oleh negara, melainkan dimiliki oleh
organisasi atau individu. Terdapat aturan yang mengatur hak-hak pemilik dalam memanfaatkan sumberdaya alam. Manfaat dan biaya ditanggung
sendiri oleh pemilik. Hak pemilikan dapat dipindah tangankan.
c. Rezim milik bersama common own property regimes.
Sumberdaya dikuasai oleh sekelompok masyarakat dimana para anggota mempunyai kepentingan untuk kelestarian pemanfaatan. Pihak luar bukan
anggota tidak boleh memanfaatkan. Hak pemilikan tidak bersifat eksklusif, dan terdapat aturan yang mengikat kelompok.
d. Rezim tanpa milik non-property regimes atau open access.
Tidak terdapat hak atau pemilikan atas sumberdaya. Sumberdaya bebas dan terbuka diakses oleh siapapun. Tidak ada regulasi yang mengatur.
2.5 Definisi Operasional dan Pengukuran