ciii memori mahasiswa, dari gambar tersebut dapat menjelaskan bahwa dengan
penggunaan dua metode pembelajaran lab. riil dan lab. virtuil tidak memberikan efek yang berbeda terhadap prestasi untuk mahasiswa yang mempunyai kemampuan
memori tinggi 2, tetapi akan memberikan efek yang berbeda untuk mahasiswa yang mempunyai kemampuan memori yang rendah 1.
Pada gambar ketiga bawah menggambarkan interaksi antara gaya belajar dengan kemampuan memori. Dari gambar tersebut dapat memberi penjelasan bahwa
mahasiswa yang mempunyai gaya belajar auditory dengan kemampuan memori tinggi dapat menghasilkan prestasi yang paling tinggi. Sedangkan mahasiswa yang
gaya belajarnya kinestetik dengan kemmapuan memori rendah menghasilkan prestasi yang paling rendah.
D. Pembahasan
1. Hipotesis pertama Ho 1 Tidak ada pengaruh penggunaan metode Laboratorium Riil dan Laboratorium
Virtuil terhadap prestasi belajar biologi ditolak, karena Sig. = 0,004 0,05, sehingga H
1
1 diterima, yaitu ada pengaruh penggunaan metode Laboratorium Riil dan Laboratorium Virtuil terhadap prestasi biologi.
Pembelajaran dengan laboratorium riil adalah pembelajaran dengan menggunakan laboratorium yang dilengkapi dengan alat-alat dan bahan-bahan riil
nyata untuk melakukan percobaanpraktikum. Dengan laboratorium ini mahasiswa praktek dengan menggunakan alat-alat atau bahan-bahan nyata yang berupa model
atau torso, dengan menggunakan model mahasiswa dikenalkan dengan organ-organ
civ yang menyusun sistem organ, fungsi dan mekanisme suatu sistem organ. Dengan
menggunakan media riil diharapkan akan meningkatkan pemahaman konsep yang sifatnya abstrak menjadi lebih konkrit.
Kelemahan pembelajaran dengan laboratorium riil mempunyai beberapa kelemahan, antara lain : a membutuhkan biaya yang tinggi, b tidak dapat
menjelaskan suatu proses atau mekanisme yang sifatnya abstrak, misalnya mekanisme pencernaan, mekanisme peredaran darah, mekanisme pembentukan urin,
mekanisme pernapasan, c kurang menarik perhatian siswa, d tidak dapat memendekkan suatu proses yang panjang menjadi pendek dan sebaliknya, e tidak
dapat menunjukkan suatu proses yang cepat menjadi lambat dan sebaliknya, f kurang bisa meningkatkan pemahaman konsep.
Pembelajaran dengan laboratorium virtuil adalah pembelajaran dengan laboratorium virtuil, yaitu laboratorium yang dapat dilihat secara maya berupa
program
software
komputer, dioprasikan dengan komputer. Menurut Robeck dalam Arba
’at 2008, pembelajaran virtuil adalah pembelajaran
yang mengintegrasikan
penggunaan komputer.
Menerusi penginegrasian komputer ke dalam pembelajaran ini sebagian benda-benda atau
proses-proses yang tidak dapat dilihat dengan mata kasar karena halus atau panjangnya masa yang perlu diambil bagi melengkapkan suatu eksperimen, harus
dapat dilihat dengan mata dan dialami mereka mahasiswa secara konkrit karena melibatkan kriteria-kriteria tertentu ketika melakukannya. Diantara kriteria yang
terlibat dalam proses pembelajaran ini adalah pengintegrasian gambarfoto, video, animasi, simulasi dan banyak lagi. Dengan menggunakan laboratororium virtuil
cv diharapkan akan lebih meningkatkan pemahaman konsep yang sifatnya abstrak
menjadi lebih konkrit. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata prestasi belajar biologi untuk kelas
laboratorium riil = 60,250 dan untuk kelas laboratorium virtuil = 67, 438 dengan perbedaan rata-rata = 7,188. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
laboratorium virtuil menghasilkan rata-rata prestasi belajar lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan laboratorium riil. Ini dikarenakan karena
pembelajaran dengan laboratorium virtuil mempunyai banyak kelebihan antara lain : a dapat menarik perhatian mahasiswa, b dapat menunjukkan hal-hal yang
abstrak, c dapat menjelaskan suatu proses atau mekanisme yang sifatnya abstrak dengan animasi, d dapat memendekkan suatu proses yang panjang menjadi
pendek dan sebaliknya, e dapat menunjukkan suatu proses yang cepat menjadi lambat dan sebaliknya, f mengurangi salah konsep
misconception
. Menjadikan proses belajar menjadi sesuatu yang menarik dan menyenangkan
adalah sangat penting. Karena belajar yang menyenangkan merupakan kunci utama bagi individu untuk memaksimalkan hasil yang akan diperoleh dalam proses belajar.
