SLHD Kabupaten Bojonegoro
Buku Laporan | Bab II
44
Adapun antisipasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam menghadapi hal tersebut adalah dengan menerapkan standar
perlindungan hutan sesuai kriteria PHL Pengelolaan Hutan Lestari yaitu kelola produksi melalui reboisasi dan penghijauan, kelola lingkungan dan kelola sosial.
2.1.6 Konversi Lahan dan Hutan
Sejumlah isu penting dalam pembangunan, salah satunya adalah pelepasan kawasan hutan menjadi permukiman, pertanian, perkebunan, industri
dan pertambangan. Pertumbuhan penduduk yang semakin padat dan tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup yang layak menjadi salah satu faktor pemicu alih
fungsi lahan, hal ini terutama terjadi diwilayah perkotaan. Pelepasan kawasan hutan yang dapat dikonversi menurut peruntukan
berdasarkan SK Menteri Kehutanan, di Kabupaten Bojonegoro tahun 2014 di dominasi kegiatan pertanian, pertambangan dan pemukiman. Pelepasan
kawasan hutan yang dapat dikonversi untuk pertanian seluas 15,35 ha, untuk pemukiman 1,08 ha dan pertambangan seluas 4,54 ha.
Berikut ini disajikan grafik konversi hutan di Kabupaten Bojonegoro
menurut peruntukan selama kurun waktu tahun 2015. Gambar 2.4
Pelepasan Kawasan Hutan Yang Dapat Dikonversi Menurut Peruntukan
0,00 0,00
0,00 0,00
28,89
0,00 0,00
5,00 10,00
15,00 20,00
25,00 30,00
35,00
Luas Ha
SLHD Kabupaten Bojonegoro
Buku Laporan | Bab II
45
Sedangkan untuk tahun 2015, berdasarkan data dari perum perhutani KPH Bojonegoro pelepasan kawasan hutan yang dapat dikonversi menurut
peruntukan didominasi oleh kegiatan pertambangan mencapai 28,89 persen, dan tidak ada pelepasan kawasan hutan untuk permukiman, pertanian,
perkebunan maupun industri.
2.2 KEANEKARAGAMAN HAYATI
2.2.1 Kondisi Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman organisme yang hidup di berbagai kawasan baik daratan, lautan dan ekosistem perairan
lainnya, dimana didalamnya terdapat berbagai keanekaragaman hayati yang mencakup keanekaragaman dalam satu species, antar species dan
keanekaragaman ekosistemkawasan. Pembukaan lahan pertanian di kawasan hutan, penebangan liarpembalakan menjadi salah satu penyebab menurunnya
keanekaragaman hayati diwilayah Kabupaten Bojonegoro. Selain itu perburuan satwa langka juga menjadi penyebab berkurangnya species-species tertentu
baik dari segi jumlah maupun macamnya. Beberapa jenis flora yang mulai jarang ditemui di Kabupaten Bojonegoro
atau mulai terancam antara lain pakis haji, pinang jawa, palem jawa, sonokeling, trengguli, walikukun, winong, pulai, pulai pandak, randu alas dan
asam jawa. Sedangkan flora yang dilindungi diantaranya adalah pinang jawa dan palem jawa.
Asam Jawa terancam