Prinsip 1 : Pemilihan Bahan Makanan Prinsip 2 : Penyimpanan Bahan Makanan

2.3 Prinsip Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman

Pengertian dari prinsip hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah pengendalian terhadap empat faktor yaitu tempatbangunan, peralatan, orang dan bahan makanan. Terdapat 6 enam prinsip hygiene sanitasi makanan dan minuman yaitu Depkes RI, 2004 : 1. Pemilihan bahan makanan 2. Penyimpanan bahan makanan 3. Pengolahan makanan 4. Penyimpanan makanan masak 5. Pengangkutan makanan 6. Penyajian makanan

2.3.1 Prinsip 1 : Pemilihan Bahan Makanan

Kualitas bahan makanan yang baik dapat dilihat melalui ciri-ciri fisik dalam hal ini bentuk, warna, kesegaran, bau dan lainnya. Bahan makanan yang baik terbebas dari kerusakan dan pencemaran termasuk pencemaran oleh bahan kimia seperti pestisida Kusmayadi, 2008. Bahan makanan atau minuman disebut aman bila memenuhi 4 empat kriteria, antara lain Kusmayadi, 2008: 1. Tingkat kematangan sesuai dengan yang diinginkan 2. Bebas dari pencemaran pada tahapan proses. 3. Bebas dari adanya perubahan secara fisik atau kimia akibat faktor-faktor luar. 4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit penyebab penyakit. Dalam pemilihan bahan makanan seperti telur pilihlah yang utuh, tidak pecahretak dan tidak kotor. Pada telur yang pecahretak, bakteri Salmonella sp. akan mudah tumbuh. Ada beberapa cara memilih telur yang baik diantaranya Hardani, 2003 : a. Telur diteropong satu per satu candling menggunakan teropong kertas ke arah cahaya terang. Telur yang baik kuningnya akan tampak bulat, sedangkan telur yang sudah lama atau kurang baik, kuning telurnya tidak terletak di tengah karena putih telurnya sudah encer. b. Tidak ada suara bila digoyangkan. Telur bergemericik karena rongga udara di dalamnya sudah lebih besar. Semakin lama usia telur, volume ruang udara bertambah. c. Jika telur dalam jumlah yang banyak, dapat dilakukan dengan cara merendam telur ke dalam air biasa dicampur air garam dengan perbandingan 1 liter air dengan 100 gram garam. Jika telur dalam kondisi baik maka telur akan tenggelam, tetapi jika telur dalam keadaan kurang baik maka telur akan mengapung. Telur yang terbaik adalah yang diambil langsung dari kandang tanpa perlakuan tambahan seperti pembersihan atau dilap karena akan memercepat pembusukan Kusmayadi, 2008.

