Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pendidikan merupakan upaya sadar manusia yang tidak pernah ada hentinya. Sebab jika manusia berhenti melakukan pendidikan sulit dibayangkan apa yang akan terjadi pada sistem peradaban dan budayanya. Sejak zaman batu sampai zaman modern, seperti saat ini, proses pendidikan manusia tetap berjalan, meskipun tidak harus terjadi di jenjang persekolahan. Karena proses pendidikan harus berjalan sampai kapanpun, suatu bangsa akhirnva membangun sebuah sistem pendidikan bagi bangsa itu sendiri. Sistem pendidikan yang dibangun itu akhirnya perlu disesuaikan dengan tuntutan jamannya agar pendidikan dapat menghasilkan outcome yang relevan dengan tuntutan jaman. Oleh karena itu sistem dan praksis pendidikan kita, juga harus relevan dengan tuntutan kualitas global. Itulah sebenarnya yang menjadi persoalan besar bagi pendidikan kita menghadapi globalisasi dunia. Kita sebagai bangsa telah juga memiliki sebuah sistem pendidikan, bahkan sistem itu telah dikokohkan dengan adanya UU No.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. Persoalannya sekarang ialah apakah sistem pendidikan yang ada saat ini telah efektif untuk mendidik bangsa Indonesia menjadi bangsa yang modern, memiliki kemampuan daya saing yang tinggi di tengah-tengah bangsa lain? Jawabnya tentu saja belum. Berbicara kemarnpuan kita sebagai bangsa, nampaknya kita belum siap benar menghadapi persaingan global di abad 21. Bidang pendidikan memang menjadi tumpuan harapan bagi peningkatan 1 xv kualitas Sumber Daya Manusia SDM Indonesia untuk menghadapi proses globalisasi di hampir semua aspek kehidupan. Meskipun demikian sistem pendidikan kita masih melahirkan mismatch yang luar biasa terhadap tuntutan dunia kerja baik secara nasional, maupun regional. Kondisi seperti ini juga berarti bahwa daya saing kita secara global amat rendah. Padahal tugas utama pendidikan nasional kita ialah melahirkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang berstandar global. Di era global seperti saat ini dan masa yang akan datang, penguasaan teknologi informasi menjadi sangat penting bagi eksistensi suatu bangsa. Oleh karena itu, dilihat dari aspek pendidikan, era global akan berdampak pada cepat usangnya hardware dan software bidang pendidikan. Dengan demikian sektor pendidikan harus diberdayakan setiap saat, ini semua menuntut adanya political will yang kuat dari pemerintah. Konsekuensinya pendidikan harus digunakan sebagai investasi bagi pencapaian peningkatan kualitas outcome pendidikan nasional. Pada masa sekarang ini, pembelajaran inovatif yang akan mampu membawa perubahan belajar bagi siswa telah menjadi barang wajib bagi gurudosen. Pembelajaran konvensional telah usang dan dipandang sesuatu yang tidak menarik lagi. Siswa sudah tidak nyaman dengan model pembelajaran konvensional tersebut. Sebaliknya siswa akan senang dengan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan informasi dan teknologi yang terus berkembang. Karena itu, perlu dirancang suatu kegiatan belajar yang menarik bagi siswa. Pembelajaran IPA khususnya Biologi menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan xvi ketrampilan proses dan sikap ilmiah, maka pembelajaran yang paling sesuai adalah dengan metode demonstrasi atau eksperimen. Melalui metode demonstrasi atau eksperimen siswa secara langsung dapat mengalami proses proses IPA, mampu menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Banyaknya materi pelajaran biologi yang berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari dan lingkungan, namun dalam proses belajar mengajar guru dan siswa tidak mungkin menyampaikannya dengan obyek yang sebenarnya, dengan alasan pertimbangan biaya, resiko yang mungkin terjadi dan waktu yang tidak memungkinkan. Dalam materi anatomi dan fisiologi manusia termasuk salah satu materi yang sulit dipahami karena pertama yang dipelajari adalah bagian di dalam tubuh manusia yang tidak dapat kita lihat langsung, sehingga materi ini bersifat abstrak, yang kedua karena banyak istilah anatomi atau bahasa latin yang sebagian mahasiswa kesulitan untuk menghafal. Sehingga secara umum mahasiswa sulit untuk mempelajarinya yang berakibat rendahnya nilai prestasi yang dicapai mahasiswa. Tidak semua materi anatomi dan fisiologi manusia dapat kita pelajari hanya dengan pembelajaran secara konvensional yaitu dengan ceramah, tetapi diperlukan suatu pembelajaran dengan eksperimen di laboratorium rill maupun laboratorium virtuil karena materinya tidak dapat dilihat secara langsung dan bersifat abstrak. Penerapan pembelajaran dengan laboratorium virtuil merupakan inovasi dalam pembelajaran biologi yaitu dengan menggunakan media komputer dengan software tertentu untuk membentuk memperjelas konsep yang dipelajari oleh mahasiswa. xvii Penyajian dengan animasi komputer sangat efektif untuk menunjukkan hubungan antara objek, merangsang tindakan, mendisplay urutan langkah dalam suatu prosedur, memperjelas konsep yang sulit dan membuat konsep abstrak menjadi lebih konkrit. