Bencana Banjir, Korban dan Kerugian

SLHD Kabupaten Bojonegoro Buku Laporan | Bab II 69 Bojonegoro. Dan pada Tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Bojonegoro telah menetapkan status siaga darurat bencana banjir, tanah longsor dan angin putting beliung melalui Surat Keputusan Bupati Bojonegoro Nomor 188378KEP412.112014.

2.7.1 Bencana Banjir, Korban dan Kerugian

Wilayah Kabupaten Bojonegoro yang dilalui aliran sungai bengawan Solo menyebabkan sekitar aliran Bengawan Solo menjadi daerah yang rawan banjir. Daerah rawan banjir di Kabupaten Bojonegoro meliputi 14 Kecamatan yaitu; Kecamatan Margomulyo, Ngraho, Padangan, Kasiman, Malo, Purwosari, Kalitidu, Dander, Bojonegoro, Kapas, Balen, Kanor, Sumberrejo, dan Kecamatan Baureno. Dengan posisi topografi seperti itu setiap tahun Kabupaten Bojonegoro telah menyiapkan segala bentuk antisipasi terhadap bencana banjir yang akan terjadi, dengan slogan “MENANGGULANGI BANJIR DENGAN BIJAKSANA”, dan pada tahun 2010 melalui Perda Nomor 11 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Kabupaten Bojonegoro, yang didalamnya terdapat pembentukan Badan Penannggulangan Bencana Daerah. Dengan adanya lembaga yang khusus menangani bencana, baik bencana alam maupun bencana lingkungan, maka penanganan terhadap bencana banjir lebih intensif dan terencana dengan baik. Banjir dari luapan air sungai SLHD Kabupaten Bojonegoro Buku Laporan | Bab II 70 Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bojonegoro tahun 2015, total area terendam akibat luapan air sungai bengawan Solo yang terjadi di 7 Kecamatan yang ada diwilayah Kabupaten Bojonegoro seluas 787 Ha, dengan perkiraan kerugian materi mencapai 2,5 milyar rupiah. Selain banjir akibat luapan sungai bengawan Solo, di Kabupaten Bojonegoro juga terjadi bencana banjir bandang dengan total area terendam banjir seluas 3.121 Ha dengan perkiraan kerugian materi mencaapai 7,5 milyar rupiah. Ini berarti bahwa bencana banjir bandang di tahun 2015 lebih parah dibandingkan yang terjadi di tahun 2014, dimana total area yang terendam saat itu hanya 2.531 ha dengan perkiraan kerugian materi sebesar 2,1 milyar rupiah. Tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir bengawan Solo maupun bencana banjir bandang baik yang terjadi pada tahun 2014 maupun 2015.

2.7.2 Bencana Kekeringan, Luas dan Kerugian