3. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Berbicara Bahasa Jawa Krama
dengan Menggunakan Metode Fishbowl
Setelah dilaksanakan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan metode fishbowl mulai siklus I sampai dengan siklus II terjadi peningkatan kualitas
proses pembelajaran pada siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan. Ini terlihat pada meningkatnya kinerja siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran. Berdasarkan kriteria
aspek penilaian, kinerja siswa mengalami peningkatan. Siklus I kinerja siswa mencapai rata-rata nilai 78,8, sedangkan pada siklus II mencapai rata-rata nilai 84,3.
Begitu pula pada kinerja guru, berdasarkan observasi dan kriteria aspek penilaian mulai dan tahap perencanaan sampai dengan tahap pelaksanaan kinerja guru
mengalami peningkatan. Pada siklus I kinerja guru sudah dapat dikatakan cukup dengan nilai rata-rata yang diperoleh sebanyak 66,7. Pada siklus II, kinerja guru semakin
meningkat. Nilai rata-rata yang diperoleh sebanyak 86,9 dengan kategori sangat baik. Jadi semua komponen dalam pembelajaran mulai dari siklus I dan II semua mengalami
peningkatan baik proses maupun kinerja siswa sangat baik terbukti dari pengamatan dan nilai kinerja siswa maupun guru mengalamai peningkatan.
4. Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa
Krama dengan
Menggunakan Metode Fishbowl
Sebagaimana telah diuraikan pada awal laporan penelitian ini, masalah yang dihadapi dalam penelitian ini adalah keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa
yang masih rendah. Kompetensi standar minimal yang harus dicapai siswa yang telah ditetapkan dalam kriteria Ketuntasan Minimal KKM sebesar 75, dan ketuntasan secara
klasikal adalah 80. Faktor yang kedua adalah kurangnya kemampuan guru dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali potensi dalam dirinya dan
menuangkan gagasan atau ide dalam bentuk lisan. Pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama hendaknya dilaksanakan dengan memberikan keterlibatan Iangsung siswa dalam
proses pengamatan sampai dengan penyusunan skenario dan pengembangan ide dan gagasan berbicara bahasa Jawa krama.
Ternyata kemampuan siswa sesuai dengan kurikulum belum terpenuhi. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti menerapkan metode fishbowl untuk
meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama agar kemampuan mereka perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
mencapai batas KKM, atau memenuhi target penelitian ini yaitu 80 siswa mencapai nilai 75.
Pada siklus I, siswa yang sudah tuntas sebanyak sembilan belas siswa atau sebesar 68 , sedangkan sembilan siswa atau sebesar 33 siswa belum tuntas,
sehingga perlu dilanjutkan pembelajaran siklus II. Pada siklus II, siswa yang tuntas berjumlah 26 atau sebesar 93, sedangkan 7 belum tuntas atau sebanyak 2 siswa.
Target dalam penelitian ini adalah 80 siswa telah mencapai nilai di atas KKM yaitu 75. Pada siklus II 93 siswa telah mencapai KKM atau mencapai nilai rata-rata di atas
75. Dengan demikian, pada siklus II target penelitian telah tercapai. Pada siklus I, nilai rata-rata keterampilan berbicara bahasa Jawa krama
mencapai 74,5. Ada sembilan belas 68 siswa memperoleh nilai 74-81 atau berkategori baik. Namun sembilan siswa 33 masih ada yang memperoleh nilai 66-73
dengan kategori cukup. Pada Siklus I masih ada 33 atau 9 siswa yang memperoleh nilai di bawah standar kriteria ketuntasan minimal yaitu nilai 75. Sedangkan siswa yang
sudah memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal berjumlah 19 orang atau sekitar 68.
Pada siklus II, nilai rata-rata keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa mencapai 84,6. Ada dua siswa 11 memperoleh nilai lebih dari 91 dengan kategori
sangat baik, sembilan siswa 32 memperoleh nilai 86-90 atau berkategori baik. Siswa yang memperoleh nilai dibawah 75 dengan kategori cukup masih ada 2 siswa. Pada
siklus II, lebih dari 80 siswa sudah memperoleh nilai di atas standar kriteria ketuntasan minimal yaitu nilai 80.
5. Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran Berbicara Bahasa Jawa Krama