b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pembelajaran berbicara menggunakan bahasa Jawa krama pada siklus I diawali dengan  mengondisikan  siswa  dalam  pembelajaran  kooperatif,  penjelasan  guru  tentang
berbicara  menggunakan  bahasa  Jawa krama sesuai unggah-ungguh yang  benar. Pelaksanaan  tindakan  pertama  ini,  dilakukan  dalam  dua  pertemuan  4  jam  pelajaran,
4x40 menit. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 23 April 2014 di ruang kelas VII  G selama 2 x 40 menit. Dimulai pukul 07.00 WIB dan diakhiri pukui 08.20
WIB.  Pertemuan  kedua  pada  hari  rabu  tanggal  30  April  2014  di  ruang  kelas  VII  G selama 2 x 40 menit. Dimulai pukul 07.00 WIB dan diakhiri pukul 08.20 WIB. Alokasi
waktu  yang  digunakan  baik  pada  pertemuan  pertama  maupun  kedua  adalah  2  x  40 menit.
Pertemuan  pertama  dilaksanakan  pada  tanggal  23  April  2014, dan pertemuan kedua  tanggal  30  April  2014.  Pada  pertemuan  pertama,  guru  memberi  penjelasan
tentang konsep berbicara bahasa Jawa krama. Kegiatan diawali dengan 1 menyiapkan siswa  untuk  melaksanakan  kegiatan  belajar  mengajar,  2  bertanya  tentang  kegiatan
sehari-hari  dan  mengarahkan  pada  pembicaraan  tentang  penggunaam  berbicara  bahasa Jawa krama sehari-hari, dan menunjuk beberapa siswa memeragakan praktik berbicara
mereka kepada orang tua ketika dirumah, 3 menyampaikan tujuan pembelajaran, dan 4  mengondisikan  siswa  membentuk  kelompok  diskusi fishbowl dengan  membuat
lingkaran kecil dan lingkaran besar. Setelah  mengkondisikan  siswa,  guru  melaksanakan  kegiatan  inti,  yakni
menyampaikan materi berbicara bahasa Jawa krama, serta aspek penilaiannya. Setelah itu,  siswa  diberikan  soal  berupa  kata  dalam  bahasa  Jawa ngoko untuk  dicari  bahasa
Jawa krama-nya.  Selanjutnya  siswa  diwajibkan  menggunakan  kata  tersebut  dalam kalimat yang tepat dengan memperhatikan siapa lawan bicara.
Langkah-langkah  berbicara  menggunakan  bahasa  Jawa krama sudah  diberikan guru dalam bentuk lembar kerja siswa. Dalam menyusun kalimat, siswa memperhatikan
pilihan kata sesuai dengan unggah-ungguh yang tepat. Pada  tahap  kegiatan  kelompok  semua  siswa  wajib  menaati  aturan  yang
disepakati. Siswa  yang tidak bisa menemukan kosa kata  yang diminta akan digantikan oleh  siswa  dari  lingkaran  luar.  Guru  bertugas  memandu  jalannya  diskusi  agar  siswa
tetap  kondusif.  Pada  akhir  diskusi  siswa  yang  paling  aktif  akan  mendapatkan penghargaan dari guru.
commit to user
Pertemuan  kedua  pada  siklus  I  guru  mengondisikan  siswa  dalam  kelompok seperti  pertemuan  sebelumnya  untuk  membentuk  lingkaran.  Perbedaanya,  pada
pertemuan  kedua  ini  seluruh  siswa  dibagi  menjadi  dua  sama  banyak.  Tiap  kelompok beranggota  14  siswa  kemudian  membentuk  lingkaran  besar  dan  lingkaran  kecil  untuk
mengerjakan  tugas  dari  guru.  Siswa  yang  pada  pertemuan  pertama  mendapatkan penghargaan  dijadikan  pengawas  untuk  tiap  kelompok.  Guru  menilai  siswa  sesuai
dengan kriteria penilaian berdasarkan aspek penilaian berbicara yaitu kosakata, tekanan, pemahaman, tata bahasa, dan kelancaran. Kegiatan pembelajaran berbicara bahasa Jawa
krama menggunakan metode fishbowl pada siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan ketika siswa berdiskusi dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.2 Siswa Ketika Berdiskusi Fishbowl Siklus I
Pada  tahap  evaluasi,  guru  bersama-sama  dengan  siswa  bertanya  jawab menyampaikan  kelebihan  dan  kekurangan  mereka  dalam  berbicara krama dalam
kelompok.  Selanjutnya  tiap  kelompok  mempresentasikan  perwakilan  tiap  kelompok untuk  diadu  dengan  kelompok  yang  lain.  Pada  akhir  pertemuan  guru  mengumumkan