Dalam bukunya Quantum Learning, Bobbi De Porter dan Mike Hernacki mengangkat hal tersebut sebagai falsafah dasar yang harus dikembangkan dalam
kurikulum. Agar bisa efektif, belajar dapat dan harus menyenangkan. Dari penelitian,
praktikum dengan
laboratorium virtuil
lebih menyenangkan
dibandingkan dengan laboratorium riil, karena disertai dengan animasi-animasi yang menarik. Hal ini juga sesuai apa yang diungkapkan oleh Dan Carnivale dalam
Journal The Chronicle of Higher Education
yang menyatakan “
Learning on the
cvi
computer simulations can also be fun, in the virtuil lab you can try anything you want, and its OK.
Belajar pada simulasi komputer juga dapat menyenangkan, dan di laboratorium virtuil anda dapat mencoba apa pun yang anda inginkan, dan tidak
beresiko apa-apa. Menurut teori perkembangan kognitif yang dikemukakan Piaget, bahwa anak
pada usia di atas 11 tahun adalah masa tahap operasional formal yaitu masa perkembangan penalaran abstrak, artinya pada masa ini anak mahasiswa sudah
dapat berfikir abstrak. 2.
Hipotesis kedua Ho 2 Tidak ada pengaruh gaya belajar Auditory, visual dan kinestetik terhadap
prestasi belajar biologi ditolak, karena Sig. = 0,000 0,05, sehingga H
1
2 diterima, yaitu ada pengaruh gaya belajar Auditory, visual dan kinestetik terhadap prestasi
belajar Biologi. Menurut James dan Blank 1993, gaya belajar didefinisikan sebagai
kebiasaan belajar dimana seseorang merasa paling efisien dan efektif dalam menerima, memproses, menyimpan dan mengeluarkan sesuatu yang dipelajari.
Bobbi 2001;85, walaupun masing-masing dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada
salah satu di antara ketiganya. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata prestasi belajar pada mahasiswa yang
mempunyai gaya belajar auditory = 64,583, gaya belajar visual = 67,941 dan gaya belajar kinestetik = 56,705, dari data tersebut secara statistik terdapat perbedaan
yang signifikan diantara kelompok mahasiswa berdasarkan gaya belajarnya. Ini
cvii berarti menunjukkan bahwa salah satu faktor perbedaan prestasi belajar adalah gaya
belajar, karena masing-masing gaya belajar mempunyai ciri-ciri dan cara belajar yang berbeda. Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan
strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, maka anak dapat berkembang dan prestasinya akan meningkat lebih baik. Gaya belajar otomatis tergantung dari orang
yang belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Sims and Sims dalam Joseph Pitts 2009
,
yang menyatakan “
identifying and teaching through learning styles can
improve students’ test scores and increase content knowledge”. Mengidentifikasi dan mengajar melalui gaya belajar siswa dapat menambah skor tes dan
meningkatkan pengetahuan. Dan Dunn and Dunn dalam Joseph Pitts 2009
,
menyatakan “
demonstrate that when students aretaught using their preferred learning styles, they
showincreased academic achievement, improved attitudestoward instruction, and
better discipline than whenthey are taught using their nonpreferred styles”. Ketika siswa diajarkan menggunakan gaya belajar yang mereka sukai, mereka
menunjukkan meningkatkan prestasi akademik. Walaupun masing-masing peneliti menggunakan istilah yang berbeda dan
menemukan berbagai cara untuk mengatasi gaya belajar seseorang, telah disepakati secara umum adanya dua kategori utama tentang bagaimana kita belajar. Pertama,
bagaimana kita menyerap informasi dengan mudah dan kedua, cara kita mengatur dan mengolah informasi tersebut. Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari
bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi.
cviii Jika seseorang akrab dengan gaya belajarnya sendiri, maka dapat mengambil
langkah-langkah penting untuk membantu agar belajar lebih cepat dan lebih mudah. Pada awal pengalaman belajar, salah satu di antara langkah-langkah pertama adalah
mengenali modalitas seseorang sebagai modalitas visual, auditorial, atau kinestetik. Seperti yang telah diusulkan istilah-istilah ini, orang visual belajar dari apa yang
mereka lihat, pelajar auditorial belajar melalui apa yang mereka dengar, dan pelajar kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan. Walaupun masing-masing dari kita
belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya.
