didik. Peserta didik dibiarkan berbuat apa saja sepanjang itu menurutnya baik.
3 Cara menanamkan disiplin dengan cara demokratis Penanaman sikap disiplin dengan menggunakan penjelasan,
diskusi dan penalaran untuk membantu peserta didik mengerti mengapa perilaku tertentu diharapkan, sehingga lebih menekankan
aspek edukatif dari disiplin daripada aspek hukumannya. Dalam konsep ini, disiplin yang dibangun berdasarkan konsep kebebasan
yang terkendali atau kebebasan yang bertanggung jawab. Disiplin demikian, memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada peserta
didik untuk berbuat apa saja, tetapi konsekuensi dari perbuatan itu, haruslah ia tanggung. Karena ia yang menabur, maka ialah yang
menuai. Menurut konsep kebebasan terkendali ini, peserta didik memang
diberi kebebasan,
asal yang
bersangkutan tidak
menyalahgunakan kebebasan yang diberikan.
3. Motivasi Belajar
a. Definisi Motivasi Belajar
Seseorang dalam melakukan tindakan tidak lepas dengan adanya motivasi. Dalam proses pendidikan, motivasi belajar diperlukan
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Menurut Uno 2008: 3, istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan
sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan
individu tersebut bertindak atau berbuat. Senada dengan pendapat tersebut, Sardiman 2012: 73 mengatakan bahwa motivasi berasal dari
kata “motif” yang berarti daya upaya yang mendorong untuk melaksanakan sesuatu. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi
dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga suatu tingkah laku tertentu.
Mc. Donald dalam Sardiman, 2012:73 mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian tersebut mengindikasikan motivasi
mengandung tiga elemen penting, yaitu: 1 Motivasi mengawali terjadinya perubahan pada diri setiap individu
manusia, penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. 2 Motivasi ditandai dengan munculnya “feeling”, afeksi seseorang.
Dalam hal
ini motivasi
relevan dengan
persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku
manusia. 3 Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam
hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yaitu tujuan. Berdasarkan ketiga elemen tersebut, dapat dikatakan bahwa
motivasi menyebabkan terjadinya perubahan energi individu, sehingga mempengaruhi perasaan atau emosi untuk bertindak untuk melakukan
suatu hal dikarenakan adanya dorongan untuk memenuhi tujuan dan kebutuhan.
Slavin 2006: 317 menganggap “motivation as an internal process that activates, guides, and maintains behavior over time.”
Motivasi sebagai proses internal yang mengaktifkan, membimbing, dan mempertahankan perilaku seseorang selama jangka waktu tertentu.
Motivasi menjaga diri seseorang agar tetap melakukan suatu pekerjaan dengan bersungguh-sungguh dan terus-menerus tanpa lelah atau paksaan
sebelum apa yang diharapkannya tercapai. Purwanto 1995:72 mengatakan bahwa motivasi mengandung
tiga unsur pokok yakni : 1 Menggerakkan
menimbulkan kekuatan
pada individu
untuk memimpin seseorang bertindak dengan cara tertentu.
2 Mengarahkan menyalurkan tingkah laku individu pada suatu tujuan.
3 Menopang dan
menjaga tingkah
laku lingkungan
sekitar menguatkan intensitas dan arah dorongan serta kekuatan individu.
Untuk motivasi
belajar, Sardiman
A.M 2012:
75 menjelaskan:
“Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek
belajar itu dapat tercapai.”