siswa paling aktif yang selanjutnya mendapatkan penghargaan. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4.3 Siswa yang Aktif Mendapatkan Penghargaan c. Observasi Siklus I
1 Pengamatan Kinerja Siswa Siklus I
Pengamatan penelitian ini menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan oleh peneliti.  Berdasarkan  pengamatan,  siswa  lebih  aktif  dan  lebih  senang  mengikuti
pembelajaran  yang  diawali  dengan  model  pembelajaran fishbowl. Pembelajaran berbicara  bahasa  Jawa krama berjalan  cukup  lancar  meskipun  belum  semua  siswa
mencapai KKM. Hal ini tampak pada antusiasme siswa selama proses pembelajaran. Minat  siswa  untuk  dapat  bcrbicara  bahasa  Jawa krama meningkat.  Siswa
menganggap  bahwa  pembelajaran  berbicara  bahasa  Jawa krama dengan  metode fishbowl cukup menarik. Mereka bersemangat untuk bekerja di dalam kelompok. Hal ini
karena  mereka  beranggapan  bahwa  tugas  yang  dianggap  sulit  dapat  diselesaikan bersama-sama.  Kegiatan  pembelajaran  berbicara  bahasa  Jawa krama menggunakan
metode fishbowl pada  siswa  kelas  VII  G  SMPN  3  Mejayan  ketika  siswa  berdiskusi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
commit to user
Gambar 4.4 Suasana Diskusi kelompok Siklus I
Metode fishbowl membantu  siswa  mengatasi  kesulitan  dalam  berbicara  bahasa Jawa krama. Siswa  yang termasuk dalam kelompok besar dapat bertanya  secara bebas
pada  teman  satu  kelompok.  Kebosanan  yang  biasanya  menjadi  kendala  dalam pembelajaran  berbicara  dapat  terkurangi  dengan  cara  berdiskusi.  Siswa  tampak  serius
mengikuti  pembelajaran  berbicara  bahasa  Jawa krama. Siswa  yang menjadi  kelompok kecil beberapa  masih  ada  yang  masih  kaku  ketika  berbicara.  Masih  ada  siswa yang
malu-malu ketika berbicara karena tidak serius. Adapun  aspek-aspek  yang  diamati  dan hasil  pada  pengamatan  kinerja  siswa
siklus I dalam pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama adalah sebagai berikut.
Tabel. 4.2 Hasil Pengamatan Kinerja Siswa Siklus I
No Aspek yang Dinilai
Skor Pertemuan Rerata
I II
1 Keaktifan
siswa dalam
mendengarkan penjelasan guru
77 82
79,5 2
Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran 78
81 79,5
3 Kemampuan  siswa  dalam  merespon  dan
menjawab pertanyaan guru 67
73 70
4 Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok
79 80
79,5 5
Kemampuan dalam melaksanakan tugas guru 74
77 75,5
commit to user
Berdasarkan  data  hasil  pengamatan  kinerja  siswa  di atas,  dapat  dideskripsikan bahwa  siswa  lebih  aktif,  tidak  jenuh,  dan  lebih  mudah  dalam  mengikuti  pembelajaran
berbicara  bahasa  Jawa krama. Siswa  lebih  kelihatan  antusias  dan  senang  dalam berdiskusi  dengan  model fishbowl. Keaktifan  siswa  dalam  mendengarkan penjelasan
mencapai  persentase  82,  dan  keaktifan  siswa  dalam  mengikuti  pembelajaran mencapai persentase 81. Siswa dalam merespon pertanyaan dan menjawab pertanyaan
guru mencapai persentase 73. Dalam berdiskusi kelompok siswa mencapai persentase 80.  Sedangkan  kemampuan  siswa  dalam  melaksanakan  tugas  guru  mencapai
persentase  79.  Dengan  kata  lain  intensitas  belajar  siswa  atau  kinerja  siswa  dalam proses pembelajaran lebih baik dibandingkan kondisi sebelumnya.
2 Pengamatan Kinerja Guru Siklus I
Rencana  pelaksanaan  pembelajaran  yang  telah  dirancang  dan  ditetapkan  oleh peneliti dan guru kolaborator telah dilaksanakan sasuai dengan rencana dan aturan atau
tahapan demi tahapan metode pembelajaran fishbowl. Dalam pembelajaran, guru belum sepenuhnya  bisa  mengkondisikan  siswa.  Masih  banyak  siswa  yang  bermain,  atau
berbicara dengan teman ketika kelompok kecil berdiskusi. Kegiatan guru belum optimal dalam  proses  pembelajaran  berbicara  bahasa  Jawa krama menggunakan  metode
fishbowl. Adapun hasil pengamatan kinerja guru siklus I dalam pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus I No.