Mengidentifikasi dan memahami belajar sendiri dan gaya-gaya belajar orang lain, akan membuka pintu untuk meningkatkan kinerja dan prestasi serta
memperkaya pengalaman dalam setiap aspek kehidupan. Seseorang akan mampu menyerap informasi lebih cepat dan mudah, dapat mengidentifikasi dan
mengapresiasi cara yang paling disukai untuk menerima informasi, dapat berkomunikasi jauh lebih efektif dengan orang lain dan memperkuat pergaulan
dengan orang lain. 3.
Hipotesis ketiga Ho 3 Tidak ada pengaruh kemampuan memori tinggi dan rendah terhadap prestasi
belajar biologi ditolak, karena Sig. = 000 0,05, sehingga H
1
3 diterima, yaitu ada pengaruh kemampuan memori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar biologi.
Memori merupakan faktor psikologis internal siswa yang mempunyai peranan penting dalam mendukung keberhasilan belajar siswa. Memori seseorang akan
cix mempengaruhi pada keberhasilan dari siswa apa yang mereka lihat, apa yang
mereka dengar dan apa yang mereka alami sebagai pengetahuan awal. Menurut Wood Worth dan Marquis yang diterjemahkan oleh Walgito
2003:145, menyatakan bahawa “ingatan atau memori merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan untuk menerima atau memasukkan
learning
, menyimpan
retention
dan menimbulkan kembali
remembering
hal-hal yang telah lampau”. Jadi memori adalah kemampuan daya ingat seseorang melalui proses
mengenal, menyimpan dan mengingat kembali yang yang telah dilakukan. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata prestasi belajar untuk kelompok
mahasiswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi = 68,293 dan untuk kelompok mahasiswa yang mempunyai kemampuan memori rendah = 59,167. Ini
menunjukkan bahwa kemampuan memori mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar, yang berarti bahwa kemampuan memori yang tinggi akan
cenderung menghasilkan prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan memori rendah. Kemampuan memori ini bukanlah satu-satunya faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain baik faktor internal maupun faktor eksternal.
Memori menjadi bersifat menetap atau semestara, sangat tergantung pada bagaimana kekuatan informasi “didaftarkan” untuk pertama kalinya pada otak.
Itulah sebabnya mengapa sangat penting untuk belajar dengan cara melibatkan indra pendengaran, penglihatan, berbicara dan bekerja, serta yang melibatkan emosi-
emosi positif. Semua faktor tersebut membuat memori menjadi kuat.
cx Di samping setiap orang memiliki berbagai tipe kecerdasan yang berbeda,
mereka juga memiliki daya ingat kemampuan mengingat yang berbeda pula. Sebagian orang sangat baik dalam mengingat nama, wajah, atau angka, namun tidak
ketiga-tiganya sekaligus. Akan tetapi sebenarnya setiap jenis memori dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode pelatihan yang benar.
4. Hipotesis keempat Ho 4
Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran lab.riil dan lab. virtuil dengan gaya belajar Auditory, visual dan kinestetik terhadap prestasi belajar
biologi ditolak, karena Sig. = 0,037 0,05 sehingga H
1
4 diterima, yaitu ada interaksi antara metode pembelajaran lab.riil dan lab. Virtuil dengan gaya belajar
Auditory, visual dan kinestetik terhadap prestasi belajar biologi. Dalam belajar seseorang perlu mengambil, memperoleh dan menyerap fakta-
fakta dasar subyek palajaran yang dipelajari melalui cara yang paling sesuai dengan pembelajaran inderawi yang disukai. Walaupun ada sejumlah strategi belajar yang
harus diimplementasikan oleh setiap orang. Tetapi juga ada perbedaan pokok sejauh mana seseorang perlu melihat, mendengar, atau melibatkan diri secara fisik dalam
proses belajar. Dengan mengidentifikasi kekuatan visual, auditory dan kinestetik, maka seseorang akan dapat memainkan berbagai strategi yang menjadikan
pemerolehan informasi lebih mudah daripada sebelumnya. Dari hasil penelitian diperoleh data rata-rata prestasi belajar untuk kelompok
laboratorium riil pada mahasiswa yang mempunyai gaya belajar auditory = 60,833, mahasiswa yang mempunyai gaya belajar visual = 61, 579 dan mahasiswa yang
mempunyai gaya belajar kinestetik = 56,667. Dan untuk kelompok laboratorium
cxi virtuil pada mahasiswa yang mempunyai gaya belajar auditory = 68,331, mahasiswa
yang mempunyai gaya belajar visual = 76,000 dan mahasiswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik = 56,731. Dari data tersebut di atas menunjukkan adanya
interaksi antara metode laboratorium dengan gaya belajar. Untuk mahasiswa yang mempunyai gaya belajar auditory dan visual diperoleh rata-rata prestasi yang lebih
baik jika metode pembelajarannya menggunakan laboratorium virtuil. Sedangkan untuk mahasiswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik tidak memberikan
pengaruh yang signifikan jika metode pembelajarannya menggunakan laboratorium virtuil.