2.3.2 Prinsip 2 : Penyimpanan Bahan Makanan

Tidak semua bahan makanan langsung dikonsumsi, tetapi mungkin disimpan baik dalam skala kecil, di rumah, maupun skala besar, di gudang Chandra, 2007. Tujuan penyimpanan bahan makanan adalah agar makanan tidak mudah rusak dan kehilangan nilai gizinya. Semua bahan makanan dibersihkan terlebih dahulu sebelum disimpan, yang dapat dilakukan dengan cara mencuci. Setelah dikeringkan kemudian dibungkus dengan pembungkus yang bersih dan disimpan dalam ruangan yang bersuhu rendah Kusmayadi, 2008. Syarat-syarat penyimpanan bahan makanan adalah Depkes RI, 2004 : 1. Tempat penyimpanan bahan makanan selalu terpelihara dan dalam keadaan bersih. 2. Penempatannya terpisah dari makanan jadi. 3. Penyimpanan bahan makanan diperlukan untuk setiap jenis bahan makanan : a. dalam suhu yang sesuai b. ketebalan bahan makanan padat tidak lebih dari 10 cm c. kelembaban penyimpanan dalam ruangan 80 - 90 4. Bila bahan makanan disimpan di gudang, cara penyimpanannya tidak menempel pada langit-langit dengan ketentuan sebagai berikut : a. jarak makanan dengan lantai 15 cm b. jarak makana dengan dinding 5 cm c. jarak makanan dengan langit-langit 60 cm 5. Bahan makanan disimpan dalam aturan sejenis, disusun dalam rak-rak sedemikian sehingga tidak mengakibatkan rusaknya bahan makanan. Bahan makanan yang masuk terlebih dahulu merupakan yang pertama keluar, sedangkan bahan makanan yang masuknya belakangan terakhir dikeluarkan atau disebut dengan sistem FIFO First In First Out. Ada 4 empat cara penyimpanan makanan yang sesuai dengan suhunya yaitu Depkes RI, 2004 : 1. Penyimpanan sejuk cooling, yaitu suhu penyimpanan 10°C - 15°C untuk jenis minuman buah, es krim dan sayur. 2. Penyimpanan dingin chilling, yaitu suhu penyimpanan 4°C – 10°C untuk bahan makanan yang berprotein yang akan segera diolah kembali. 3. Penyimpanan dingin sekali freezing, yaitu suhu penyimpanan 0°C - 4°C untuk bahan berprotein yang mudah rusak untuk jangka waktu sampai 24 jam. 4. Penyimpanan beku frozen, yaitu suhu penyimpanan 0°C untuk bahan makanan protein yang mudah rusak untuk jangka waktu 24 jam. Penyimpanan bahan makanan mentah dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 2.1 Penyimpanan Bahan Makanan Mentah Jenis bahan makanan Lama penggunaan 3 hari atau kurang 1 minggu atau kurang 1 minggu atau lebih Daging, ikan, udang dan olahannya -5°C sampai 0°C -10°C sampai 0°C kurang dari -10°C Telur, susu dan olahannya 5°C sampai 7°C -5°C sampai 0°C kurang dari - 5°C Sayur, buah dan minuman 10°C 10°C 10°C Tepung dan biji-bijian 15°C 25°C 25°C Sumber : Mukono, 2005

2.3.3 Prinsip 3 : Pengolahan Makanan

Dokumen yang terkait

Hygiene Sanitasi dan Analisa Kandungan Boraks pada Bakso Bakar yang Dijual Disekitar Sekolah Dasar di Kecamatan Medan Baru Kota Medan Tahun 2012

16 119 107

Analisis Escherichia coli dan Higiene Sanitasi pada Minuman Es Teh yang Dijual di Pajak Karona Jamin Ginting Kecamatan Medan Baru Tahun 2013

15 91 95

Pemeriksaan Salmonella sp. pada Minuman Teh Telur Yang Dijual Diwarung Minuman Pasar Kurai Taji Kota Pariaman Propinsi Sumatera Barat Tahun 2006

2 39 78

Higiene Sanitasi dan Analisa Eschericia coli Pada Minuman Es Kelapa Muda Yang Dijual Di Taman Teladan Kecamatan Medan Kota Tahun 2012

32 157 107

Kajian Cemaran Salmonella sp. Pada Susu Kedelai yang dijual di beberapa Pasar Tradisional di Kota Medan Tahun 2009.

36 211 90

Hygiene Sanitasi dan Analisa Pencemaran salmonella sp. pada Daging Sapi Olahan (daging burger) Sebelum danSesudah Digoreng yang Dijual di Kelurahan Helvetia Timur Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan Tahun 2013

0 22 82

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Hygiene dan Sanitasi - Hygiene Sanitasi dan Analisa Kandungan Boraks pada Bakso Bakar yang Dijual Disekitar Sekolah Dasar di Kecamatan Medan Baru Kota Medan Tahun 2012

0 3 34

Hygiene Sanitasi dan Analisa Kandungan Boraks pada Bakso Bakar yang Dijual Disekitar Sekolah Dasar di Kecamatan Medan Baru Kota Medan Tahun 2012

0 0 14

Analisis Escherichia coli dan Higiene Sanitasi pada Minuman Es Teh yang Dijual di Pajak Karona Jamin Ginting Kecamatan Medan Baru Tahun 2013

0 1 13

Hygiene Sanitasi dan Analisis Salmonella sp. pada Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area Kota Medan Tahun 2012

0 0 12