pertemuan ini siswa berpasangan dengan temannya untuk mempresentasikan dialog dengan bahasa Jawa krama. Siswa bergantian sebagai kelompok kecil, sedangkan
kelompok besar mengamati, sekaligus menilai temannya Guru menilai siswa sesuai dengan kriteria penilaian berdasarkan aspek penilaian berbicara bahasa Jawa krama
yaitu kosakata, tekanan, dan pemahaman., tata bahasa, dan kelancaran. Kegiatan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan metode fishbowl siklus II
pertemuan 2 pada siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan apat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.8 Suasana Ketika Siswa berdiskusi Fishbowl
Pada tahap evaluasi, guru bersama-sama siswa bertanya jawab tentang kesimpulan apa yang mereka peroleh dari diskusi tersebut. Siswa kemudian menuliskan
sendiri kesimpulan tersebut pada selembar kertas.
c. Observasi Siklus II 1 Pengamatan Kinerja Siswa Siklus II
Pengamatan penelitian pada siklus II ini menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan oleh peneliti yang disusun pada awal pembelajaran. Berdasarkan
pengamatan, siswa lebih aktif dan lebih senang mengikuti pembelajaran yang diawali dengan model pembelajaran fishbowl. Terlebih lagi ketika siswa terlebih dahulu diajak
melakukan permainan untuk menguji kosakata bahasa Jawa krama. Mereka terlihat lebih antusias dan penuh percaya diri.
commit to user
Pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama berjalan lancar. Hal ini tampak pada antusiasme siswa selama proses pembelajaran. Terjadi peningkatan minat siswa untuk
dapat berbicara bahasa Jawa krama. Siswa semakin menganggap bahwa pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama dengan metode fishbowl menarik. Mereka semakin
bersemangat untuk bekerja sama di dalam kelompok. Hal ini karena mereka beranggapan bahwa tugas yang dianggap berat dapat diselesaikan bersama-sama.
Kegiatan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan metode fishbowl siklus II pada siswa kelas VII G SMPN 3 Mejayan bertambah menarik karena di tiap
siklus ada siswa yang diberi penghargaan karena aktif dalam pembelajaran. Fenomena tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.9 Siswa Mendapat Penghargaan karena Aktif
Pada siklus II ini, metode fishbowl sangat membantu siswa mengatasi kesulitan dalam berbicara bahasa Jawa krama. Mereka yakin akan mendapatkan manfaat yang
besar yang didapat setelah mereka bisa berbicara menggunakan bahasa Jawa krama. Kebosanan yang biasanya menjadi kendala dalam pembelajaran berbicara dapat
terkurangi dengan cara berdiskusi. Siswa tampak lebih serius mengikuti pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama.
Dari hasil observasi siklus II yang meliputi lima aspek penilaian kinerja siswa dalam pembelajaran, kinerja siswa mengalami peningkatan. Adapun aspekaspek yang
diamati dan hash pada pengamatan kinerja siswa siklus II dalam pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama adalah sebagai berikut.
commit to user
Tabel 4.5. Hasil Pengamatan Kinerja Siswa Siklus II No
Aspek yang Dinilai Skor Pertemuan
Rerata I
II
1 Keaktifan siswa dalam mendengarkan
penjelasan guru 85
91 88
2 Keaktifan
siswa dalam
mengikuti pembelajaran
83 87
85
3 Kemampuan siswa dalam merespon dan
menjawab pertanyaan guru 73
75 74
4 Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok
80 84
82 5
Kemampuan dalam melaksanakan tugas guru
82 85
83,5
Berdasarkan data hasil pengamatan kinerja siswa pada siklus II di atas, dapat dideskripsikan bahwa aspek keaktifan siswa mengalami peningkatan. Siswa tidak lagi
canggung dalam proses pembelajaran, tidak lagi takut salah dalam berbicara, dan tampak sekali siswa lebih mudah dalam mengikuti pembelajaran berbicara bahasa Jawa
krama. Siswa Iebih kelihatan antusias dan senang dalam berdiskusi dengan model fishbowl. Keaktifan siswa dalam mendengarkan penjelasan mencapai persentase 89
dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran mencapai persentase 86. Siswa dalam merespon pertanyaan dan menjawab pertanyaan guru mencapai persentase 85.
Dalam berdiskusi kelompok siswa mcncapai persentase 84. Sedangkan kemampuan siswa dalam melaksanakan tugas guru mencapai persentase 91. Dengan kata lain
intensitas belajar siswa atau kinerja siswa dalam proses pembelajaran lebih baik dibandingkan kondisi siklus I dan mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
2 Pengamatan Kinerja Guru Siklus II
Rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang dan ditetapkan oleh peneliti dan guru kolaborator pada awal siklus II telah dilaksanakan sesuai dengan
rencana dan aturan. Tahapan demi tahapan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan metode pembelajaran fishbowl pada siklus II selesai dilaksanakan. Dalam
commit to user
pembelajaran, guru sudah sepenuhnya dapat mengkondisikan siswa terutama ketika praktik bermain peran. Siswa yang ketika siklus I masih berbicara dan kurang
memperhatikan siswa kelompok lain ketika maju bermain peran di depan kelas, kini sudah bisa lebih memperhatikan. Kegiatan guru sudah optimal dalam proses
pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama menggunakan metode fishbowl. Adapun hasil pengamatan kinerja guru siklus II tahap perencanaan pembelajaran berbicara
bahasa Jawa krama yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut.
