BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan manusia dari waktu ke waktu semakin meningkat, demikian pula kebutuhan akan makanan. Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia karena di
dalamnya mengandung nutrisi yang diperlukan antara lain untuk pertumbuhan badan memelihara jaringan tubuh yang rusak diperlukan untuk berkembang biak dan untuk
proses yang terjadi di dalam tubuh, dan menghasilkan energi untuk dapat melakukan aktivitas.
Makanan yang dibutuhkan harus sehat dalam arti memiliki nilai gizi yang optimal, seperti vitamin, mineral, hidrat arang, lemak dan lainnya. Dengan semakin
banyak dan beragamnya aktivitas yang dilakukan di luar rumah, maka kebutuhan akan makanan tidak mungkin dapat dipenuhi atau disediakan dari makanan yang
diolah sendiri Widada, 2009. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan makanan di luar rumah tersebut,
semakin berkembang pula perusahaan atau perorangan yang menyediakan jasa pelayanan penyediaan makanan salah satunya adalah usaha makanan jajanan.
Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi
umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makanrestoran dan hotel Depkes RI, 2003.
Dalam kegiatan proses produksi makanan dan minuman tindakan hygiene dan sanitasi yang merupakan bagian dari kesehatan lingkungan juga analisis bahaya
dan titik pengendalian kritis HACCP: Hazard Analysis Critical Control Point merupakan salah satu upaya yang penting untuk menghindari pencemaran terhadap
hasil produksi. Terdapat enam prinsip hygiene dan sanitasi yang harus diperhatikan dalam proses pengolahan makanan dan minuman yaitu pemilihan bahan baku,
penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, penyimpanan makanan jadi, pengangkutan makanan, dan penyajian makanan jadi Depkes RI, 2004.
Semua usaha penyedia makanan dan minuman termasuk makanan jajanan dalam menyediakan makanan dan minuman harus menerapkan prinsip-prinsip
hygiene sanitasi makanan yaitu upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau berisiko dapat menimbulkan penyakit
atau gangguan kesehatan. Oleh karena itu, kualitas makanan dan minuman harus senantiasa terjamin setiap saat, agar masyarakat dapat terhindar dari penyakit karena
makanan. Penyakit yang ditimbulkan oleh makananminuman yang tercemar ini dikenal dengan food and water borne disease Mukono, 2004.
Telur merupakan salah satu bahan makanan yang banyak mengandung protein, khususnya protein hewani. Dalam sebuah telur terkandung asam amino yang
lengkap, hampir semua mineral, serta berkalori tinggi. Oleh karena sifat telur tersebut, maka telur sangat dianjurkan untuk dikonsumsi manusia. Banyak tujuan dan
cara orang dalam mengonsumsi telur, salah satunya adalah dikonsumsi mentah sebagai campuran minuman, seperti minuman TST ini. Mungkin karena adanya telur
dalam minuman ini, sehingga TST diyakini mampu menambah tenaga Dinneno, 2011.
Telur sangat rawan terinfeksi bakteri. Telur bisa mengandung bakteri makanan berbahaya yang disebut dengan Salmonella enteritidis S. enteritidis.
Bakteri ini umumnya masuk ke dalam telur melalui beberapa cara, salah satunya adalah terkontaminasinya kulit telur dengan kotoran. Bakteri ini bisa berpindah
ketika ayam menduduki kotoran tersebut. Selain itu, dapat juga terjadi karena ayam petelur sudah memiliki bakteri Salmonella di dalam ususnya. Pada manusia, bakteri
ini ditemukan di usus dan kotoran feses terutama pada orang yang sudah terinfeksi. Pada umumnya, Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Bakteri
Salmonella dapat menyebabkan diare, kram perut, dan demam dalam jangka waktu 8-72 jam pasca-mengonsumsi telur yang tercemar bakteri Hardani, 2003.
Di Jerman, infeksi Salmonella harus dilaporkan. Antara tahun 1990 dan 2005, jumlah kasus yang tercatat secara resmi menurun dari sekitar 200.000 kasus menjadi
sekitar 50.000 kasus. Diperkirakan bahwa setiap orang kelima di Jerman adalah pembawa Salmonella. Di Amerika Serikat, ada sekitar 40.000 kasus infeksi
Salmonella dilaporkan setiap tahun. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO, lebih dari 16 juta orang di seluruh dunia terinfeksi dengan demam tifoid setiap
tahunnya., Dengan 500.000 sampai 600.000 kasus fatal Wikipedia, 2012.
Salah satu jenis makananminuman jajanan yang beredar di masyarakat adalah teh susu telur atau yang lebih sering disebut dengan TST. Bahan pembuatan
minuman ini diracik dari teh, susu dan telur sehingga menjadi segelas minuman Indonesia
baru mengetahui bahwa produk telurnya terkontaminasi bakteri Salmonella sp. setelah Singapura pada tahun 1995, menolak masuknya telur yang diekspor
Indonesia, karena setelah diteliti mengandung Salmonella enteritidis Gatra, 2001.
nikmat dan dianggap mampu menambah tenaga atau membantu memulihkan tenaga yang drop karena aktifitas Dinneno, 2011. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Salmi 2006 tentang pemeriksaan Salmonella sp. pada teh telur yang dijual di Pasar Kurai Taji Sumatera Barat, tidak ditemukan adanya Salmonella sp. pada
minuman teh telur yang dijual di daerah tersebut. Berdasarkan survey yang penulis lakukan di kota Medan, khususnya di
kecamatan Medan Area yang terdapat banyak kafe atau warung minuman yang menjual minuman teh susu telur TST ini, banyak masyarakat yang mengonsumsi
minuman tersebut. Dengan bahan utama minuman ini memakai telur dalam pembuatannya, dan hygiene serta sanitasi kafe-kafe tersebut yang tidak terlalu
diperhatikan, maka penulis memandang perlu untuk melakukan penelitian tentang analisis bakteri Salmonella sp. pada minuman teh susu telur yang berada di
kecamatan Medan Area di kota Medan.
1.2 Perumusan Masalah