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UMS melakukan praktikum dengan menggunakan laboratorium riil, yaitu dengan menggunakan media torso atau imitasi dan obyek riil organ-organ anatomi tubuh manusia. Dengan media torso 3D tersebut diharapkan dapat memberi pemahaman terbaik kepada mahasiswa, mengenal letak, ukuran dan fisiologi dari organ tubuh yang sebenarnya. Materi anatomi dan fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang urai tubuh dan proses fisiologinya dari berbagai sistem, diantaranya adalah sistem kerangka, sistem otot atau gerak, sistem pencernaan sistem pernapasan, sistem peredaran darah, sistem ekskresi, sistem reproduksi dan sistem indera. Materi ini sangat penting karena berkaitan erat dengan proses kehidupan sehari-hari yang terjadi pada diri manusia. Dalam mempelajari materi anatomi menggunakan istilah- istilah anatomi dan nama-nama latin, sehingga sebagian mahasiswa kesulitan dalam menghafal. Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. xviii Belajar di bidang formal tidak selalu menyenangkan. Apalagi jika Anda harus belajar dengan terpaksa . Menghadapi keterpaksaan untuk belajar jelas bukan hal yang menyenangkan. Tidak akan mudah bagi seseorang untuk berkonsentrasi belajar jika ia merasa terpaksa. Oleh karena itu, kita perlu mencari jalan bagaimana agar belajar menjadi hal yang menyenangkan, atau walaupun tetap terpaksa, tapi dapat menjadi lebih mudah dan efektif. Mengetahui gaya belajar siswa sebagai cara untuk mencari jalan agar belajar menjadi hal yang mudah dan menyenangkan. Sebagaimana kita ketahui, belajar membutuhkan konsentrasi. situasi dan kondisi, untuk berkonsentrasi sangat berhubungan dengan gaya belajar. Jika kita mengenali gaya belajar siswa, maka kita dapat mengelola pada kondisi apa, di mana, kapan dan bagaimana kita dapat memaksimalkan belajarnya. Mengenali gaya belajar belum tentu membuat siswa menjadi lebih pandai, tetapi dengan mengenali gaya belajar, kita dapat menentukan cara belajar yang lebih efektif. Gaya belajar didefinisikan sebagai kebiasaan belajar dimana seseorang merasa paling efisien dan efektif dalam menerima, memproses, menyimpan dan mengeluarkan sesuatu yang dipelajari. Gaya belajar yang dikenal dengan kesederhanaannya adalah VAK. Gaya belajar VAK menggunakan tiga penerima sensori utama, yakni visual, auditory dan kinestetik. Kemampuan memori sangat berkaitan dengan kemampuan menerima atau memasukkan learning , menyimpan retention dan menimbulkan kembali remembering . Untuk mengetahui kemampuan lebih lanjut harus memahami bagaimana daya ingat itu bekerja. Materi biologi terutama pada anatomi dan fisiologi manusia banyak menggunakan istilah anatomi atau bahasa latin, untuk xix mengingat kembali atau menghafal ini dipengaruhi oleh kemampuan memori mahasiswa. Kenyataan di lapangan ada mahasiswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi dan kemampuan memori rendah. Untuk itu dengan menggunakan laboratorium virtuil dalam pembelajaran terutama pada materi anatomi dan fisiologi adalah sangat tepat karena dengan menggunakan laboratorium virtuil mampu menunjukkan proses fisiologi yang bersifat abstrak karena tidak dapat dilihat secara nyata menjadi lebih konkrit.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Penerapan Laboratorium Riil Dan Virtual Pada Pembelajaran Fisika Melalui Metode Eksperimen Ditinjau Dari Gaya Belajar

0 4 33

PENGARUH PENGGUNAAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM VIRTUIL PADA PEMBELAJARAN FISIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

0 7 111

PENGGUNAAN LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUIL PADA PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA

0 4 136

PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI DAN GAYA BELAJAR SISWA.

0 0 10

PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL PBM MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM VIRTUIL DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN GAYA BELAJAR.

0 0 8

PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUIL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

0 1 10

PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL SIKLUS BELAJAR HIPOTETIK DEDUKTIF DENGAN MEDIA RIIL DAN MEDIA VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN PENALARAN ANALITIS DAN GAYA BELAJAR SISWA.

0 0 12

PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL SIKLUS BELAJAR HIPOTETIK DEDUKTIF DENGAN MEDIA RIIL DAN MEDIA VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN PENALARAN ANALITIS DAN GAYA BELAJAR SISWA.

0 0 11

PEMBELAJARAN BARBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM VIRTUIL DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN GAYA BELAJAR.

0 0 7

PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI METODE EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN GAYABELAJAR SISWA | Setia Bakti | Inkuiri 3825 8458 1 SM

0 1 9