Gaya Belajar Kajian Teori

xxxvii Tahapan Tingkah Laku Guru Tahap fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran dan memotivasi belajar siswa. Tahap fase 2 Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan Guru mendemonstrasikan keterampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap. Tahap fase 3 Membimbing pelatihan Guru membimbing pelatihan atau membimbing kelompok-kelompok belajar saat mereka mengerjakan tugas. Tahap fase 4 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Guru mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dan memberi umpan balik. Tahap fase 5 Memberikan pelatihan lanjutan dan pemberian penghargaan Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok, sekaligus memberi pelatihan lanjutan pada penerapan yang lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran langsung Direct Instruction ini merupakan suatu model pembelajaran yang lebih bersifat teacher center . Tuntutan model pembelajaran ini menjadikan peran guru cukup dominan, maka guru diharapkan dapat mengembangkannya sehingga dapat menjadi seorang model yang menarik bagi siswanya atau dapat pula guru melibatkan siswa menjadi model. Jika ini terjadi berarti guru memberi harapan yang tinggi agar siswa mencapai hasil balajar yang baik dengan memaksimalkan pengelolaan pembelajaran dan memanfaatkan lingkungan belajar yang efektif.

7. Gaya Belajar

Menurut James dan Blank 1993:47, “ learning style is habit learns where somebody felts efficientest and effective in get, processed, keep and take outside something that is studied ”. Gaya belajar didefinisikan sebagai kebiasaan belajar xxxviii dimana seseorang merasa paling efisien dan efektif dalam menerima, memproses, menyimpan dan mengeluarkan sesuatu yang dipelajari. Mc Loughlin 1999:222, menyimpulkan bahwa istilah gaya belajar merujuk pada kebiasaan dalam memperoleh pengetahuan. Honey dan Mumford dalam Surjono 2007:258 mendefinisikan gaya belajar sebagai sikap dan tingkah laku yang menunjukkan cara belajar seseorang yang paling disukai. Ringkasan dari beberapa penelitian mengenai gaya belajar menunjukkan bahwa 1 beberapa pelajar mempunyai kebiasaan belajar yang berbeda dengan yang lainnya, 2 beberapa pelajar belajar lebih efektif bila diajar dengan metode yang paling disukai, dan 3 prestasi pelajar berkaitan dengan bagaimana caranya belajar. Gaya belajar sering diukur dengan menggunakan kuesioner atau tes psikometrik. McLoughlin 1999:224, terdapat berbagai macam alat untuk mengukur gaya belajar, diantaranya adalah: a Honey and Mumford’s Learning Styles Questionnaire Honey Mumford, 1992, b Grasha-Riechmann Student Learning Style Scales Hruska-Riechmann Grasha, 1982, c Felder’s Index of Learning Styles Felder Silverman, 1988 Salah satu gaya belajar yang dikenal dengan kesederhanaannya adalah VAK. Gaya belajar VAK menggunakan tiga penerima sensori utama, yakni visual, auditory dan kinestetik dalam menentukan gaya belajar seorang peserta didik yang dominan Rose, 1987. Gaya belajar VAK ini didasarkan atas teori modaliti, yakni meskipun dalam setiap proses pembelajaran peserta didik menerima informasi dari ketiga sesnsori tersebut, akan tetapi ada salah satu atau dua sensori yang dominan. Menurut Bobbi 2001:85, dalam buku Quantum Learning dipaparkan 3 modalitas belajar seseorang yaitu : “modalitas visual, auditori atau kinestetik xxxix V-A-K. Walaupun masing-masing dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya”. a. Visual belajar dengan cara melihat Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah matapenglihatan visual, dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyakdititikberatkan pada peragaanmedia, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video, dan di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi. Ciri-ciri gaya belajar visual antara lain : bicara agak cepat, mementingkan penampilan dalam berpakaianpresentasi, tidak mudah terganggu oleh keributan, mengingat yang dilihat dari pada yang didengar, lebih suka membaca dari pada dibacakan, pembaca cepat dan tekun, seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata, lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato, lebih suka musik dari pada seni, mempunyai masalah untuk xl mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual antara lain : gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta, gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting, ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi, gunakan multi-media contohnya: komputer dan video dan ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar. b. Auditori belajar dengan cara mendengar Lirikan kekirikekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang-sedang saja. Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga alat pendengarannya, untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch tinggi rendahnya, kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset. Ciri-ciri gaya belajar auditori antara lain : saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri, penampilan rapi, mudah terganggu oleh keributan, belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat, senang membaca dengan keras dan mendengarkan, menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca, biasanya ia pembicara yang fasih, xli lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya, lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik, mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visual, berbicara dalam irama yang terpola dan dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori antara lain: ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga, dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras, gunakan musik untuk mengajarkan anak, diskusikan ide dengan anak secara verbal dan biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur. c. Kinestetik belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan. Ciri-ciri gaya belajar kinestetik antara lain: berbicara perlahan, penampilan rapi, tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan, belajar melalui memanipulasi dan praktek, menghafal dengan cara berjalan dan melihat, menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca, merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita, menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca, menyukai permainan yang xlii menyibukkan, tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu dan menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka menggunakan kata-kata yang mengandung aksi Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik adalah : jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam, ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru, izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar dan gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan, izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik. Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik. Gaya belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Menurut Guild and Garger dalam Joseph Pitts 2009:255, mengatakan “understanding learning styles can help educators facilitate, structure, and validate suc cessful learning for all students”. Artinya bahwa dengan memahami gaya belajar dapat membantu para pendidik untuk memudahkan belajar siswa belajar dengan sukses. Sims and Sims dalam Joseph Pitts 2009:255 , yang menyatakan “ identifying and teaching throug h learning styles can improve students’ test scores and increase content knowledge”. Mengidentifikasi dan mengajar melalui gaya belajar siswa dapat menambah skor tes dan meningkatkan pengetahuan. xliii Dan Dunn and Dunn dalam Joseph Pitts 2009:255 , menyatakan “ demonstrate that when students aretaught using their preferred learning styles, they showincreased academic achievement, improved attitudestoward instruction, and better discipline than whenthey are taught using their nonpreferred styles”. Ketika siswa diajarkan menggunakan gaya belajar yang mereka sukai, mereka menunjukkan meningkatkan prestasi akademik.

8. Kemampuan Memori

Dokumen yang terkait

Penerapan Laboratorium Riil Dan Virtual Pada Pembelajaran Fisika Melalui Metode Eksperimen Ditinjau Dari Gaya Belajar

0 4 33

PENGARUH PENGGUNAAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM VIRTUIL PADA PEMBELAJARAN FISIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

0 7 111

PENGGUNAAN LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUIL PADA PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE EKSPERIMEN DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA

0 4 136

PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI DAN GAYA BELAJAR SISWA.

0 0 10

PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL PBM MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM VIRTUIL DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN GAYA BELAJAR.

0 0 8

PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUIL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

0 1 10

PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL SIKLUS BELAJAR HIPOTETIK DEDUKTIF DENGAN MEDIA RIIL DAN MEDIA VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN PENALARAN ANALITIS DAN GAYA BELAJAR SISWA.

0 0 12

PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL SIKLUS BELAJAR HIPOTETIK DEDUKTIF DENGAN MEDIA RIIL DAN MEDIA VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN PENALARAN ANALITIS DAN GAYA BELAJAR SISWA.

0 0 11

PEMBELAJARAN BARBASIS MASALAH MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM VIRTUIL DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN GAYA BELAJAR.

0 0 7

PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI METODE EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN GAYABELAJAR SISWA | Setia Bakti | Inkuiri 3825 8458 1 SM

0 1 9