Indikator Kualitas Proses Pembelajaran 1 Kinerja Guru

pengetahuan dari guru kepada peserta didik, tetapi melakukan pendidikan dalam arti keseluruhan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas proses pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran yang dipengaruhi oleh partisipasi siswa, peran guru, serta suasana proses belajar dengan harapan luaran atau tujuan- tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai denga hasil yang lebih baik.

a. Indikator Kualitas Proses Pembelajaran 1 Kinerja Guru

Rusman 2013: 53 mengungkapkan kualitas kinerja guru dinyatakan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu Kompetensi Pedagogik, Kepribadian, Sosial, dan Profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Barlow dalam Uno 2011: 79-80 mengemukakan bahwa kemampuan guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Dengan demikian, kemampuan guru merupakan kapasitas internal yang dimiliki guru dalam melaksanakan tugas profesinya. Tugas profesional guru bisa diukur dari seberapa jauh guru mendorong proses pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan efisien. Slameto 2010: 97 menjelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa. Secara lebih terperinci Slameto 2010: 97 mengungkapkan tiga tugas guru yaitu: 1 mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang; 2 memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai; 3 membantu perpustakaan.uns.ac.id commit to user perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai, dan penyesuaian diri. Dalam proses belajar mengajar guru tidak terbatas sebagai penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu, ia bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan kepribadian siswa. Ia harus mampu menciptakan proses belajar yang sedemikan rupa sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar secara aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan menciptakan tujuan. Cooper dalam Uno 2011: 80 mengemukakan empat kompetensi guru, yakni: a mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia; b mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya; c mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat, dan bidang studi yang dibinanya; d mempunyai keterampilan teknik mengajar. Pendapat lain yang hampir sama dikemukakan oleh Grasser dalam Uno 2011: 80 ada empat hal yang harus dikuasai guru, yakni: a menguasai bahan pelajaran, b kemampuan mendiagnosis tingkah laku siswa, c kemampuan melaksanakan proses pengajaran, dan d kemampuan mengukur hasil belajar siswa. Nana Sudjana dalam Uno 2011: 80 telah membagi kompetensi guru dalam tiga bagian, yaitu sebagai berikut: a kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan intelektual seperti penguasaan mata pelajaran, pengahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan, penyuluhan, pengethuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan, serta pengetahuan umum lainnya; b kompetensi bidang sikap, artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal berkenaan dengan tugas profesinya. Misalnya sikap menghargai pekerjaannya, menintai dan memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap sesame teman profesinya, memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya; c kompetensi perilakuperformance, artinya kemampuan guru dalam berbagai keterampilanberperilaku, seperti keterampilan mengajar, membimbing menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul atau berkomunikasi dengan siswa, keterampilan menumbuhkan semangat belajar perpustakaan.uns.ac.id commit to user para siswa, keterampilan menyusun persiapanperencanaan mengajar, keterampilan melaksanakan administrasi kelas, dan lain-lain. Kinerja guru dapat dilihat saat dia melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas termasuk persiapannya baik dalam bentuk program semester maupun persiapan mengajar. Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru, Suwandi 2011: 160-161 menyebutkan indicatoraspek yang dinilai dalam instrumen penilaian kinerja guru. Instrumen tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.2. Instrumen Penilaian Kinerja Guru No Indikator Aspek yang Dinilai Skor 1 2 3 4 I PRAPEMBELAJARAN 1 Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media. 2 Memeriksa kesiapan siswa. II MEMBUKA PEMBELAJARAN 1 Melakukan kegiatan apersepsi. 2 Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatan. III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A Penguasaan materi pembelajaran 1 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan. 2 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan. B Pendekatanstrategi pembelajaran 1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. 2 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa. 3 Melaksanakan pembelajaran secara runtut. 4 Menguasai kelas. 5 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual. 6 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif nurturant effect. 7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan. 8 Penggunaaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pembelajaran. 9 Penggunaan model pembelajaran inovatif. C Pemanfaatan sumber belajarmedia pembelajaran 1 Menunjukan keterampilan dalam penggunaan sumber belajarmedia pembelajaran. 2 Menghasilkan pesan yang menarik. 3 Melibatkan siswa dalam pembuatan dan pemanfaatan sumber belajarmedia pembelajaran. D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 1 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. commit to user 2 Merespons positif partisipasi siswa. 3 Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa. 4 Menunjukan sikap terbuka terhadap respons siswa. 5 Menunjukan hubungan antarpribadi yang kondusif. 6 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar. E Penialain proses dan hasil belajar 1 Memantau kemajuan belajar. 