Kegiatan Skor Pertemuan
Rerata I
II
1 Pra Pembelajaran
4 4
4 2
Kegiatan Pendahuluan 2
6 4
3 Kegiatan Inti
43 46
44,5 4
Kegiatan Penutup 3
4 3,5
Skor Perolehan 56
Skor Total 84
Nilai 66,7
Kategori cukup
commit to user
Tabel  di  atas menunjukkan  bahwa  kinerja  guru  yang  dilakukan  selama pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama pada siklus I sudah mengalami peningkatan
dibandingkan pada prasiklus. Kegiatan  I,  yaitu kegiatan pra pembelajaran dengan poin menyiapkan  ruang,  alat,  dan  media  pembelajaran  serta  memeriksa  kesiapan  siswa
mendapat skor 4 pada pertemuan 1 dan skor 4 pada pertemuan 2. Pada kegiatan II, yaitu kegiatan  pendahuluan  dengan  poin  memberikan  apersepsi  dan  menginformasikan  SK,
KD, tujuan, dan indikator  yang ingin dicapai dalam pembelajaran mendapatkan skor 2 pada  pertemuan  1  dan  skor  6  pada  pertemuan  2.    Kemudian  pada  kegiatan  inti,  yaitu
yang  terdiri  atas  poin  penguasaan  materi  pembelajaran,  pendekatanmetode pembelajaran,  pemanfaatan  sumbermedia  pembelajaran,  pembelajaran  yang  memicu
dan memelihara keterlibatan siswa, dan penilaian proses dan hasil belajar mendapatkan skor 43 pada pertemuan  1 dan skor 46 pada pertemuan 2. Terakhir, pada kegiatan  IV,
yaitu kegiatan akhir mendapatkan skor 3 pada pertemuan 1 dan skor 4 pada pertemuan 2. Skor total dari yang diperoleh pada siklus I ini adalah 112 dengan nilai rata-rata 66,7.
Pada  tahap  pelaksanaan  pembelajaran  mulai  dari  apersepsi,  guru  masih  kurang dalam  memulai  proses  pembelajaran  yang  akan  memancing  siswa  untuk  berani
bertanya. Dalam pengelolaan kelas guru juga masih kurang respon terhadap siswa yang bemain  ketika  siswa  lain  berdiskusi  di  kelompok  tengah.  3  Mejayan  ketika
pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.5 Suasana Pembelajaran Siklus I 3 Penilaian Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama Siswa Siklus I
commit to user
Setelah  peneliti  melakukan  penilaian  pembelajaran  berbicara  terhadap keterampilan  berbicara  bahasa  Jawa krama siswa,  dapat  diketahui  bahwa  hasil  belajar
siswa pada siklus I belum mencapai target yang telah ditentukan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus I
Panjang Interval Frekuensi
Prosentase 76
– 80 8
29 71
– 75 11
39 66
– 70 7
25 61
– 65 2
7 Nilai Rata-rata
74,5 Ketuntasan Klasikal
74
Berdasarkan  tabel  tersebut  diketahui  bahwa  ada  delapan  siswa  29 memperoleh nilai lebih dari 76 dengan kategori baik, sebelas siswa 39 memperoleh
nilai  71-75.  Namun  tujuh  siswa  25  masih  ada  yang  memperoleh  nilai  66-70. Sedangkan dengan nilai 61-65 terdapat dua siswa 7. Melihat hasil data di atas dapat
diketahui bahwa masih ada 33  atau 9 siswa  yang memperoleh nilai dibawah standar kriteria  ketuntasan  minimal  yaitu  nilai  75.  Sedangkan  siswa  yang  sudah  memenuhi
standar  kriteria  ketuntasan  minimal  berjumlah  19  orang  atau  sekitar  68.  Target pencapaian dalam penelitian ini adalah nilai keterampilan berbicara bahasa Jawa krama
80 siswa mencapai nilai minimal 75, sedangkan pada siklus I ini baru ada 68 siswa mencapai  nilai  minimal  75,  maka  pembelajaran  pada  siklus  dinyatakan  belum  tuntas
atau belum mencapai target. Dengan demikian perlu dilakukan perbaikan untuk proses pembelajaran  siklus  II. Guna  lebih  jelasnya,  perolehan  hasil  ketuntasan  belajar  siswa
pada siklus I digambarkan dalam grafik berikut ini. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4.6 Histogram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
Rentang Nilai
d. Refleksi Siklus I