SLHD Kabupaten Bojonegoro
Buku Laporan | Bab II
50
2.3.1 Inventarisasi Sungai
Dilihat dari sudut pandang geomorfologi, terdapat tiga sistem air tanah di Kabupaten Bojonegoro yakni Sistem Akuifer Perbukitan Selatan SAPS, Sistem
Akuifer Dataran Bojonegoro SADB dan Sistem Akuifer Perbukitan Utara SAPU. Sistem Akuifer Perbukitan Selatan dan Perbukitan Utara secara
hidrogeologis sebenarnya lebih sesuai disebut sebagai Akuitard. Oleh karena itu penyebaran air tanah tidaklah merata di seluruh wilayah
Kabupaten Bojonegoro, dimana keterdapatan serta potensinya akan sangat tergantung pada sifat lapisan akuifernya. Sedangkan sifat akuifer tersebut akan
ditentukan oleh parameter dari akuifernya, yang antara lain menyangkut kapasitas jenis dan keterusannya. Secara garis besar arah aliran air tanah
Kabupaten Bojonegoro ada dua arah yaitu dari perbukitan selatan arah aliran airnya adalah ke utara menuju daerah Sungai Bengawan Solo, dan dari
perbukitan utara arah aliran airnya ke arah selatan juga menuju daerah Sungai Bengawan Solo.
Potensi sumberdaya air di Kabupaten Bojonegoro yang berasal dari sumber-sumber mata air dan sungai cukup banyak, sehingga perlu dikelola
dengan baik dan dilakukan secara berkelanjutan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Berdasarkan data Dinas Pengairan Kabupaten Bojonegoro
terdapat 25 dua puluh lima sungai dan anak sungai di Bojonegoro. Dengan
banyaknya sungai dan anak sungai serta sumber-sumber air di Kabupaten Bojonegoro memperlihatkan bahwa ketersediaan air di Kabupaten Bojonegoro
lebih dari cukup, asalkan dikelola dengan baik dan benar. Panjang sungai bengawan Solo yang melintasi Kabupaten Bojonegoro
sepanjang 150 km dengan kedalaman rata-rata 25 m. Kondisi air sungai
yang ada di Kabupaten Bojonegoro mempunyai debit fluktuatif yang berbeda- beda. Debit air yang paling besar adalah debit air Sungai Bengawan Solo
dengan debit maksimal sebesar 5250 m
3
dtk dan debit terkecil adalah debit air Sungai Ampel dengan debit maksimal sebesar
43 m
3
dtk. Adapun fluktuasi debit air sungai yang ada di Kabupaten Bojonegoro sebagaimana tabel berikut :
SLHD Kabupaten Bojonegoro
Buku Laporan | Bab II
51
Tabel 2.3 Fluktuasi Debit Air Sungai di Kab. Bojonegoro No.
Nama Sungai Debit m3dtk
Fluktuasi Max-Min
Maks Min
1 Bengawan Solo
5.250 2.188
3.063 2
Gede 97
41 57
3 Jurang Krapak
192 80
112 4
Kaduk 79
33 46
5 Pandan
66 28
39 6
Tinggang 300
125 175
7 Puter
561 234
327 8
Gandong 1.008
420 588
9 Warak
86 36
50 10
Tidu 840
350 490
11 Gebang
189 79
110 12
Ganggang 324
135 189
13 Grogolan
276 115
161 14
Kedung Banteng 72
30 42
15 Pacal
1.080 450
630 16
Besuki 432
180 252
17 Mekuris
630 263
368 18
Pomahan 72
30 42
19 Semar Mendem
408 170
238 20
Batokan 108
45 63
21 Kening
1.680 700
980 22
Punden 189
79 110
23 Ampel
43 18
25 24
Ingas 90
38 53
25 Loro
72 30
42 Di samping ketersediaan air dari sungai dan sumber-sumber mata air,
ketersediaan air di Kabupaten Bojonegoro juga tergantung dari intensitas curah hujan rata-rata per tahun dan area tangkapan hujan.
2.3.2 Inventarisasi DanauWadukSituEmbung