pesisir. Kekhasan wilayah pesisir, menimbulkan adanya stratifikasi sosial dalam kehidupan sosial masyarakat tersebut. Struktur sosial masyarakat nelayan
dicirikan oleh kuatnya ikatan patron-klien. Hal tersebut dikarenakan kegiatan penangkapan ikan yang memiliki resiko tinggi mengharuskan nelayan menjalin
ikatan dengan patron untuk dapat menjamin kelangsungan kegiatan perikanan mereka Satria, 2002.
Terdapat berbagai bentuk hubungan yang terjadi dalam ikatan patron- klien. Hubungan yang terjadi dalam ikatan tersebut tidak hanya bersifat ekonomi
semata, namun juga dapat mencakup aspek lain yang berkaitan dengan pihak- pihak yang berkepentingan dalam ikatan tersebut. Hal inilah yang membedakan
hubungan patron-klien dengan hubungan produksi yang hanya dilandasi oleh kepentingan ekonomis. Ikatan patron-klien yang terjadi pada usaha perikanan di
wilayah pesisir sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan para aktor terhadap sumberdaya pesisir. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilihat pengaruh
ikatan patron-klien yang terdapat pada wilayah pesisir terhadap pengelolaan sumberdaya pesisir.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, dapat diketahui bahwa penelitian ini mengkaji pengaruh hubungan patron-klien pada pengelolaan
sumberdaya pesisir di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, Jakarta. Mengingat mayoritas penduduk Pulau Panggang berprofesi sebagai nelayan. Kemudian
secara spesifik penelitian ini memusatkan perhatian pada permasalahan yang disebutkan di bawah ini:
1. Rezim apa saja yang terdapat pada pengelolaan sumberdaya pesisir di Pulau
Panggang, Kepulauan Seribu? 2.
Bagaimana pola ikatan patron-klien yang terjadi terkait dengan usaha perikanan yang dilakukan di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu?
3. Bagaimana pengaruh ikatan patron-klien terhadap pengelolaan sumberdaya
pesisir di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan dilaksanakannya penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi rezim yang berpengaruh terhadap pengelolaan sumberdaya
pesisir di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu. 2.
Mengidentifikasi pola ikatan patron-klien yang terjadi pada komunitas nelayan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu terkait dengan usaha perikanan
yang mereka lakukan. 3.
Menganalisis pengaruh ikatan patron-klien terhadap pengelolaan sumberdaya pesisir Pulau Panggang, Kepulauan Seribu.
1.4 Kegunaan Penelitian
Mengacu kepada tujuan penelitian, maka kegunaan dilaksanakannya penelitian ini terbagi menjadi kegunaan penelitian bagi pemerintah, masyarakat
awam dan akademisi. Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Kegunaan Penelitian bagi Pemerintah Penelitian ini dapat digunakan sebagai media evaluasi pemerintah dalam
melakukan strategi pengelolaan sumberdaya pesisir, dengan memperhatikan keterlibatan masyarakat dan institusi patron-klien di dalamnya.
b. Kegunaan Penelitian bagi Masyarakat Awam
Bagi masyarakat awam, penelitian ini dapat menambah wawasan masyarakat mengenai hubungan pengaruh antara institusi patron-klien dan pengelolaan
sumberdaya pesisir. Dan bagi masyarakat pesisir khususnya, penelitian ini diharapkan dapat memperlihatkan bagaimana pengaruh ikatan patron-klien
yang terjadi terkait dengan pengelolaan sumberdaya pesisir dan dapat memperlihatkan peran nyata mereka terhadap pengelolaan pesisir tersebut.
c. Kegunaan Penelitian bagi Akademisi
Bagi akademisi, khususnya yang mendalami bidang ini, diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran. Serta dapat dijadikan landasan bagi
penelitian maupun kegiatan akademis lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA