xxiii b.
Mengoptimalkan fungsi
komputer sebagai
media pembelajaran.
c. Memberikan masukan kepada dosenguru biologi untuk selalu
berinovasi dalam menggunakan media pembelajaran terutama laboratorium virtuil.
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Sebelum membicarakan pengertian prestasi belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan apa yang dimaksud dengan belajar. Para pakar pendidikan
mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian selaku mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang
melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Menurut Slameto 1995:2 belajar adalah “suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”. Selanjutnya Winkel 1996:53 yang dikutip dari http:ridwan202. wordpress.com
“belajar adalah suatu aktivitas mentalpsikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan
xxiv dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu
bersifat secara relatif konstant.” Thorndike, berpendapat bahwa
“belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya
kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera
”. Menurut Watson, “belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk
tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur ”. Menurut Edwin Guthrie,
“menjelaskan bahwa hubungan antara stimulus dan respon cenderung hanya bersifat sementara, oleh sebab itu dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering
mungkin diberikan stimulus agar hubungan antara stimulus dan respon bersifat lebih tetap
”. Sedangkan Skiner, berpendapat bahwa “hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dalam lingkungannya, yang kemudian akan
menimbulkan perubahan tingkah laku ” Asri, 2005:20.
Dari teori-teori tersebut yang terpenting adalah masukan atau
input
yang berupa stimulus dan keluaran atau
output
yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa misalnya model, alat peraga, pedoman kerja,
atau cara-cara tertentu untuk belajar siswa, sedangkan respon adalah reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Apa saja yang
diberikan guru
stimulus
dan apa saja yang dihasilkan oleh siswa
respon
semuanya harus dapat diamati dan dapat diukur. Teori di atas mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal yang penting untuk melihat
terjadi tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. 10
xxv Sedangkan definisi belajar menurut Gagne 1984 dalam Ratna Willis
1989:11, “belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Oleh karena itu dalam proses belajar
mengajar biologi yang terpenting adalah pengalaman yang dapat membuat perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur. Masukan atau input
yang berupa stimulus merupakan bentuk pengalaman yang diperoleh siswa, sedangkan keluaran atau output yang berupa respon merupakan bentuk tingkah laku
hasil belajar siswa, yang dapat dilihat dari prestasi belajar biologi. Semakin menarik pengalaman yang diberikan guru seperti penggunaan media yang inovatif, dan
kreatif akan memberikan respon yang tinggi pula, sehingga membantu siswa memperoleh prestasi yang tinggi.
Dari teori tersebut di atas maka kemampuan memori merupakan faktor kognitif yang dimiliki siswa. Perbedaan faktor kognitif salah satunya ditunjukkan
oleh perbedaan kemampuan memori yang dimiliki siswa. Perbedaan kemampuan memori dapat menyebabkan perbedaan prestasi yang dicapai siswa. Peranan seorang
guru sangat penting dalam menciptakan stimulus yang dapat ditangkap siswa. Tingkat perbedaan memori akan berinteraksi dengan stimulus yang akan ditangkap
oleh indera. Kemampuan penerimaan stimulus sesuai dengan kemampuan faktor kognitif dalam hal ini kemampuan memori masing-masing siswa.
Menurut Ashar 2003:1 , “belajar adalah suatu proses yang kompleks yang
terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya”. Jadi belajar itu dapat
terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang tua yang mungkin
xxvi disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, ketrampilan atau
sikapnya.
2. Teori-Teori Belajar