2 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi. IV PENUTUP 1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa. 2 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidipengayaan. SKOR TOTAL SKOR AKHIR= Skor Total:112 x 100 2 Kinerja Siswa Pembelajaran dilukiskan sebagai upaya seseorang yang bertujuan untuk membantu orang belajar. Menurut Darsono dkk 2001: 25 menjelaskan pengertian pembelajaran secara humanistik yaitu memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya. Dimyati dan Mudjiono 1999: 297 menambahkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Jadi proses pembelajaran dikatakan berkualitas apabila siswa aktif. Slavin 2009: 4 berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana para siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pembelajaran. Proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik apabila siswa dapat bekerja sama dengan anggota di dalam kelompoknya. Slameto 2010: 44 mengungkapkan dalam proses belajar siswa melatih bekerja sama dalam kelompok berdiskusi. Mereka bertanggung jawab bersama dalam proses memecahkan masalah. Timbulnya pertanyaan, saran dan komentar mendorong mereka untuk berpikir lebih lanjut, dan berusaha memperbaiki kekurangannya. Mutu makna dan efektifitas belajar sebagian besar tergantung pada kerangka sosial tempat belajar itu berlaku. Di sini berlaku prinsip pengajaran sosialisai. Kondisi sosial dalam suatu kelas banyak sekali pengaruhnya atas proses belajar yang sedang berjalan di kelas itu. perpustakaan.uns.ac.id commit to user Seseorang akan lebih baik melakukan tugasnya bila ia melakukannya dalam kelompok dengan orang-orang yang bersamaan tugasnya. Bekerja secara kelompok semacam itu, menimbulkan kecenderungan mencapai kecepatan bekerja yang lebih besar, menimbulkan kesungguhan bekerja, dan menghasilkan ketelitian bekerja. Guru tidak perlu memberi dorongan yang dibutuhkan siswa, cukup hanya memberikan masalahnya, kemudian membiarkan segala sesuatunya berjalan untuk mendapatkan pemecahan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator kualitas pembelajaran siswa meliputi: minat, keaktifan, kerja sama, dan tanggung jawab. Berkenaan dengan hal tersebut, untuk memudahkan dalam penilaian kinerja siswa masing-masing aspek kualitas pembelajaran di atas perlu di jabarkan dalam indikator penilaian. Penjabaran masing-masing aspek kualitas pembelajaran siswa dapat di lihat pada tabel berikut ini. perpustakaan.uns.ac.id commit to user Tabel 2.4. Instrumen Penilaian Kinerja Siswa Aspek Keterangan Skor Minat Siswa benar-benar memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan menjelaskan materi pelajaran, tidak melamun, tidak mengantuk, tidak melihat ke luar ruangan, dan mencatat semua materi dan penjelasan yang diberikan guru. 5 Siswa memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan menjelaskan materi pelajaran, tidak melamun, tidak mengantuk, tidak melihat ke luar ruangan, dan kadang-kadang terlihat mencatat semua materi dan penjelasan yang diberikan guru. 4 Siswa sudah tidak terlihat melamun, mengantuk, melihat ke luar ruangan, namun masih beberapa kali berbincang-bincang dengan temannya tidak begitu memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan menjelasan materi pelajaran. 3 Siswa beberapa kali masih terlihat melamun, mengantuk, melihat ke luar ruangan, masih sibuk dengan aktivitas nasing-masing dan tidak memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan menjelasan materi pelajaran. 2 Siswa sering melamun, mengantuk, melihat ke luar ruangan, sibuk dengan aktivitas nasing-masing dan tidak memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan menjelasan materi pelajaran. 1 Keaktifan Siswa sangat antusias menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, sangat berani menyatakan pendapat, sangat aktif dalam berdiskusi dan sangat berani menanyakan tentang materi yang belum dipahami. 5 Siswa mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, berani menyatakan pendapat, aktif dalam diskusi tapi masih sedikit menanyakan tentang materi yang belum dipahami. 4 Siswa mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, berani menyatakan pendapatnya tapi belum berani menanyakan tentang materi yang belum dipahami. 3 Siswa sudah mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, tetapi masih belum berani bertanya tentang materi yang belum dipahami. 2 Siswa tidak mau menjawab pertanyaan guru, dan tidak berani bertanya tentang materi yang belum dipahami. 1 Kerja sama Siswa sangat serius bekerjasama dengan siswa kelompok, sangat aktif berdiskusi, dan sangat berani menyampaikan pendapatnya. 5 Siswa serius bekerjasama dengan siswa kelompok, aktif berdiskusi, dan berani berpendapat. 4 Siswa siswa cukup serius bekerjasama dengan siswa kelompok, cukup aktif berdiskusi, dan kurang berani berpendapat. 3 Siswa kurang serius bekerjasama dengan siswa kelompok, kurang aktif berdiskusi, dan tidak berani berpendapat. 2 Siswa sangat kurang serius bekerjasama dengan siswa kelompok, tidak berani aktif berdiskusi, dan tidak pernah berpendapat. 1 Tanggung Jawab Siswa sangat serius dan sangat bertanggung jawab dalam melaksanakan pembelajaran, sangat aktif serta mengerjakan tugas kelompok dan individu. 5 Siswa serius dan bertanggung jawab dalam melaksanakan pembelajaran, aktif, serta mengerjakan tugas kelompok dan individu. 4 Cukup serius dalam mengikuti pembelajaran, cukup bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan, serta mengerjakan tugas kelompok dan individu. 3 Kurang bertanggung jawab dalam mengikuti pembelajaran, malas terhadap apa yang dilakukan, serta kadang-kadang mengerjakan tugas kelompok dan individu. 2 Siswa tidak punya tanggung jawab sama sekali dalam pembelajaran, suka buat gaduh, dan tidak serius serta tidak mengerjakan tugas kelompok dan individu. 1 commit to user

