Pola Hubungan Patron-Klien pada Nelayan Ikan Hias

Gambar 11. Tingkat Pengaruh Tengkulak pada Usaha Perikanan Tangkap Bubu

6.1.3 Pola Hubungan Patron-Klien pada Nelayan Ikan Hias

Keanekaragaman jenis ikan yang terdapat di wilayah perairan Kepulauan Seribu sangat menjanjikan bagi usaha perikanan tangkap khususnya usaha ikan hias. Untuk usaha ikan hias tersebut, nelayan masih mengandalkan upaya penangkapan langsung di laut. Umumnya nelayan ikan hias mencari jenis-jenis ikan hias tertentu dengan cara memancing ataupun dengan menggunakan bubu. Usaha nelayan untuk mencari ikan hias biasa disebut masyarakat setempat dengan sebutan nanggo atau tanggo. Dalam sehari umumnya nelayan bisa mendapatkan hasil tangkapan sebanyak 50-200 ekor. Banyaknya hasil tangkapan yang didapat tersebut tergantung pada kondisi laut dan keterampilan individu masing-masing nelayan. Ikan hias dihargai oleh tengkulak berdasarkan jenis dan kualitas dari ikan tersebut. Jenis dan jumlah ikan yang akan dicari oleh nelayan bergantung pada permintaan yang diberikan oleh tengkulak. Dari sepuluh responden, sebanyak enam responden memberikan skor 3 pada aspek penentuan harga ikan Gambar 12. Hal ini dilakukan karena tengkulak lebih mengetahui jenis ikan mana yang sedang tinggi tingkat permintaan dan harganya. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pemberian Modal Penentuan Alat Tangkap Penentuan Harga Ikan Penentuan Hasil Tangkapan Jumlah Responden Aspek Pengaruh Skor 1 Skor 2 Skor 3 Gambar 12. Tingkat Pengaruh Tengkulak pada Usaha Perikanan Tangkap Ikan Hias Di Pulau Panggang, nelayan ikan hias telah memiliki sebuah organisasi tersendiri dimana didalamnya terdapat beberapa aturan yang mengatur nelayan untuk melakukan penangkapan ikan yang aman bagi lingkungan. Aturan tersebut antara lain: 1 Melaporkan lokasi dan waktu penangkapan ikan kepada tengkulak ikan hias. Hal ini dilakukan untuk menghindari penangkapan ikan pada zona-zona larangan. 2 Tidak menggunakan potasium dan alat tangkap berbahaya lainnya pada usaha perikanan tangkap yang nelayan jalankan. 3 Tidak berpindah kerjasama dengan tengkulak ikan hias lainnya, jika masih terdapat hutang dengan tengkulak sebelumnya. Peraturan yang ada tersebut dijalani oleh tengkulak maupun nelayan dengan kesadaran dan kemauan yang tinggi, karena nelayan sendiri umumnya telah memiliki pemahaman yang baik mengenai kerugian dan bahaya yang ditimbulkan potasium bagi kondisi laut di wilayah mereka. Aturan yang harus dipatuhi oleh nelayan ini digambarkan secara ringkas pada Gambar 13. 1 2 3 4 5 6 7 Pemberian Modal Penentuan Alat Tangkap Penentuan Harga Ikan Penentuan Hasil Tangkapan Jumlah Responden Aspek Pengaruh Skor 1 Skor 2 Skor 3 Gambar 13. Arus Hubungan Patron-Klien pada Nelayan Ikan Hias Tengkulak memiliki peranan yang sangat berarti pada penegakan aturan tersebut. Hal tersebut dilakukan tengkulak dengan cara tidak menyediakan potasium bagi nelayan, karena pada saat potasium masih marak digunakan, nelayan mendapat pasokan potasium dari tengkulak mereka. Jika tengkulak tidak menyediakan potasium, nelayan pun tidak dapat menggunakan potasium untuk kegiatan penangkapan yang mereka lakukan. Nelayan dan tengkulak yang telah melakukan kegiatan penangkapan ikan yang aman bagi kelangsungan ekologi laut dan pesisir tersebut akan mendapatkan sertifikasi ramah lingkungan. Sertifikasi ramah lingkungan tersebut dikeluarkan oleh Dinas Kelautan dan Pertanian. Hubungan usaha yang terjadi antara tengkulak dan nelayan ikan hias, tengkulak memberikan modal berupa biaya untuk pembelian BBM Bahan Bakar Minyak yang diberikan kepada nelayan setiap minggunya. Besarnya biaya yang diberikan tersebut berbeda-beda tergantung dari kebijakan para tengkulak. Umumnya biaya pembelian BBM yang diberikan berkisar antara 25.000,00 rupiah sampai 50.000,00 rupiah. Dari segi pemberian harga ikan, ikan hias dihargai per ekornya kepada nelayan dengan kisaran harga antara 500,00 rupiah sampai 1000,00 rupiah. Pemberian harga ikan hias tersebut dilakukan berdasarkan kesepakatan yang terjadi antara tengkulak dan nelayan. Umumnya para tengkulak tersebut mengambil keuntungan hingga 1000,00 rupiah per ekornya Gambar 14. NELAYAN IKAN HIAS TENGKULAK IKAN HIAS Pemberian modal pembelian BBM Hasil tangkapan ikan Laporan lokasi dan waktu penangkapan Gambar 14. Diagram Alir Pertukaran Ekonomi pada Usaha Perikanan Tangkap Ikan Hias

6.2 Pola Hubungan Patron-Klien pada Nelayan Budidaya