Tabel 4.6 Nilai Kinerja Guru pada Siklus II No
Kegiatan Skor Pertemuan
Rerata I
II
1 Prapembelajaran
6 8
7 2
Kegiatan Pendahuluan 4
6 5
3 Kegiatan Inti
51 59
55 4
Kegiatan Penutup 5
7 6
Skor Perolehan 73
Skor Total
84
Nilai 86,9
Kategori Sangat Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa kinerja guru yang dilakukan selama pembelajaran
berbicara krama
pada siklus II sudah mengalami peningkatan
dibandingkan pada siklus I. Kegiatan I, yaitu kegiatan prapembelajaran dengan poin menyiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran serta memeriksa kesiapan siswa
mendapat skor 6 pada pertemuan 1 dan skor 8 pada pertemuan 2. Pada kegiatan II, yaitu kegiatan pendahuluan dengan poin memberikan apersepsi dan menginformasikan SK,
KD, tujuan, dan indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran mendapatkan skor 4 pada pertemuan 1 dan skor 6 pada pertemuan 2. Pada kegiatan inti, yaitu yang terdiri
poin penguasaan materi pembelajaran, pendekatanmetode pembelajaran, pemanfaatan sumbermedia pembelajaran, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan
siswa, dan penilaian proses dan hasil belajar mendapatkan skor 51 pada pertemuan 1 dan skor 59 pada pertemuan 2. Terakhir, pada kegiatan IV, yaitu kegiatan akhir
mendapatkan skor 5 pada pertemuan 1 dan skor 7 pada pertemuan 2. Skor total dari perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
yang diperoleh pada siklus II ini sebanyak 84 dengan nilai rata-rata 86,9 dengan kategori sangat baik. Catatan hasil pengamatan penilaian kinerja guru terlampir.
3 Penilaian Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama Siswa Siklus II
Peneliti telah melaksanakan pembelajaran dan melakukan penilaian terhadap keterampilan berbicara bahasa Jawa krama menggunakan metode fishbowl pada siklus
II, dan dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa khususnya keterampilan berbicara bahasa Jawa krama sudah mencapai target yang telah ditentukan atau memenuhi standar
ketuntasan minimal. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus 2 Panjang Interval
Frekuensi Persentase
71 – 75
3 11
76 – 80
7 25
81 – 85
7 25
86 – 90
9 32
91 – 95
2 7
Nilai Rata-Rata 84,6
Ketuntasan Klasikal 85
Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa: 1 siswa yang mendapat nilai 71-75 sebanyak 3 orang, 2 siswa yang mendapat nilai 76-80 sebanyak 7 orang, 3 siswa yang
mendapat nilai 81-85 sebanyak 7 orang, 4 siswa yang mendapat nilai 86-90 sebanyak 9 orang, dan 5 siswa yang mendapat nilai 91-95 sebanyak 2 orang.
Melihat hasil data tersebut dapat diketahui bahwa lebih dari 80 siswa sudah memperoleh nilai di atas standar kriteria ketuntasan minimal yaitu nilai 75 dengan kata
lain target dalam penelitian ini telah tercapai. Guna memberikan gambaran yang jelas mengenai peningkatan ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini.
commit to user
Tabel 4.8 Perbandingan Presentase Ketuntasan Klasikal Siklus I dengan Siklus II No
Siklus Jumlah Siswa
Persentase Ketuntasan Tuntas
Tidak Tuntas
1 Siklus I
19 9
67,8 2
Siklus II 26
2 92,8
Berdasarkan tabel di atas diperoleh gambaran bahwa persentase ketuntasan pada siklus II meningkat dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus I siswa yang tuntas hanya
19 orang dan yang tidak tuntas sebanyak 9 orang, sedangkan pada siklus II siswa tuntas menjadi 26 orang dan yang tidak tuntas 2 orang. Persentase ketuntasannya pun
meningkat dari 67,8 pada siklus I menjadi 92,8 pada siklus II. Guna lebih jelasnya, perolehan hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus II
digambarkan dalam grafik berikut ini.
Gambar 4.9 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
Guna memberikan gambaran yang jelas berkenaan peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa kelas VIII G tiap aspek dapat dilihat pada tabel
berikut ini. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.9. Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama siswa
No Aspek
Persentase Target Capaian Siklus I
Siklus II 1
Kosakata 68
80 2
Tekanan 79
86 3
Pemahaman 67
78 4
Tata Bahasa 80
91 5
Kelancaran 79
88 Rata-Rata
74 84
d. Refleksi Siklus II