C. Kerangka Berpikir

Seseorang melakukan kegiatan berbicara secara umum adalah untuk melakukan komunikasi. Komunikasi yang baik tentunya komunikasi yang terarah sesuai dengan maksud dan tujuannya, serta dapat dipahami oleh lawan tutur. Karena itu, seseorang tidak hanya bisa berbicara tetapi diharapkan untuk terampil berbicara. Pengajaran keterampilan berbicara harus mampu memberikan kesempatan kepada setiap individu mencapai tujuan yang dicita-citakan. Keterampilan berbicara krama di SMPN 3 Mejayan Madiun masih rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai ulangan bahasa Jawa khususnya kompetensi berbicara. Siswa yang mencapai batas kelulusan pada KD berbicara ini masih berkisar 40 dari jumlah siswa keseluruhan, terutama pada kelas VII G. Penyebab rendahnya kemampuan berbicara siswa diindikasikaan karena beberapa faktor, antara lain: 1 Motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran bahasa Jawa masih kurang karena dianggap belajar bahasa Jawa kurang penting dan ketinggalan zaman; 2 Guru kurang tepat dalam menerapkan pendekatan pembelajaran, oleh karena itu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik diharapkan hasil dalam penelitian ini dapat diterapkan, yaitu dengan metode Fishbowl. Metode Fishbowl adalah metode diskusi yang menekankan pada prinsip belajar berpusat pada pengalaman siswa. Metode ini bertujuan supaya seluruh anggota kelompok diskusi mendpatkan kesemptan untuk memberikan kontribusi dan mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota lain. Metode ini memiliki struktur pengajaran yang sangat sesuai digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, karena menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali. Semua siswa mendapat kesempatan yang adil dan sama dalam menyumbangkan pemikirannya. Metode ini sangat cocok untuk pelajaran bahasa Jawa pada keterampilan berbicara krama, karena pembelajaran berbicara Jawa dari hari ke hari semakin menunjukkan kemerosotan minat generasi muda, jadi perlu didukung dengan metode yang efektif dan menarik. Setelah diterapkan pendekatan pembelajaran tersebut, kualitas proses dan hasil belajar siswa meningkat yang pada akhirnya sasaran utama meningkatnya hasil pembelajaran kemampuan berbicara krama siswa akan ikut meningkat. perpustakaan.uns.ac.id commit to user