5. Hipotesis kelima Ho 5
Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran lab.riil dan lab. virtuil dengan kemampuan memori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar biologi
ditolak, karena Sig. = 0,002 0,05 sehingga H
1
5 diterima, yaitu ada interaksi antara metode pembelajaran lab.riil dan lab. virtuil dengan kemampuan memori
tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar biologi. Dari hasil penelitian diperoleh data rata-rata prestasi belajar untuk kelompok
laboratorium riil pada mahasiswa yang mempunyai kemampuan memori rendah = 52,375, mahasiswa yang mempunyai kemampuan tinggi = 68,125. Dan untuk
kelompok laboratorium virtuil pada mahasiswa yang mempunyai kemampuan memori rendah = 66,316, mahasiswa yang mempunyai kemampuan tinggi = 68,452.
Dari data tersebut di atas menunjukkan adanya interaksi antara metode laboratorium dengan kemampuan memori. Untuk mahasiswa yang mempunyai kemampuan
memori rendah diperoleh rata-rata prestasi yang lebih baik jika metode
cxii pembelajarannya menggunakan laboratorium virtuil. Sedangkan untuk mahasiswa
yang mempunyai kemampuan memori tinggi tidak memberikan perbedaan yang signifikan jika metode pembelajarannya menggunakan laboratorium riil maupun
virtuil. Namun berdasarkan hasil penelitian, ternyata laboratorium riil dan virtuil dengan kemampuan memori berinteraksi secara bersama-sama terhadap prestasi
belajar. 6.
Hipotesis keenam Ho 6 Tidak ada interaksi antara gaya belajar dan kemampuan memori terhadap
prestasi belajar biologi ditolak, karena Sig. = 0,025 0,05, sehingga H
1
6 diterima, yaitu ada interaksi antara gaya belajar dan kemampuan memori terhadap prestasi
belajar Biologi. Menurut Colin Rose dan Nicholl 2002, bahwa pengetahuan harus
disampaikan dengan
pendekatan multi-sensori
dan multi-model
dengan menggunakan berbagai bentuk kecerdasan. Dalam proses belajar mengajar di kelas,
guru berhadapan dengan siswa yang berbeda-beda jenis kecerdasannya. Ada sebagian siswa yang membutuhkan penggambaran visual dan fisik dari konsep-
konsep yang diajarkan. Sebagian lagi lebih suka kerja otak yang abstrak, sebagian lainnya memerlukan gagasan-gagasan yang diungkapkan secara verbal. Selain itu,
ada pula yang lebih suka jika diberi jawaban-jawaban secara langsung. Dengan demikian, guru harus siap melibatkan berbagai berbagai jenis kecerdasan yang
dibawa oleh siswa ke dalam kelas. Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl membagi gaya belajar menjadi tiga, yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Cara yang efektif
dalam belajar yaitu menggunakan sebanyak mungkin kecerdasan secara praktis.
cxiii Dengan cara inilah seseorang akan mengalami dan menghayati apa yang tengah
dipelajari secara utuh. maka guru telah membantu siswa secara otomatis mendapatkan lebih banyak makna dan rangsangan otak dalam proses belajarnya,
sekaligus memberinya lebih banyak variasi dan kesenangan, serta mengembangkan dan memperkuat kecerdasan mereka.
7. Hipotesis pertama Ho 7
Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran, gaya belajar dan kemampuan memori terhadap prestasi belajar biologi diterima, karena Sig. = 0,925 0,05.
Metode pembelajaran, gaya belajar dan kemampuan memori secara simultan tidak mempengaruhi prestasi belajar. Namun metode pembelajaran, gaya belajar dan
kemampuan memori mempengaruhi prestasi belajar secara partial.
E. Keterbatasan Penelitian